nusabali

Masker Kain Jadi Alternatif Pencegahan Covid-19, Efektifkah?

  • www.nusabali.com-masker-kain-jadi-alternatif-pencegahan-covid-19-efektifkah

DENPASAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 di Indonesia menjadi salah satu pemicu meningkatnya permintaan masker.

Masker yang dianjurkan dipakai adalah masker N95 dan masker bedah sekali pakai yang biasanya berwarna hijau. Namun keterpaksaan akibat kekurangan stok masker tersebut membuat sejumlah orang tak punya pilihan lain selain menggunakan masker kain sebagai opsi terakhir. Alhasil belakangan muncul industri rumahan yang memproduksi masker kain tersebut.

Seperti yang dilakukan  Ni Ketut Sujianingsih. Penjahit kebaya di Tegal Harum Denpasar Barat banting stir memproduksi masker kain. Hal ini ia kerjakan sejak kasus virus Corona mulai muncul di Bali beberapa hari lalu. "Saya memutuskan membuat masker setelah ada teman yang bekerja di RS memberi tahu masker sudah langka," kata Sujianingsih yang mulai mengerjakan produk masker sejak 10 hari lalu.

Sujianingsih mengaku awalnya agak takut-takut kalau masker yang dibuatnya tidak sesuai standar kesehatan. Namun koleganya menyemangati dan menginformasikan bahwa masker bisa dibuat dengan kain katun dan dilapisi. "Jadi saya berani buat. Bahannya kain katun jepang dan di dalamnya ada kain kapas biar sesuai standar. Ini bisa disetrika dan bisa dipakai berulang-ulang, jadinya lebih praktis,” jelasnya.

Dalam sehari, Sujianingsih bisa memproduksi sebanyak 70 pcs masker dari kain. Masker yang ia buat terdiri dari tiga jenis sesuai lapisannya. Harga masker yang dibuatnya ini pun berkisar mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 15.000. "Jika hanya satu lapis harganya Rp 5.000, kalau dua lapis harganya Rp 10.000, dan yang tiga lapis harganya Rp 15.000," jelasnya.

Untuk membuat satu masker dia membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit. Pembuatannya pun menurutnya gampang-gampang susah. "Belajarnya ya otodidak. Kelihatannya kecil dan simpel, tapi cukup lama buatnya," kata penjahit kelahiran 19 Januari 1989 ini.

Dan karena dia bekerja sendiri, pesanan pun dibatasi. Untuk memasarkan masker kain bikinannya, ia juga memanfaatkan media sosial “Lumayan juga ada yang nyari. Ini dapat pesanan dari yayasan untuk disumbangkan,” tuturnya.

Disinggung mengenai keefektifan masker kain untuk menghalau virus Covid-19, ia tak mau ambil pusing. "Tetap bikin karena masker sudah susah dicari. Ini sudah dilapisi. Mending pakai ini ketimbang tidak ada perlindungan sama sekali. Juga bisa untuk menghalau debu atau polusi," tutupnya.

Lalu apakah masker kain efektif untuk digunakan di tengah pandemi Covid-19 saat ini?

Dokter spesialis paru dr Ni Made Dwita Yaniswari SpP menjelaskan jenis masker berbeda-beda dari tingkat kerapatan pori-pori untuk menyaring partikel. "Jenis masker berbeda-beda tergantung dengan ukuran partikel yang bisa disaring," jelas dokter yang sehari-hari berpraktik di RSUD Wangaya ini, Rabu (1/4).

Masker untuk pencegahan virus didesain khusus memiliki pori-pori yang lebih rapat agar virus, dan partikel-partikel respirasi lainnya tidak dapat masuk. "Masker N95 lebih rapat dibanding masker bedah. Sedangkan masker kain lebih longgar dibanding keduanya," ungkapnya.

Karena itu, masker kain yang memiliki lubang pori-pori besar, tidak memenuhi standar untuk itu. Masker seperti itu hanya berfungsi untuk menghalangi debu yang berukuran lebih besar dari virus. "Kalau untuk debu atau polusi bisa karena partikelnya lebih besar," sambungnya.

Ia juga menyebutkan masker kain tidak cocok untuk dikenakan oleh petugas kesehatan. "Di dalam panduan kami untuk tenaga medis itu hanya ada penggunaan masker N95 dan masker bedah. Tidak ada masker kain," sebut dr Yani.

Meski masker kain tidak seefektif masker N95 dan masker bedah, ia tak menampik jika masker ini menjadi pilihan terbaik bagi sebagian orang karena kurangnya kesediaan masker. "Tapi kalau mau tetap pakai ya silakan. Tetapi hal yang terpenting untuk pencegahan tetap physical distancing dan cuci tangan," tegasnya. *cr75

Komentar