Bali di Ambang Zero Wisman
Jika sebelumnya rata-rata wisman yang datang ke Bali bisa mencapai 16 ribu orang setiap harinya, maka kali ini menjadi 1.000an orang saja.
DENPASAR, NusaBali
Bencana virus Corona atau Covid-19 yang menyebabkan ketakutan global menyebabkan Bali terancam zero turis. Buntutnya rencana penutupan usaha hotel dan restoran mencuat. Paling tidak untuk sementara. Hal itu disebabkan pengusaha tidak kuat lagi menanggung biaya operasional, karena tidak ada pemasukan.
Ketua BPC PHRI (Persatuan Hotel dan restoran Indonesia) Kabupaten Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya menyampaikan ungkapan rencana sejumlah kalangan pengusaha wisata tersebut, untuk menutup usaha sementara. “Bayangkan 1.100 berbanding 146 ribu kamar hotel,” ucap tokoh pariwisata asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Senin (23/3).
Perbandingan tersebut kata Rai Suryawijaya-sapaan I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, menunjuk tingkat hunian kamar hotel di Bali gambaran terakhir, yang sangat kecil. “Ada yang 5 persen, 7 persen ada yang kosong,” ungkapnya. Kecilnya okupansi itu, jelas menyebabkan hotel mengalami kesulitan, karena tidak ada pemasukan. Karena itu pula Rai Suryawijaya, mengiyakan tingkat hunian hotel di Bali bisa saja zero alias nol persen.
Untuk menanggulangi kondisi tersebut PHRI memohon usulan kepada pemerintah dalam hal ini Kemenparkeraf dan pihak-pihak terkait. Usulan-usulan tersebut di antaranya diskon atau pemotongan beberapa logistik kebutuhan hotel, seperti listrik, penggunaan air (PAM), pembebasan sementara iuran BPJS Kesehatan/Ketenagakerjaan, pajak hiburan , retribusi sampah, PHR, penundaan Pajak Bumi dan Bangunan dan lainnya. “Ada pertanyaan Bu Wamen (Wakil Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif Angela Tanoesoedibjo),” ujar Rai Suryawijaya menyebut respons pihak Kemenparkeraf.
Apabila permohonan diskon-diskon tersebut dikabulkan, kata Rai Suryawijaya bisa menghemat pengeluaran operasional sampai 30 persen. Dan itu tentu meringankan industri pariwisata Bali.
Apalagi dalam beberapa bulan ke depan kondisinya ,masih sulit. “Kemungkinan April depan merupakan kondisi paling buruk,” kata Rai Suryawijaya.
Terpisah Wakil Ketua DPP Indonesia Hotel General Manager Assosiation (IHGMA) I Made Ramia Adnyana, menyatakan masih ada wisman yang datang ke Bali. “Seperti kemarin ada sekitar 1.100 wisman,” ujarnya.
Jumlah tersebut jelas terpaut sangat jauh dibanding kunjungan wisman ke Bali dalam kondisi normal- tidak ancaman virus corona. Menurut Ramia, jika keadaan normal rata-rata 500 ribu wisman yang datang ke Bali, setiap bulan. Itu artinya sekitar 16 ribu setiap hari.
Karena itulah, Ramia juga mengiyakan Bali terancam zero wisman karena imbas Covid -19. “Tetap kita semua berharap agar Covid-19 ini segera berlalu. Sehingga perekonomian normal kembali,” kata Ramia Adnyana. *k17
Bencana virus Corona atau Covid-19 yang menyebabkan ketakutan global menyebabkan Bali terancam zero turis. Buntutnya rencana penutupan usaha hotel dan restoran mencuat. Paling tidak untuk sementara. Hal itu disebabkan pengusaha tidak kuat lagi menanggung biaya operasional, karena tidak ada pemasukan.
Ketua BPC PHRI (Persatuan Hotel dan restoran Indonesia) Kabupaten Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya menyampaikan ungkapan rencana sejumlah kalangan pengusaha wisata tersebut, untuk menutup usaha sementara. “Bayangkan 1.100 berbanding 146 ribu kamar hotel,” ucap tokoh pariwisata asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Senin (23/3).
Perbandingan tersebut kata Rai Suryawijaya-sapaan I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, menunjuk tingkat hunian kamar hotel di Bali gambaran terakhir, yang sangat kecil. “Ada yang 5 persen, 7 persen ada yang kosong,” ungkapnya. Kecilnya okupansi itu, jelas menyebabkan hotel mengalami kesulitan, karena tidak ada pemasukan. Karena itu pula Rai Suryawijaya, mengiyakan tingkat hunian hotel di Bali bisa saja zero alias nol persen.
Untuk menanggulangi kondisi tersebut PHRI memohon usulan kepada pemerintah dalam hal ini Kemenparkeraf dan pihak-pihak terkait. Usulan-usulan tersebut di antaranya diskon atau pemotongan beberapa logistik kebutuhan hotel, seperti listrik, penggunaan air (PAM), pembebasan sementara iuran BPJS Kesehatan/Ketenagakerjaan, pajak hiburan , retribusi sampah, PHR, penundaan Pajak Bumi dan Bangunan dan lainnya. “Ada pertanyaan Bu Wamen (Wakil Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif Angela Tanoesoedibjo),” ujar Rai Suryawijaya menyebut respons pihak Kemenparkeraf.
Apabila permohonan diskon-diskon tersebut dikabulkan, kata Rai Suryawijaya bisa menghemat pengeluaran operasional sampai 30 persen. Dan itu tentu meringankan industri pariwisata Bali.
Apalagi dalam beberapa bulan ke depan kondisinya ,masih sulit. “Kemungkinan April depan merupakan kondisi paling buruk,” kata Rai Suryawijaya.
Terpisah Wakil Ketua DPP Indonesia Hotel General Manager Assosiation (IHGMA) I Made Ramia Adnyana, menyatakan masih ada wisman yang datang ke Bali. “Seperti kemarin ada sekitar 1.100 wisman,” ujarnya.
Jumlah tersebut jelas terpaut sangat jauh dibanding kunjungan wisman ke Bali dalam kondisi normal- tidak ancaman virus corona. Menurut Ramia, jika keadaan normal rata-rata 500 ribu wisman yang datang ke Bali, setiap bulan. Itu artinya sekitar 16 ribu setiap hari.
Karena itulah, Ramia juga mengiyakan Bali terancam zero wisman karena imbas Covid -19. “Tetap kita semua berharap agar Covid-19 ini segera berlalu. Sehingga perekonomian normal kembali,” kata Ramia Adnyana. *k17
Komentar