nusabali

Pemikul Banten Sokan Dibatasi

  • www.nusabali.com-pemikul-banten-sokan-dibatasi

AMLAPURA, NusaBali
Kelian Banjar Adat Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, I Wayan Mudiasa, batasi krama yang memikul banten sokan saat Usaba Dalem atau Usaba Dodol pada Anggara Wage Pahang, Selasa (24/3).

Pulang dari Pura Dalem juga diatur agar tidak bergerombol. Ada 43 banten sokan dijejer rapi di hulu palinggih gedong. Banten sokan ini dipikul oleh laki-laki. Banten sokan berisi tiga jajan uli besar, tiga ikat uang kepeng tiap ikat 200 keping, beras tiga catu, jajan jempani, satuh, dodol, rasmen, pisang kayu, rangkusan, masing-masing tiga buah dan aneka buah. Di bagian atas banten itu berisi hiasan onggar-onggar. Banten itu kemudian dipukul laki-laki, yang merupakan banten khusus untuk persembahyangan kepada sang pitara. Mengingat ada imbauan Gubernur Bali agar ada pembatasan krama yang datang ke Pura Dalem, maka datangnya krama memikul banten sokan diatur bergiliran.

Begitu juga saat kembali dari Pura Dalem, usai menggelar sembahyang mengambil banten sokan juga bergilir. Tidak diperbolehkan berkerumun. Persembahyangan diatur Kelian Banjar Adat Pegubugan I Wayan Mudiasa sejak pukul 08.00 Wita. “Makanya di puncak persembahyangan Usaba Dalem, umat tidak banyak yang datang, hanya yang memikul banten sokan, dan banten dulangan untuk kalangan istri,” kata Wayan Mudiasa.

Hal itu dilakukan sesuai instruksi pemerintah agar tidak terjadi kerumunan krama melebihi 25 orang, guna mencegah penularan virus corona yang masih mewabah. Puncak Usaba Dalem dipuput Ida Pedanda Istri Oka Keniten dari Geri Layahomba, Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat. *k16

Komentar