nusabali

Pemkab Gianyar Gelontor Sembako secara Door to Door Kepada 7.554 Keluarga Miskin

  • www.nusabali.com-pemkab-gianyar-gelontor-sembako-secara-door-to-door-kepada-7554-keluarga-miskin

GIANYAR, NusaBali
Pemkab Gianyar siapkan bantuan sembako gratis untuk 7.554 kepala keluarga (KK) miskin di Gumi Seni.

Paket sembako senilai masing-masing Rp 400.000 ini dibagikan sebagai bekal di rumah, menyusul rencana Nyepi Desa Adat selama 3 hari di seluruh Bali, 18-20 April 2020, yang diwacanakan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali dan PHDI Provinsi Bali, sebagai upaya cegah penyebaran wabah Covid-19 (virus Corona).

Bupati Gianyar, Made Agus Mahayastra, mengatakan anggaran yang digunakan untuk pengadaan paket sembako gratis bagis 7.554 KK miskin ini mencapai sekitar Rp 3 miliar. Dananya diambilkan dari anggaran penanganan Covid-19 yang besarnya mencapai Rp 100,7 miliar.

Menurut Bupati Mahayastra, pendistribusian 7.554 paket sembako gratis ini rencananya akan dilakukan secara door to door ke rumah-rumah keluarga miskin, sebelum pelaksanaan nyipeng. Sembako harus sudah terdistribusikan paling lambat Rabu (15/4) depan.

“Berpedoman dari data yang ada, di Gianyar tercatat 7.554 KK miskin. Dalam situasi begini, kita ingin bantu mereka. Ini yang kita prioritaskan terlebih dulu,” jelas Bupati Mahayastra didampingi Sekda Kabupaten Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya, dalam keterangan persnya di Kantor Bupati Gianyar, Selasa (7/4).

Jika nanti situasi kabrebehan berlangsung panjang dengan diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di mana masyarakat tidak bisa lagi bertahan hidup, kata Mahayastra, bukan tak mungkin bantuan sembako ini akan diperluas. “Kita harus pikirkan semua. Namun, sekarang yang miskin dulu kita kasi bantuan sembako untuk persiapan Nyipeng Eka Brata ini,” tegas Mahayastra.

Menurut Mahayastra, paket sembako gratis senilai Rp 400.000 per KK miskin yang akan dibagikan ini, berisi beras, telor, mie, dan sejenisnya. “Bantuan ini khusus untuk Nyipeng Eka Brata selama 3 hari saja. Karena mereka harus siap bahan makanan di rumah,” jelas Bupati asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Gianyar yang juga Ketua DPC PDIP Gianyar ini.

Mahayastra menyebutkan, paket sembako senilai Rp 400.000 ini diperkirakan cukup untuk konsumsi satu keluarga beranggotakan 4-5 orang selama 7-10 hari. Untuk teknis pembagiannya, akan disalurkan secara door to door.

“Nanti kita kumpulkan beras, telor, mie, dan sejenisnya di GOR Kebo Iwa Gianyar. Kita packing menjadi 7.554 paket. Setelah itu, OPD (organisasi perangkat daerah) yang memiliki desa binaan akan mendistribusikannya ke Satgas Penanggulangan Covid-19 di masing-masing desa. Selanjutnya, Satgas yang menyalurkan bantuan sembako itu ke rumah-rumah warga miskin,” papar Mahayastra.

Keluarga miskin penerima baguan sembako gratis yang berjumlah 7.554 KK itu tersebar di 7 kecamatan se-Gianyar. Terbanyak berada di wilayah Kecamatan Gianyar yaknu 1.670 KK, disusul Kecamatan Sukawati (1.446 KK), Kecamatan Tegallalang (1.272 KK), Kecamat Tampaksiring (929 KK), Kecamatan Ubud (903 KK), Kecamatan Blahbatuh (724 KK), dan Kecamatan Payangan (610 KK).

Menurut Mahayastra, bantuan sembako ini belum menyentuh pekerja harian. Pasalnya, sejauh ini pekerja harian dianggap masih bisa bertahan. Namun, Pemkab Gianyar juga sudah memperhitungkan mereka. Lagipula, anggaran yang dialokasikan untuk penanggulangan Covid-19 di Kabupaten Gianyar cukup besar, yakni sekitar Rp 100,7 miliar.

“Nanti kalau memang sudah waktunya, kita juga akan menyasar pekerja harian yang, jumlahnya akan jauh lebih besar daripada yang kita bantu saat ini (sembako bagi keluarga miskin, Red). Jadi, kami sampaikan bahwa Kabupaten Gianyar siap untuk tangani Covid-19 ini,” tandas mantan Ketua DPRD Gianyar dua kali periode (2004-2009, 2009-2013) ini.

Namun demikian, kata Mahayastra, pihaknya harus berhitung terlebih dulu terkait berapa keperluan beras dan lain-lainnya. Yang jelasm terkait rencana Nyipeng Eka Brata selama 3 hari nanti, Bupati Mahayastra mengajak masyarakat Gianyar agar mematuhi ketentuan dengan cara diam di rumah.

“Hindari pergi keluar rumah. Tetap di rumah, mari bersama bahu membahu korbankan diri dengan diam di rumah. Mari kita menahan diri agar di Bali tidak lagi meningkat jumlah kasusnya (pasien tertular Covid-19, Red),” pinta Mahayastra. *nvi

Komentar