nusabali

Jam Buka Dibatasi, Pasar Jadi Krodit

Harga Kebutuhan Pokok Mendadak Melambung

  • www.nusabali.com-jam-buka-dibatasi-pasar-jadi-krodit

SINGARAJA, NusaBali
Pasar Banyuasri dan Pasar Anyar serta 13 pasar yang dikelola Perusahaan Daerah PD Pasar Kabupaten Buleleng, krodit saat pembatasan jam buka pasar diberlakukan Minggu (29/3).

Pembatasan jam buka pasar yang dimulai pukul 10.00 -14.00 Wita, membuat ruas Jalan Diponegoro yang merupakan akses utama Pasar Anyar Buleleng, padat merayap.

Kondisi pasar pun tak kalah sesak dan beberapa kebutuhan pokok harganya mendadak melambung tinggi. Seperti harga Cabai Rawit merah menjadi Rp 90.000 – Rp 100.00/kg, Bawang Merah kisaran harga Rp 45.000 – Rp 50.000/kg. Kenaikan harga juga pada Gula Pasir dan Sayur Mayur dan bahan kebutuhan  dapur lainnya.

Salah seorang pedagang, Sutanto mengatakan kenaikan harga bumbu dapur utamanya memang sudah terjadi sejak sepekan terakhir. Pasokan semakin tersendat setelah virus Corona mewabah di Indonesia. “Paling keras naiknya harga Cabai. Cabai ini dari Jawa. Kalau Cabai lokalan masih langka,” kata dia.

Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Buleleng  Dewa Made Sudiarta, saat dikonfirmasi, melalui sambungan telepon tak menampik ada sejumlah komoditas kebutuhan pokok melonjak. Hanya saja, Sudiarta menjamin jika stok pangan tersebut masih tersedia. “Kalau Cabai memang naik, tapi masih wajar. Itu karena pasokan terbatas, apalagi situasi saat ini, sehingga mengalami kenaikan,” ujarnya.

Kenaikan harga yang cukup tinggi, disebut Kadis Sudiarta, juga untuk bumbu. Antara lain, kunyit, kencur, lengkuas, temulawak terutama jahe yang kini tembus Rp 40.000/kg. Kenaikan harga terjadi semenjak permintaan meningkat, banyak masyarakat yang mencari empon-empon untuk dibuat jamu kekebalan tubuh selain untuk bumbu dapur.

Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Covid-19 Buleleng Gede Suyasa, dihubungi terpisah, tak menampik jika kepadatan pasar di hari pertama karena pembatasan jam buka pasar terjadi di beberapa pasar. Hal itu dimakluminya karena pembatasan jam buka pasar baru memasuki hari pertama, sehingga memicu reaksi masyarakat. “Kami masih amati apakah akan konstan atau bagaimana. Karena ini baru hari pertama, mungkin ada semacam reaksi masyarakat untuk lakukan transaksi ke pasar dalam jam yang ditunggu-tunggu,” ucap Suyasa. “Kalau besok diketahui 4 jam, hanya 1-2 jam saja ramai, kami akan minta masyarakat atur jadwal. Ini akan dievaluasi kembali apakah akan dilanjutkan atau tidak. Jadi terus ada regulasi yang akan mengalami perubahan,” lanjutnya.

Dari laporan dan pemantauan di lapangan pembatasan jam buka pasar tradisional dan juga took modern memang belum dapat terlaksana semuanya. Terutama untuk beberapa toko modern yang masih ditemukan buka seperti biasa, diakibatkan baru mengetahui informasi. Pembatasan jam waktu beroperasi pasar tradisional dan took modern ini memberikan kesempatan Gugus Tugas untuk melakukan penyemprotan disinfektan sebelum buka pada pagi hari dan sore hari setelah pasar dan toko tutup semua.

Selain pasar tradisional dan toko modern yang dibatasi waktu beroperasionalnya juga akan disusul dengan toko kelontong hingga warung-warung yang dekat dengan permukiman masyarakat. Sehingga kebijakan yang diambil pemerintah menimbulkan keadilan untuk semua lapisan masyarakat. “Tadi pak bupati menugaskan saya untuk buat surat dalam rangka itu. Ditunggu sampai ditandatangani,” kata Suyasa. Pembatasan waktu operasional itu juga disebutnya tidak dapat diberlakukan untuk semua usaha seperti SPBU dan apotek yang masih akan tetap buka seperti biasa. *k23

Komentar