nusabali

Jogging Saat Nyepi, Bule Amerika Dirantai Pecalang

  • www.nusabali.com-jogging-saat-nyepi-bule-amerika-dirantai-pecalang

MANGUPURA, NusaBali
Seorang wisatawan asal Amerika Serikat diamankan oleh Pecalang Desa Adat Kampial, Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan pada Rabu (25/3) pagi.

Diamankannya wisatawan tersebut karena dia nekat jogging saat umat Hindu melaksanakan Catur Brata Panyepian. Mirisnya, saat diberikan arahan terkait aktivitasnya itu, wisatawan itu justru menolak dan melawan para pecalang yang sedang berjaga. Walhasil, wisatawan itu pun langsung dirantai dan dikeler ke Polsek Kuta Selatan.

Camat Kuta Selatan, Ketut Gede Arta mengungkapkan, diamankannya bule tersebut karena melakukan aktivitas jogging saat Hari Raya Nyepi. Yakni berlari dari arah barat ke timur sekitar pukul 10.00 Wita. Beruntung, aksi bule itu diketahui pecalang yang sedang berjaga di posko induk Desa Adat Kampial dan menghentikannya. Kemudian, para pecalang yang berjaga memberikan arahan terkait Hari Raya Nyepi dan tidak diperbolehkan ada aktivitas apapun selain di rumah. Namun, bule itu tidak mau mendengar dan hendak melanjutkan aktivitas. Karena tetap ngotot, para pecalang menahannya dengan maksud agar bisa menghargai umat yang sedang melaksanakan Nyepi. "Saat diberikan penjelasan berulang, bule itu tidak mau mengikuti. Dia bahkan ingin melanjutkan aktivitas jogingnya itu. Makanya terjadi ketegangan di lokasi," bebernya, saat dikonfirmasi, Jumat (26/3) sore.

Meski telah diberikan arahan dan penjelasan tentang Hari Raya Nyepi, bule itu terus berdebat dan mengaku kalau para pecalang tidak memiliki hak untuk mencegatnya. Nah, disaat itulah timbul perdebatan dan berakhir pada pengikatan bule menggunakan rantai. Menurut Camat Ketut Gede Arta, aksi mengikat menggunakan rantai itu karena bule terus berontak dan hendak lari. Alasan pemilihan rantai untuk mengikat, karena di lokasi tidak memiliki tali. Kemudian, bule itu dilaporkan ke Polsek Kuta Selatan. "Pecalang mengambil langkah pengikatan karena memang si bule itu tidak bisa diberikan penjelasan. Berkali-kali dijabarkan terkait Hari Raya Nyepi, dia justru tidak mengindahkan. Makanya diikat dan dilaporkan ke Polsek," katanya.

Sementara, Kapolsek Kuta Selatan, AKP Yusak Agustinus Sooai, menerangkan setelah mendapat laporan dari pecalang, petugas Polsek Kuta Selatan langsung bergegas ke lokasi dan memberikan penjelasan terkait aksinya yang melanggar itu. Bahkan, saat itu petugas kepolisian sempat menyarankannya untuk kembali ke vila. Namun, saat itu wisatawan kelahiran Nepal itu tetap ngeyel. Sehingga, dia pun langsung dibawa ke Polsek untuk diintrogasi. "Saat anggota kita turun ke lokasi, ikatan bule itu sudah lepas. Kemudian diamankan ke Mako Polsek untuk diperiksa lebih lanjut," kata Kapolsek AKP Yusak.

Saat diinterogasi, bule tersebut tetap ngeyel dan mengaku kalau para petugas tidak berhak melarangnya. Bahkan dia mengancam akan melaporkan ke Konsulat terkait aksi para pecalang dan kepolisian yang sudah mengamankan. "Saat di kantor polisi pun dia tetap ngeyel. Dia ngaku kalau tidak ada satupun yang boleh melarangnya untuk keluar dan melakukan aktivitas. Dia juga memancing anggota kita. Ya, untungnya kita tidak ladeni," katanya seraya mengakui kalau bule tersebut menginap di Vila Umai, Jimbaran, Kutsel.

Karena tidak mau berurusan dengan bule yang diduga memiliki kelainan itu, para petugas mengantarkanya kembali ke vila. Dalam perjalanan, bule itu tetap ngeyel dan ngoceh tidak jelas. Kemudian, bule itu diserahkan ke petugas keamanan vila. Menariknya, ternyata si bule itu sudah dilarang oleh para petugas vila agar tidak keluar, tapi justru tetap dilanggar. "Dia memang ngotot dan selalu menantang setiap orang yang melarangnya. Tentu kita tidak mau terpancing dengan aksinya. Kemudian kita kembalikan sekitar 30 menit setelah diamankan,"pungkas Kapolsek AKP Yusak.*dar

Komentar