nusabali

Puluhan Hotel Rumahkan Karyawan

Sekitar 1,1 Juta Pekerja Pariwisata di Bali Terdampak Covid-19

  • www.nusabali.com-puluhan-hotel-rumahkan-karyawan

Versi PHRI Bali, tingkat hunian hotel saat ini berkisar 1-5 persen, bahkan ada yang sudah nol persen

DENPASAR, NusaBali

Puluhan hotel di Bali sudah ambil kebijakan ekstrem dengan ‘merumahkan’ karyawannya tanpa digaji, karena dampak pandemi Covid-19 (virus Corona). Masalahnya, pihak hotel tidak mampu lagi menanggung biaya operasional, lantaran tingkat hunian mendekati nol.

Hal ini diakui Ketua DPD Indonesian General Manager Hotel Association (IGMHA) Bali, I Nyoman Astama, saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu (29/3). “Ya, sejumlah hotel memang sudah mengambil kebijakan efisiensi secara ekstrem tersebut. Ini terpaksa dilakukan, karena kondisi menuntut demikian,” jelas Nyoman Astama.

Nyoman Astama tidak merinci berapa jumlah hotel di Bali yang sudah terpaksa meliburkan karyawannya tanpa digaji. Namun, Astama memperkirakan 50 persen dari hotel-hotel yang General Manager (GM)-nya tergabung dalam wadah IGMHA Bali sudah mengambil kebijakan unpaid leave alias karyawan cuti tanpa digaji tersebut. Sekadar dicatat, IHGMA Bali saat ini beranggotakan 150 GM. Jika diambil 50 pesrennya, berarti ada sekitar 75 hotel yang sudah merumahkan karyawan tanpa digaji.

Astama mencontohkan, misal dalam sebulan karyawan hotel hanya bekerja 15 hari, sementara 15 hari lagi cuti. Nah, 15 hari cuti inilah yang tidak dibayar. Pasalnya, cuti tahunan juga sudah habis diambil.

Menurut Astama, tingkat hunian hotel yang sebagian besar berada di kawasan Badung---saat ini hanya satu digit, bahkan sudah nyaris nol. Yang masih tersisa menginap di hotel diperkirakan hanya wisatawan expend, karena mereka tidak bisa pulang ke negaranya akibat kebijakan lockdown lantaran pandemi Covid-19.

Sedangkan wisman yang datang ke Bali, nyaris tidak ada lagi. Wisman yang semula berada di Bali pun rata-rata sudah bersiap check out dari hotel. Minggu kemarin saja, kata Astama, ada 276 wisman asal Ukraina yang balik ke negaranya. “Ratusan wisman asal Ukranina itu pulang ke negaranya menggunakan pesawat carteran,” jelas Astama.

Paparan hampir senada juga disampaikan Ketua Bali Hotel Association (BHA), Ricky Putra. Menurut Ricky Putra, periode Februari-Maret 2020 masih bisa dilalui. Namun, periode April 2020 nanti belum jelas dan kemungkinan besar tidak ada wisatawan asing yang datang ke Bali. “Itu artinya bulan April nanti tingkat hunian hotel akan mencapai nol persen,” kata Ricky saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin.

Sementara wisatawan yang masih ada di Bali saat ini, kata Ricky, sudah siap-siap pulang ke negara asalnya. Maka, merumahkan karyawan hotel tanpa digaji menjadi pilihan terakhir yang terpaksa harus diambil manajemen, jika wabah Covid-19 belum berakhir. “Namun, kita berharap kondisi ini segera berakhir, karena dampak dan efek dominonya semua kena,” harap Ricky.

Sementara itu, Wakil Ketua BPD PHRI Bali, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, menyatakan didikitnya 1,1 juta orang di Bali saat ini menggantungkan hidup dari industri pariwisata. Mereka itu sebagian terlibat langsung dalam industri pariwisata seperti sebagai karyawan hotel, restoran, objek wisata, dan awak transportasi. Sebagian lagi tidak terlibat langsung, yakni mereka yang berkerak di sektor-sektor usaha penunjang periwisata.

Menurut Rai Suryawijaya, 1,1 juta orang ini terdampak oleh pandemi Covid-19 di Bali. “Memang berat sekali dampak wabah Covid-19 ini. Sekian banyak orang dan keluarganya yang bergantung pada pariwisata. Mereka kini terdampak oleh wabah Covid-19,” jelas tokoh pariwisata yang juga Ketua BPC PHRI Badung ini.

Khusus untuk hotel, kata Rai Suryawijaya, ada tiga kategori dan skenario terhadap karyawan sampai akhir Maret atau awal April 2020. Pertama, ada hotel masih mampu membayar karyawan secara penuh sampai Maret 2020, karena masih cukup budget dari okupansi sebelumnya.

Kedua, ada hotel yang hanya mampu membayar gaji karyawan setengahnya saja. Ketiga, ada hotel yang sama sekali tidak mampu membayar gaji karyawannya alias tutup operasi sementara. “Kita belum tahu bagaimana bulan April nanti,” keluh tokoh pariwisata asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung ini.

Di Bali sendiri, kata Rai Suryawijaya, ada 146.000 kamar hotel. Dari jumlah itu, sekitar 70 persen atau 102.000 kamar hotel berada di wilayah Kabupaten Badung, sementara 30 persen lagi tersebar di 8 kabupaten/kota se-bali. Tingkat hunian hotel saat ini, hanya berkisar 1-5 persen. “Bahkan, ada yang nol persen,” tandas Rai Suryawijaya.

Rai Suryawijaya berharap pandemi Covid-19 ini bisa tertangani dengan baik, sehingga pariwisata cepat pulih, yang bermuara pada membaiknya perekonomian Bali. “Kita tidak berharap ada hal-hal yang nggak baik,” papar Rai Suryawijaya. *k17

Komentar