nusabali

Korban Perang, Berpindah ke Berbagai Negara

Kisah Pemain Bali United, Brwa Hekmat Nouri

  • www.nusabali.com-korban-perang-berpindah-ke-berbagai-negara

DENPASAR, NusaBali
Pemain Bali United Brwa Hekmat Nouri memiliki perjuangan panjang untuk menjadi pemain sepakbola.

Pasalnya, masa kecil Brwa Nouri dilalui dengan berpindah-pindah negara akibat perang di Timur Tengah. Kedua orang tuanya berasal dari etnis Kurdi yang menetap di Irak. Etnis ini tak hanya di Irak, tapi juga di Iran, Suriah, hingga Turki. Namun hampir semua negara itu tak mengakui keberadaan mereka. Imbasnya, orang-orang Kurdi kerap mendapat penindasan.

Salah satunya di Irak yang pernah membantai etnis Kurdi pada periode 1986-1989. Dilaporkan 50 ribu hingga 180 ribu orang tewas dalam genosida yang dikenal dengan operasi anfal. Genosida itu bagian dari perang Iran-Irak pada 1980-an. Sebanyak 200 ribu populasi Kurdi di Irak pun mengungsi ke negara lain.

Salah satunya keluarga Nouri yang terpaksa meninggalkan Irak. Nouri pun lahir pada 1987 ketika keluarganya menetap sementara di Iran.

"Saya lahir di Iran karena terjadi perang di Irak. Saat itu Saddam Hussein mengebom dan menghancurkan kota beserta orang-orangnya," kata Nouri, di Youtube Bali United.

"Kami juga mengungsi ke Suriah, Yordania, Yunani, Turki, lalu ke Swedia. Jadi, sebenarnya saya tak begitu ingat dengan kehidupan masa muda saya," ujar Nouri, dilansir detik.Sport.

Pada akhirnya keluarga Nouri menetap di Swedia dan mendapat kehidupan nyaman. Bisa dibilang Swedia negara yang sangat terbuka dengan kedatangan korban-korban perang. Dari catatan ada 2,6 juta imigram, diantaranya dari Suriah (191 ribu) dan Iraq (146 ribu).

Nouri pun memulai perjuangannya menjadi pesepakbola di Swedia. Dia menapaki kariernya sejak usia 13 tahun. Klub pertamanya Vasalunds IF, untuk belajar teknik dasar sepakbola. Lalu gabung AIK Fotboll dan mendapat kontrak profesional pertamanya pada 2004.

"Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan hidup di Swedia. Ada banyak orang (Kurdi) lain yang tak mendapatkan kesempatan seperti saya. Jadi saya sangat bersyukur," ucap Nouri.

Dengan latar belakangnya yang begitu kompleks, dia mengaku bingung dengan identitasnya. Orang selalu menganggapnya sebagai imigran dimanapun dirinya berada, baik di Swedia maupun di Kurdistan yang merupakan daerah otonomi etnis Kurdi di Irak.

Meski tak punya kenangan indah dengan negara asalnya, Nouri tetap menganggap dirinya sebagai orang Irak. Dia tetap bangga dengan identitasnya sebagai orang dari etnis Kurdi.

Karier Nouri mulai menjanjikan saat bermain untuk Ostersund, sejak 2013 hingga 2018. Di klub itu pula Nouri bermain di ajang Liga Europa dan tampil melawan klub-klub sekelas Galatasaray hingga Arsenal.

Timnas Irak melihat potensi itu dan  memanggilnya pada 2016 untuk Kualifikasi Piala Dunia 2018. Sebagai orang Kurdi, ini kesempatan langka dan dia pun bahagia atas pemanggilan ini.

"Saat pertama gabung, ada banyak sekali perbedaan, mulai dari bahasa dan hal-hal lainnya.  Tapi buat saya, tak ada masalah. Saya terbiasa dengan hal itu," kata Brwa Nouri.*

Komentar