nusabali

Liga 1 Berhenti, Miftahul Jaga Toko

  • www.nusabali.com-liga-1-berhenti-miftahul-jaga-toko

BANDA ACEH, NusaBali
PSSI telah menetapkan status force majeure untuk Liga 1 dan Liga 2. Situasi ini membuat pemain harus rela digaji oleh klub minimal 25 persen dari kesepakatan kontrak awal.

Keputusan yang dibuat PSSI berdasarkan saran klub berlaku sampai Juni 2020. Hal buruk pun sudah disiapkan dengan tidak melanjutkan kompetisi jika pemerintah memperpanjang status darurat, yang kini berlaku sampai 29 Mei 2020.

Eks pemain Bali United Miftahul Hamdi yang kini pulang kampung berseragam Persiraja Banda Aceh memiliki kegiatan lain untuk membantu roda ekonomi keluarga tetap berjalan  lancar. Dia saat ini sibuk membantu bisnis toko emas milik keluarga. "Saya sekarang sibuk bantu orang tua kerja. Jadi orang tua jualan di toko, saya bantu. Sambil belajar-belajar juga," kata Hamdi dikutip detiksepakbola, Selasa (31/3).

Hamdi sebelumnya juga punya bisnis clothing, namun saat ini sedang tidak aktif karena sudah sibuk dengan rumah tangga. Di sisi lain, kegiatan berdagang sedang dijalani Anastasia Amalisa selaku istri.

"Istri juga punya usaha. Dia dagang makanan seperti salad dan buah," ungkap Hamdi. Di sisi lain Hamdi menyatakan tak setuju jika selama kompetisi dihentikan klub hanya membayar gaji pemain dan ofisial 25 persen dari kontrak yang tertera.  "Saya rasa 25 persen gaji pasti sangat minim. Apalagi kalau sudah berkeluarga. Terlebih pemain bola hampir 90 persen pekerjaannya hanya di sepakbola," kata Hamdi.

Diakui bahwa untuk bulan Maret, gajinya sudah dibayar penuh oleh klubnya.  Hanya saja, ia tidak mengetahui untuk bulan depan bakal menerima berapa besar upahnya.  "Untuk ke depannya dari manajemen belum dipastikan dapat berapa, 25 persen atau 50 persen," ucap pemain berusia 24 tahun tersebut.

Selain itu, Hamdi menyayangkan PSSI tidak melibatkan Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), dalam mengambil keputusan tersebut. Padahal, mereka merupakan wadah yang menaungi pemain di tanah air. "Harusnya sama-sama dapat solusi yang terbaik antara pihak manajemen dan pemain, jangan diputuskan hanya satu pihak. Ini ada APPI yang ingin bantu perwakilan dari suara pemain, solusinya bagaimana," ucapnya.

"Kalau bisa di atas 25 persen. Kalau tidak bisa 50 ya 40 persen. Yang penting agak lebih. Tahu sendiri gaji pemain bola beda. Apalagi mengingat ini ke depan mulai puasa dan lebaran. Belum lagi kalau di Liga 2, gaji hanya 25 persen makin ngeri. Mereka juga kan baru mulai. Kasihan juga baru dapat gaji pertama, mereka dapatnya hanya 25 persen. Semoga ada jalan terbaik dari tim Liga 1 dan Liga 2, juga PSSI," harap Hamdi.*

Komentar