nusabali

Keramaian Upacara Berkurang, Penjualan Buah Menyusut

  • www.nusabali.com-keramaian-upacara-berkurang-penjualan-buah-menyusut

DENPASAR,NusaBali
Sosial distancing untuk menahan penyebaran Covid-19  diterapkan pada pelaksanaan upacara keagamaan di Bali, sehingga bisnis penjualan buah untuk keperluan upacara ikut menyusut.

Padahal jika dalam kondisi normal kebutuhan bahan upakara mulai  hari raya Nyepi (Rabu, 25/3) lanjut Sasih Kadasa pada Maret-April, tinggi karena  merupakan sasih upacara keagamaan. Di antaranya Upacara Bethara Turun Kabeh di Pura Besakih, Pura dan upacara besar di pura atau kahyangan lainnya. Namun karena ada imbauan pengurangan kerumunan orang, otomatis berkurang kebutuhan buah untuk bahan upakara.

“Kalau keadaaan normal hampir setiap keluarga beli buah untuk maturan, tetapi sekarang tidak,” ungkap Ketua Asosiasi Pengusaha Hortikultura Indonesia (Aspehorti) Bali I Wayan Sugiartha, Minggu (29/3).

Tidak saja upacara seperti pujawali/odalan yang lebih sederhana, namun peniadaan kegiatan upacara lain seperti resepsi, pesta juga mengurangi permintaan buah, untuk kebutuhan lokal. “Paling sekarang hanya 10 persen,” tunjuk Sugiartha. Dia menunjuk jenis upacara keagamaan yang dalam kondisi normal menggunakan banten catur, saat ini cukup dengan banten pragembal. “Ini juga jelas berkurang pada permintaan bahan upakara,” ujarnya. Belum lagi kebutuhan di hotel-hotel juga menyusut drastis, karena tingkat hunian yang anjlok.

Namun apapun itu, kata Sugiartha itu menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap upaya penanggulangan  Covid-19. “Upacara hanya dihadiri beberapa orang, demi keselamatan,” ujarnya. *k17

Komentar