nusabali

Ditengah Pandemi Covid-19, Warga Mengeluh Air PDAM Mati

  • www.nusabali.com-ditengah-pandemi-covid-19-warga-mengeluh-air-pdam-mati

DENPASAR, NusaBali
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Tukad Penet yang merupakan tempat pembelian air Perumda Tirta Sewakadarma lagi-lagi mengalami masalah pada bendung karet penampung air pada Selasa (7/4).

Karet bendung kembali robek setelah mendapat perbaikan beberapa waktu lalu. Akibatnya, warga dalam situasi pandemi Covid-19 (virus Corona) ini harus kembali mengalami krisis air.


Wilayah yang terdampak dari gangguan ini yakni wilayah Denpasar Barat seperti Jalan Gunung Sanggiang, Jalan Gunung Agung, Jalan Gunung Gede, Jalan Gunung Asem, Jalan Padang Kartika, Jalan Gunung Lebah, Jalan Gunung Lumut, Jalan Buana Raya, Perumahan Kertapura, Jalan Pura Demak, Perumnas Monang Maning serta beberapa wilayah di sekitarnya.

Salah satu warga yang tinggal di Perumahan Purnawira, Desa Padangsambian Kelod, Denpasar Barat, Oka Rusmini mengeluh air PDAM mati sejak pagi. Dia mengatakan, dengan air tidak mengalir dia dan warga yang terimbas tidak bisa melakukan kegiatan seperti mandi, cuci piring, sampai cuci tangan yang dianjurkan pemerintah tidak bisa dilaksanakan.

"Bagaimana mau cuci tangan seperti yang dihimbau di instagram PDAM. Bahwa bagi masyarakat untuk rajin mencuci tangan dengan air mengalir lagi. Bagaimana caranya mencuci tangan dengan air mengalir sementara air saja mati?" keluh Oka Rusmini.
 
Tak hanya sekali, kejadian seperti ini juga dikatakannya sudah terjadi berkali-kali dan permasalahannya selalu sama dikarenakan ada kebocoran. Oka Rusnuni meminta agar Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra mencarikan solusi terkait masalah ini. "Terus dan sering mati dalam jangka waktu panjang. Persoalannya tetap di tempat yang sama. Sebagai warga masyarakat Padangsambian Kelod tiang mohon Pak Wali mencari solusi yang cerdas dan tepat karena sudah terlalu sering. Di tengah pandemi Covid-19 seperti ini, pemimpin harus menunjukkan loyalitasnya untuk masyarakat," katanya.
 
Bahkan Oka Rusmini menambahkan, dari informasi resmi di media sosial PDAM Kota Denpasar, dikatakan jika air baru akan kembali normal pada 15 April 2020 mendatang. "Ini bahaya kalau lama airnya tidak mengalir. Terlalu lama, kita mau bagaimana? Selalu saja permasalahannya di sana. Sudah berkali-kali tetapi tidak ada perbaikan yang bagus dilakukan PDAm," jelasnya.
 
Sementara dikonfirmasi terpisah, Kasubag Humas Perumda Tirta Sewaka Dharma, I Ketut Jombang Suhendra mengatakan, terganggunya aliran air ini dikarenakan karet pada bendungan SPAM Penet Provinsi Bali robek. Kejadian ini terjadi mulai 7 April 2020 pukul 08.30 Wita dan membuat pendistribusian air ke Denpasar juga terganggu. "Ada indikator bocor di bagian lepitan karet sehingga jaringan menuju PDAM ditutup dikarenakan level di rvs 5000 sudah di batas minimum," ungkapnya.
 
Pihaknya mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida untuk tindak lanjut penanganan. Menurutnya, saat ini pihak BWS masih melakukan koordinasi dengan teknisi dan koordinator lapangan. Perbaikan terkait kebocoran ini diperkirakan baru selesai pada 14 April 2020 mendatang sehingga air baru bisa mengalir normal ke Denpasar pada 15 April 2020. *mis

Komentar