nusabali

Semua Pasar Rakyat di Klungkung Dibatasi Beroperasi Selama 8 Jam

Pemkab Tabanan Siapkan Bilik Disinfektan di Pasar Tradisional

  • www.nusabali.com-semua-pasar-rakyat-di-klungkung-dibatasi-beroperasi-selama-8-jam

SEMARAPURA, NusaBali
Semua pasar rakyat di wilayah Kabupaten Klungkung, baik pasar umum maupun pasar desa, dibatasi beoperasi hanya 8 jam per hari.

Kebijakan tersebut diberlakukan mulai Senin (30/3) ini, sebagai upaya mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 (virus Corona) melalui tempat keramaian. Sementara, Pemkab Tabanan memasang disinfektan room (bilik disnifektan) di sejumlah pasar.

Kebijakan operasional pasar rakyat selama 8 jam per hari di wiayah Kabuaten Klungkung ini sudah disosialisasikan kepada masyarakat lewat Surat Edaran (SE) Bupati I Nyoman Suwirta. Untuk jam operasional pasar rakyat, dibatasi mulai pagi pukul 07.00 Wita hingga sore pukul 15.00 Wita.

Bukan hanya pasar rakyat yangt dibatasi operasinya selama 8 jam. Toko swalayan dan rumah makan di kawasan Klungkung juga juga dibatasi beroperasi maksimal 12 jam sehari, mulai pagi pukul 08.00 Wita hingga malam pukul 20.00 Wita. Sedangkan pasar senggol di kawasan Klungkung, dibatasi beroperasi maksimal selama 5 jam, mulai sore pukul 15.00 Wita hingga malam pukul 20.00 Wita.

“Sesuai SE yang saya buat, kebijakan jam pembatasan operasional ini berlaku hari Senin, 30 Maret 2020. Selain itu, pasar rakyat, toko swalayan, dan rumah makan juga harus memperhatikan tempatnya masing-masing, serta menyiapkan penyemprotan disinfektan dan cuci tangan,” ujar Bupati Suwirta di Semarapura, Minggu (29/3).

Bupati Suwirta menegaskan, SE pembatasan jam operasional pasar rakyat, toko swalayan, dan rumah makan ini jangan disalahartikan, terutama oleh penjual kebutuhan pokok. Ini bukan menutup pasar, namun membatasi jam operasional. “Mengapa harus dibatasi, ya karena untuk memutus siklus virus Corona, perlu kiranya ada sinar yang cukup,” tegas Bupati asal kawasan seberang Banjar Ceningan, Desa Le-mbongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung ini.

Selain itu, kata Suwirta, untuk mengantisipasi penyebaran virus juga mesti disiapkan ruang sterilisasi, dilengkapi dengan disinfektan di depan pasar. Dalam hal ini, pasar disemprot terlebih dulu menggunakan disinfektan.

“Maka, semua akan steril sesuai harapan kita bersama. Saya mengharapkan sameton di Klungkung jangan manfaatkan situasi untuk mengambil keuntungan yang setinggi-tingginya. Masyarakat tolong awasi penjual dan pengepul, jangan sampai dilakukan penimbunan,” katanya. Untuk menjaga stabilitas harga, Suwirta, meminta Koperasi, BumDes, dan UMKM menjadi garda terdepan.

Sementara, Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Klungkung, I Wayan Ardiasa, mengatakan pihaknya sudah mengatur secara teknis ketertiban pedagang terkait SE Bupati soal pembatasan jam operasional. Terlebih, 4 pasar rakyat yang dikelola Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan, yakni Pasar Galiran (Kota Semarapura, Kecamatan Klungkung), Pasar Seni Semarapura (Kecamatan Klungkung), Pasar Kusamba (Desa Kusamba, Kecamatan Dawan), dan Pasar Mentigi (Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida).

Demikian pula untuk Pasar Senggol di Kota Semarapura, Kecamatan Klungkung. "Untuk 27 pasar rakyat di masing-masing desa adat, secara teknis sudah diserahkan ke desa adat. Mereka semua juga sudah siap," ujar Wayan Ardiasa saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Minggu kemarin.

Disebutkan, pada hari-hari biasa selama ini, pedagang bermobil yang menjual bunga untuk upakara sudah datang ke pasar rakyar dinihari pukul 04.00 Wita. Nantinya, pintu masuk pasar akan ditutup dan baru dibuka pagi pukul 07.00 Wita. Menurut Ardiasa, pembatasan operasional pasar rakyat 8 jam sehari ini sudah melalui pertimbangan yang matang. Setelah pembatasan jam operasional berjalan selama tiga hari, kata Ardiana, akan dilakukan evaluasi.

Dikonfirmasi terpisah, Bendesa Adat Tusan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, I Putu Gede Bawa, sangat mendukung langkah yang diambil Bupati dengan membatasi 8 jam operasional pasar rakyat, untuk cegan penularan virus Corona. “Maka, prajuru adat dan pecalang siap melaksanakan SE Bupati,” katanya.

Menurut Putu Bawa, Pasar Rakyat di Desa Adat Tusan dihuni 130 pedagang. Dari jumlah itu, 30 persennya merupakan pedagang lancuban (jualan di pinggir jalan). Selama ini, mereka biasa beroperasi sejak subuh pukul 05.00 Wita hingga pagi pukul 09.00 Wita. “Kini, pasar baru boleh dibuka pukul 07.00 Wita. SE Bupati ini sudah kita sosialisasikan kepada para pedagang, mereka semua menerima," papar Putu Bawa.

Sementara itu, sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Tabanan telah dilengkapi disinfektan room (bilik semprot disnifektan), sebagai upaya cegah penyebaran Covid-19. Pemkab Tabanan sudah memesan 30 unit ruang disinfektan yang nantinya akan dipasang di sejumlah fasilitas umum.

Bilik disinfektan yang sudah terpasang hingga Minggu kemarin, antara lain, di Pasar Kediri (Desa/Kecamatan Kediri), Pasar Tabanan (Kecamatan Tabanan), dan Pasar Baturiti (Desa/Kecamatan Baturiti. Sedangkan di Pasar Penebel (Desa/Kecamatan Penebel) dan Pasar Kerambitan (Desa/Kecamatan Kerambitan) telah dipasangi alat pendeteksi suhu tubuh.

Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Tabanan, I Gede Susila, mengatakan pemasangan bilik disinfektan ini sebagai upaya cegah penularan Covid-19 di Tabanan. Selain pasar, nantinya fasilitas umum di Tabanan juga akan dilengkapi ruang disinfektan. “Kita sudah pesan 30 unit bilik disinfektan,” jelas Gede Susila yang juga Sekda Kabupaten Tabanan, Minggu (29/3).

Setiap pedagang dan pengunjung pasar diarahkan masuk ke bikik disinfektan ketika baru datang. Bilik disnifektan yang terbuat dari kaca ini dipasang di pintu masuk utama pasar. “Kami berharap masyarakat secara sadar diri memanfaatkan fasilitas ini,” harap Susila.

Untuk memaksimalkan fasilitas bilik disnifektan tersebut, sejumlah instansi terkait terjunkan personel untuk ikut mengawasi. Menurut Susila, pedagang bermobil yang ada di Lapangan Dangin Carik, Kota Tabanan juga diawasi petugas. “Kita sama-sama bergerak untuk menanggulangi Covid-19 di Tabanan,” katanya.

Sementara, Pemkab Tabanan turun tangan atasi kesulitan warga Banjar Tuakilang Baleran, Desa Denbantas, Kecamatan Tabanan untuk membeli sembako pasca ada salah satu petugas medis yang dicurigai tertular virus Corona, sehingga krama sebanjar harus diisolasi di tumah masing-masing. Pemkab Tabanan melalui BUMDa telah menyiapkan paket sembako ke Banjar Tuakilang Baleran.

“Ini sesuai dengan permintaan Kepala Desa Denpasar yang meminta BUMDa membantu warga yang sulit membeli sembako,” ujar Jubir Satgas Penanggulangan Covid-19 Tabanan, I Putu Dian Setiawan, Minggu kemarin. Menurut Dian, paket sembako sembako yang disalurkan tersebut antara lain berisi mie, telor, dan sayur. Paket sembako ini nantinya akan dibeli warga sebanjar yang menjalani isolasi secara mandiri. *wan,des

Komentar