nusabali

25 Positif, 10 Berhasil Sembuh

Update Terkini Data Covid-19 di Bali Per 1 April 2020

  • www.nusabali.com-25-positif-10-berhasil-sembuh

Dari 17 ODP yang jalani rapid test di RSUD Negara kemarin, 2 di antaranya mengarah positif, sedangkan 11 tenaga medis negatif semua

DENPASAR, NusaBali

Kasus positif Covid-19 (virus Corona) di Bali kembali meningkat. Memasuki bulan April, Rabu (1/4), di Bali terdapat tambahan 6 kasus positif sehingga total menjadi 25 kasus positif Covid-19. Yang menggembirakan, dari total 25 pasien positif di Bali itu, 10 orang di antaranya berhasil sembuh.

Hingga Rabu kemarin, jumlah kumulatif pasien dalam pengawasan (PDP) di Bali berjumlah 157 orang. Ada penambahan 2 kasus PDP kemarin. Sedangkan kasus positif atau terjadi penambahan sebanyak 6 orang, dengan status kasus imported case dari luar Bali (masih dalam wilayah Indonesia).

“Dari 157 orang PDP, telah keluar hasil labnya sebanyak 136 orang, di mana 111 orang di antaranya dinyatakan negatif dan 25 orang dinyatakan positif,” ungkap Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra, dalam siaran live streaming di akun Youtube Humas Provinsi Bali, Rabu sore.

Dewa Indra menyebutkan, per 1 April kemarin, ada tambahan 6 kasus positif yang sembuh, hingga total kesembuhan di Bali menjadi 10 orang. Ini artinya, dalam sehari kemarin, kasus positif bertambah 6 orang, tapi pada saat yang sama jumlah pasien yang sembuh juga bertambah 6 orang. Uniknya lagi, 2 dari 6 orang yang dinyatakan sembuh itu merupakan kasus yang baru saja diumumkan positif, Rabu kemarin.

“Yang hari ini diumumkan tambahan 6 positif, tapi 2 di antaranya sudah dinyatakan sembuh. Hal ini karena selama dirawat, 2 orang ini fisiknya sehat, meski statusnya positif. Setelah dirawat beberapa hari, baru keluar hasil laboratoriumnya dan dinyatakan positif. Saat hasilnya turun, pasien ini sudah dalam keadaan sehat. Pada saat yang sama, juga telah dilakukan uji laboratorium sebanyak dua kali berturut-turut dan hasilnya negatif,” terang Dewa Indra yang juga Sekda Provinsi Bali.

Menurut Dewa Indra, sejak Rabu kemarin beberapa desa di Bali melakukan penutupan akses atau karantina lokal, guna mencegah merebaknya penyebaran wabah Covid-19. Desa yang melakukan penutupan akses tersebut berawal dari membaca peta persebaran ODP, PDP, dan kasus positif Covid-19 yang dibuat pemerintah daerah.

“Sepanjang laporan yang diterima oleh Satgas, penutupan itu tidak dilakukan secara total. Untuk masayarakat sekitar atau orang lain, tetap bisa mengakses jalan, sepanjang kepentingannya jelas. Di luar kepentingan yang tidak dipahami, tentu tidak diizinkan lewat,” terang birokrat asal Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng yang juga mantan Kepala BPBD Provinsi Bali ini.

Dewa Indra menegaskan, publikasi peta persebaran Covid-19 berimplikasi pada kepanikan masyarakat. Salah satunya, terjadi penutupan akses jalan. Itu sebabnya, peta persebaran di Provinsi Bali belum kunjung dibuka ke publik sampai sekarang. “Satgas sudah menghitung berbagai implikasi jika mengungkap data yang sejelas-jelasnya tentang data persebaran pasien terinfeksi. Bayangkan jika semua akses ditutup total, masyarakat tidak bisa keluar dan membeli bahan makanan,” katanya.

Mengenai karantina Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru pulang dari luar negeri, menurut Dewa Indra, 116 orang di antaranya sudah dilakukan rapid test dan hasilnya 100 persen negatif. Kini, kedua tempat karantina PMI dalam keadaan kosong. Tempat karantina ini akan kembali kedatangan PMI yang baru mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Rabu tengah malam. “Kedatangan pekerja migran dalam satu malam bisa 2.000, 1.000, atau bisa bisa 600. Sekurang-kurangnya setiap hari datang 350 orang.”

Terhadap PMI yang hasil rapid tesnya negatif, mereka diminta melakukan isolasi mandiri selama 14 hari di rumah masing-masing. Dewa Indra menambahkan, jalur pengawasan terhadap karantina mandiri PMI sudah dilakukan secara berlapis.

Pertama, setelah peserta karantina jalani rapid test, diberikan pengarahan untuk karantina di rumah masing-masing. Kedua, Satgas Penanggulangan Covid-19 juga telah bersurat kepada Bupati/Walikota, Kapolres, Dandim, dan Kapolres untuk mengawasi PMI. Bahkan, Gubernur Bali bersama desa adat se-Bali juga membentuk Satgas Gotong Royong Nerbasis Desa Adat, agar PMI disiplin melakukan karantina mandiri.

“Di tingkat desa juga dibentuk Posko dengan tugas yang sama, yakni mengawasi PMI yang baru pulang ini agar disiplin melakukan karantina. Satgas juga sudah bersurat kepala desa dan lurah, agar menginstruksikan PMI yang baru pulang ini melaporkan diri. Tapi, semuanya kembali pada ketaatan individu masing-masing,” tegas Dewa Indra.

Sementara itu, Pemkab Jembrana melakukan rapid test terhadap 11 tenaga medis dan 17 orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19 di RSUD Negara, Rabu kemarin. Dari 17 ODP yang mengikuti rapid test tersebut, 2 orang di antaranya menunjukkan hasil positif Covid-19.

Hal ini diungkapkan Direktur RSUD Negara, dr I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata, Rabu sore. Menurut Oka Parwata, ada 28 orang yang mengikuti rapid test secara bertahap kemarin, sejak pagi hingga sore. Termasuk di antaranya 11 tenaga medis dan paramedis yang menjadi garda terdepan RSUD Negara. “Seluruh 11 tenaga medis yang jalani rapid test hasilnya negatif. Sedangkan dari 17 ODP yang rapid test, 2 orang di antaranya positif,” jelas Oka Parwata.

Sesuai data, kata Oka Parwata, sebenarnya ada 32 ODP di Jembrana. Namun, baru 17 orang yang datang mengikuti rapid test. Sedangkan 15 ODP lagi rencananya akan jalani rapid test, Kamis (2/4) ini.

Terkait 2 ODP yang dinyatakan positif Covid-19, menurut Oka Parwata, mereka tampak dalam kondisi sehat. Meski begitu, keduanya sudah langsung dirawat di Ruang Isolasi RSUD Negara. “Itu sementara baru positif berdasarkan hasil rapid test. Selanjutnya, mereka akan diawasi langsung di ruang isolasi. Nanti untuk lebih memastikan apakah sudah benar positif, akan diambil sampel swab-nya untuk dicek lab,” tegas Oka Parwata.

Dikonfirmasi terpisah di Negara, tadi malam, Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Jembrana, I Made Sudiada, membenarkan ada 2 ODP yang positif berdasar hasil rapid test. Namun, positif berdasar hasil rapid test belum akurat. Karena itu, masyarakat diimbau tidak sampai panik berlebihan.

“Nanti kan diambil sampel swab dari RSUP Sanglah untuk dicek lab lebih lanjut ke Balitbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangkan Kesehatan) Kemenkes. Masih perlu dipastikan lagi. Jadi, statusnya itu sekarang masih PDP (pasien dalam pengawasan). Belum resmi positif berdasar hasil lab,” tandas Sekda Jembrana ini. *ind,ode

Komentar