nusabali

Pariwisata Lesu, Krama Kalibukbuk Terima Beras dan Uang Tunai

  • www.nusabali.com-pariwisata-lesu-krama-kalibukbuk-terima-beras-dan-uang-tunai

Masing-masing krama mendapat bantuan beras 15 kg, telur 1 krat dan uang tunai Rp 50.000.

SINGARAJA, NusaBali
Krama Desa Adat Kalibukbuk, Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng, mulai mendapat bantuan beras, telur dan uang tunai dari desa adat setempat. Bantuan ini menyusul melemahnya sektor pariwisata di kawasan wisata Lovina, akibat pandemi virus Corona (Covid-19).

Bantuan beras dan uang tunai mulai dibagikan oleh Prajuru Desa Adat Kalibukbuk, Selasa (7/4) pagi di Wantilan Pura Desa Kalibukbuk. Masing-masing krama mendapat bantuan beras 15 kg, telur 1 krat dan uang tunai Rp 50.000. Selain menerima bantuan beras, telur, dan uang tunai, krama juga mendapat bantuan masker gratis dari anggota Fraksi PDIP DPRD Buleleng, asal Desa Kalibukbuk, Ni Kadek Turkini.

Bendesa Adat Kalibukbuk Jero Gede Subrata mengatakan, krama Adat Kalibukbuk 461 kepala keluarga (KK). Dari jumlah itu, 365 KK diberikan bantuan berupa beras 15 kg, telur 1 krat dan uang tunai Rp 50.000. 96 krama hanya diberikan bantuan beras 10 kg dan telur 1 krat, tanpa uang tunai. Karena mereka berstatus nyada (tidak aktif karena usia atau sesuai dengan awig desa adat,Red). “Kami berikan bantuan ini dibagi dua, bagi krama Ngayah dan Nyada. Ngayah itu karena mereka masih aktif dalam kegiatan upacara 365 KK,” katanya.

Kata Bendesa Subrata, pemberian bantuan beras, telur, dan uang tunai bagi krama adat, sebagai salah satu upaya ikut dalam penanganan wabah Covid-19. Karena wabah Covid-19 berdampak signifikan terhadap penghasilan Krama Adat Kalibukuk yang sebagian besar berkecimpung di bidang pariwisata. “Sekarang lihat saja, kondisi kawasan wisata di Lovina yang menjadi wawidangan (wilayah) kami, hampir semua aktivitas pariwisata terhenti karena wabah virus Corana ini. Sehingga praktis mereka tidak punya pendapatan. Jadi kami mengambil peran sesuai dengan kebijaka pemerintah, kami ikut membantu meringankan beban krama,” terangnya.

Menurutnya, biaya dari bantuan yang dibagikan kepada seluruh krama bersumber dari kas adat terdiri dari pendapatan Desa Adat dan Pendapatan Labda Pancingkreman Desa (LPD) Rp 110 juta. Dikatakan, sebelumnya dana  ini untuk biaya kegiatan upacara di Pura Bukit Sari, Desa Adat Kalibukbuk, pada Purnama Kedasa, Anggara Pon Merakih, Selasa (7/4). Namun karena ada kebijakan dari pemerintah dan keputusan PHDI, maka dana itu dialihkan untuk kepentingan penanganan dampak wabah Covid-19.

“Semula dana itu untuk upacara Nyatur usai prosesi upacara Ngeteg Linggih. Karena desa adat juga diwajibkan dalam penanganan virus Corana, akhirnya melalui paruman disepakati dana itu dialihkan untuk pembagian beras, telur dan uang kepada krama,” papar Bendesa Subrata.

Selain pembagian beras, telur, dan uang tunai, masing-masing krama Desa Adat Kalibukbuk juga mendapat masker. Anggota Fraksi PDIP Ni Kadek Turkini  mengakui, pembagian masker kepada seluruh krama sebagai wujud kepedulian terhadap dampak wabah Covid-19. “Kami melaksanakan instruksi dari Gubernur Bali Wayan Koster. Selain membagi masker, kami juga lakukan spraying ke rumah-rumah warga dan fasilitas umum lainnya,” kata mantan Ketua Fraksi PDIP DPRD Buleleng ini.

Sementara itu, salah seorang krama lanjut usia Ketut Nuriti menerima bantuan beras, telur, dan uang lauk pauk. Dia mengaku sangat bersyukur ada bantuan dari desa adat. Dia yang merupakan lansia berstatus janda memang masih ditanggung anak laki-lakinya. Namun bantuan dari desa adat ini, disebutnya, sangat membantu karena saat ini anaknya yang bekerja sebagai driver freeland (sopir paruh waktu) tidak mendapat pesanan antar-jemput sejak sebulan belakangan ini. “Gembira sekali saya dapat bantuan. Anak saya kerja sopir antar tamu sekarang lagi sepi. Bantuan ini sangat membantu,” ungkap nenek renta ini.*k19,k23

Komentar