nusabali

3 SD di Singaraja Dipakai Karantina PMI

Bupati Buleleng Minta Semua Desa Siapkan Ruang Isolasi

  • www.nusabali.com-3-sd-di-singaraja-dipakai-karantina-pmi

Selama 14 hari karantina di SDN 1, SDN 2, dan SDN 6 Banjar Jawa, Singaraja, para pekerja migran akan diawasi ketat oleh petugas Kecamatan Buleleng

SINGARAJA, NusaBali
Tiga sekolah dasar (SD) di Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan Buleleng, yakni SDN 1, SDN 2, dan SDN 6, dijadikan tempat karantina selama 14 hari bagi pekerja migran Indonesia (PMI) yang baru pulang dari luar negeri. Ketiga SD yang berada dalam satu lokasi di Jalan Ngurah Rai Si-ngaraja ini disiapkan untuk mengisolasi para PMI asal 17 kelurahan wilayah Kecamatan Buleleng.

Karantina di SDN 1 Banjar Jawa, SDN 2 Banjar Jawa, dan SDN 6 Banjar Jawa sudah diberlakukan sejak Minggu (5/4) sore. Pada hari pertama kemarin, baru terdata 5 PMI yang menjalani karantina di SDN 1 Singaraja. Rinciannya, 4 orang laki-laki dan 1 perempuan. Mereka akan dikarantina selama 14 hari ke depan.

Camat Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara, mengatakan secara keseluruhan ada 302 PMI asal 17 kelurahan di Kecamatan Buleleng yang akan pulang dari luar negeri. Untuk mengkarantina mereka, pihaknya terus berupaya menyiapkan tempat. Sat ini, baru bisa disiapkan 4 ruangan kelas di SDN 1 Banjar Jawa, yang mampu menampung 18 PMI.

“Kami akan terus bergerak menyiapkan ruangan. Sebab, kedatangan PMI tidak bersamaan,” ujar Gede Dody saat ditemui NusaBali di SDN 1 Banjar Jawa, Singaraja, Minggu kemarin.

Pantuan NusaBali, masing-masing ruangan di SDN 1 Banjar Jawa disiapkan 4 tempat tidur, dengan jarak yang sudah diatur. Alas tempat tidur itu menggunakan meja belajar yang posisinya dijejer, kemudian diisi kasur dan bantal.

Fasilitas yang disiapkan di masing-masing ruangan, antara lain, kipas angin, air minum dalam satu galon, WiFi, dan televisi. Sedangkan di masing-masing tempat tidur, terdapat fasilitas almari kecil untuk pakaian dan jemuran kecil. Sementara untuk MCK di SDN 1 Banjar Jawa, terdapat satu kamar mandi yang dapat digunakan secara bergiliran.

Gede Dody mengatakan, untuk biaya makan bagi PMI selama 14 hari isolasi, nantinya akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak kecamatan. Makan ditanggung 3 kali sehari, dengan tambahan satu kotak snack. Seluruh kebutuhan PMI tersebut akan dilayani oleh staf kecamatan yang bertugas di lokasi.

“Kami akan tempatkan 8 petugas setiap harinya. Nanti mereka tugas bergiliran dua sift. Untuk biaya, kami belum bisa menghitung, karena anggaran ini terus bergerak sesuai perkembangan di lapangan,” jelas Birokrat asal Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini.

Menurut Gede Dody, masa karantina bagi PMI yang baru pulang dari luar negeri akan dilakukan selama 14 hari. Pada hari terakhir karantina, akan dilakukan rapid test. Bila hasil rapid terst negatif, maka PMI bersangkutan akan diizinkan pulang ke rumah masing-masing.

Sementara, untuk menghilangkan rasa jenuh selama masa karantina 14 hari, para PMI disiapkan fasilitas olahraga, seperti meja pingpong. Tiap pagi dan sore, pihak kecamatan juga menyiapkan program olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh bagi PMI.

“Tempatnya sangat memungkinkan, karena halaman cukup memadai untuk berolahraga. Nanti kami akan siapkan meja pingpong. Kami juga akan mendatangkan petugas medis untuk memantau kesehatan masing-masing PMI,” terang mantan Sekretaris Kecamatan Kubutambahan dan Sekretaris KPU Buleleng ini.

Gede Dody menyebutkan, para PMI yang menjalani karantina di SDN 1 Banjar Jawa, SDN 2 Banjar Jawa, dan SDN 6 Banjar Jawa akan diawasi ketat oleh petugas yang ditempatkan di lokasi. Keluarga PMI hanya diizinkan masuk menjengguk dengan mengikuti Protap penanganan Covid-19.

“Gedung sekolah ini kan sudah ditembok keliling, nanti keluar masuknya lewat satu pintu. Bagi masyarakat selain pihak keluarga, tidak kami izinkan masuk. Kalau keluarganya, diizinkan masuk, tetapi kami batasi sesuai Protop Covid-19,” tegas Gede Dody, yang notabene calon Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng setelah menduduki ranking teratas dalam selaksi terbuka di Pansel.

Sementara itu, untuk PMI dari luar Kecamatan Buleleng (Kota Singaraja), mereka akan menjalani isolasi di desa masing-masing. Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor: 140/266/SE/DPMD/2020 tertanggal 10 April 2020,  agar masing-masing desa menyediakan ruang isolasi tersendiri yang layak.

Ruang isolasi yang disiapkan masing-masing desa di Buleleng, bisa memanfaatkan gedung sekolah, rumah pribadi yang disewa oleh pihak desa, dan tempat lainnya yang layak untuk ruang isolasi. Menurut Bupati Agus Suradnyana, langkah ini diambil agar seluruh PMI yang baru pulang dari luar negeri menjalani isolasi selama 14 hari, sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19.

Pengawasan terhadap PMI yang menjalani isolasi di masing-masing desa, nantinya akan dilakukan oleh Satgas Gotong Royong Pencegahan dan Penganggulanan Covid-19 Tingkat Desa. Menurut Agus Suradnyana, walaupun PMI itu sudah menjalani rapid test dan dinyata-kan negatif saat tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, tetapi masa inkubasi virus Corana kan tidak tahu.

“Makanya, mereka (PMI) kembali harus menjalani isolasi selama 14 hari di desa masing-masing. Setelah itu, mereka kembali di-rapid test ulang, bila hasilnya negatif, barulah kemudian dibolehkan pulang ke rumah-nya,” jelas Bupati Agus Suradnyana yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng diu Singaraja, Minggu kemarin.

Secara terpisah, Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, mengaku belum mendapatkan data pati jumlah PMI asal Gumi Panji Sakti yang sudah dan akan pulang dari luar negeri. Menurut Suyasa, pihaknya hanya mendapatkan data setelah PMI tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban.

“Belum ada data pasti, karena ketika tiba di bandara, mereka akan mejalani rapid test. Bila hasilnya positif, langsung menjalani isolasi di Denpasar. Bila negatif, mereka diizinkan balik ke kampung seperti ke Buleleng. Nah, PMI yang negatif inilah yang kami isolasi lagi selama 14 hari di Buleleng,” jelas Suyasa yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng.

Suyasa menyebutkan, saat ini pasien positif Covid-19 yang dirawat di Buleleng masih tetap 1 orang. Sebelumnya, pasien berkode PDP 10 ini telah dilakukan tes swab pertama dan hasilnya negatif. Saat ini, masih menunggu hasil swab yang kedua.

Sedangkan Pasien dalam Pengawasan (PDP) yang saat ini masih dalam perawatan di Buleleng, kata Suyasa, juga tetap 1 orang. “Sementara Orang dalam Pengawasan (ODP) yang bergejala, terjadi penambahan satu orang lagi hingga jumlagnya menjadi 3 orang. Penambahan 1 ODP berasal dari pekerja kapal pesiar dengan gejala batuk. Namun, setelah dilakukan rapid tes di bandara, hasilnya negatif dan saat ini sedang isolasi mandiri,” tandas mantan Asisten Administrasi Umum Setda Bule-leng dan Kadis Pendidikan Kabupaten Buleleng ini.

Sementara, jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) secara akumulatif di Buleleng, mencapai 163 orang. Dari jumlah itu, 137 orang di antaranya sudah selesai masa pantau dan 26 orang menjalani karantina mandiri.

Selain PDP, ODP, dan OTG, menurut Suyasa, saat ini juga sedang dilakukan pemantauan terhadap pelaku perjalanan negara terjangkit dan wilayah transmisi lokal. Adapun jumlahnya secara akumulatif sebanyak 1.775 orang, 786 orang di antaranya telah berkahir masa pantau selama 14 hari. Sisanya, sebanyak 989 orang masih dipantau oleh Puskesmas setempat. *k19

Komentar