nusabali

Pengusaha Garmen Kebanjiran Pesanan Masker Kain

  • www.nusabali.com-pengusaha-garmen-kebanjiran-pesanan-masker-kain

MANGUPURA, NusaBali
Pengusaha garmen yang memproduksi masker berbahan kain kebanjiran pesanan.

Dalam sehari tak kurang sekitar 2.000 lembar masker laku terjual baik eceran maupun grosir. Peningkatan pesanan ini sudah terjadi sekitar sepekan. Salah satu pengusaha garmen di Banjar Dajan Peken, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung, mengaku permintaan masker berbahan kain cukup tinggi belakangan ini. Pesanan tidak saja dari warga lokal tapi juga datang dari luar Bali. “Kami hanya membuat sesuai pesanan saja. Bahkan, kami juga mengirim hingga ke luar Bali,” ungkap salah seorang pengusaha garmen Ni Nyoman Trisnawati, Rabu (8/4).

Menurut Trisnawati, dalam sehari masker yang dibikin bisa laku terjual sebanyak 2.000 pieces. Satu lembar masker kain dua lapis dibandrol Rp 6.000.

Dalam membuat masker, wanita yang mengawali bisnis garmen sejak 2010 ini dibantu oleh sekitar 40-an karyawan. Di samping itu, ibu-ibu yang punya usaha menjahit pribadi di lingkungan sekitar juga ikut diberdayakan memproduksi masker di saat orderan kebaya sepi. “Sejauh ini ada 15.000 masker kain telah kami produksi dalam waktu 1 minggu ini,” ungkap Trisnawati.

Trisnawati menyatakan tengah merancang masker kain antiair. Dia berharap masker antiair tersebut dapat lebih kuat menangkal virus Corona atau Covid-19 meski diakui tidak bisa 100 persen. Untuk masker antiair dihargai lebih mahal yakni Rp 7.000 per lembar.

“Kami sudah dapat sekitar 10.000 pesanan untuk masker antiair ini. Memang ini inovasi kami sendiri. Kami berpikir apa yang bisa diperbuat agar setidaknya membantu untuk perlindungan masyarakat,” tutur Trisnawati.

Tidak hanya memproduksi masker kain, Trisnawati juga memproduksi baju hazmat sekali pakai bagi tenaga medis. Meski begitu, baju hazmat yang diproduksi hanya khusus tenaga medis atau masyarakat yang akan menyumbang untuk tenaga medis.

Sementara, Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kabupaten Badung I Made Widiana, memotivasi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk memproduksi alat pelindung diri (APD), baik masker maupun baju hazmat. Dorongan terhadap pelaku usaha kecil ini sebagai upaya turut melindungi masyarakat dari pandemi virus Corona (Covid-19). “Kami motivasi UMKM produksi masker bagi masyarakat. Kami lakukan pendampingan, sehingga bisa mendorong industri kecil tumbuh berkembang,” ujarnya.

Berdasarkan data dari Dinas Kopersasi, UKM, dan Perdagangan, selain di Desa Penarungan, pelaku UMKM yang telah memproduksi masker sudah bermunculan di Desa Bongkasa, Kerobokan, Dalung, Kerobokan Kaja, dan Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan.

“Dengan memproduksi masker, lapangan kerja jalan. Setidaknya mereka juga ikut membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan masker saat ini,” tandas mantan Camat Kuta Selatan, ini. *asa

Komentar