nusabali

17 ODP Covid-19 di Jembrana, 6 Kelian Banjar/Kaling

  • www.nusabali.com-17-odp-covid-19-di-jembrana-6-kelian-banjarkaling

Para kelian banjar/kaling yang ditetapkan ODP juga dipantau Dinas PMD, untuk memastikan mereka benar-benar isolasi mandiri di rumah.

NEGARA, NusaBali

Satgas Penanggulangan Corona Virus Disease (Covid-19) Kabupaten Jembrana mencatat ada 17 warga Jembrana yang ditetapkan berstatus orang dalam pemantauan (ODP). Mereka ditetapkan sebagai ODP karena diketahui sakit setelah sempat melakukan kunjungan ke luar negeri ataupun luar daerah. Dari 17 ODP itu, 6 orang di antaranya adalah kelian banjar/kepala lingkungan (kaling) yang baru saja pulang dari studi tiru ke Malang dan Blitar, Jawa Timur, Rabu (18/3) lalu.

Hal tersebut disampaikan Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Jembrana yang juga Sekda Jembrana I Made Sudiada, saat memberikan keterangan pers di Sekretariat Satgas Penanggulangan Covid-19 Jembrana, Senin (23/3). Menurutnya, seiring dengan berkembangnya kasus Covid-19, dipastikan belum ada dan berharap tidak pernah ada kasus positif Covid-19 di Jembrana. Namun yang ada belakangan ini hanyalah ODP.

“Yang ada hanya ODP. Ada 17 orang, 11 orang masyarakat umum dan 6 orang kelian banjar/kaling atau kepala kewilayahan,” ujar Sudiada didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Jembrana dr I Gusti Agung Putu Arisantha.

Menurut Sudiada, dari 17 ODP itu ada 1 orang yang tengah dirawat di ruang isolasi RSU Negara. Namun ODP rujukan dari Puskesmas I Pekutatan, Minggu (22/3) malam itu menjalani rawat inap karena diagnosa demam berdarah dangue (DBD). Bukan karena pneumonia atau radang paru-paru yang menjadi salah satu gejala kronis Covid-19, sehingga belum sampai dikategorikan pasien dalam pengawasan (PDP).

“ODP yang sedang dirawat itu bukan kepala kewilayahan, tetapi masyarakat umum. Ditetapkan sebagai ODP karena ada gejala demam setelah pulang dari Jawa. Tetapi karena statusnya adalah ODP, meskipun belum mengarah ke PDP, dalam perawatannya diperlakukan sama seperti PDP,” tandas Sudiada.

Sedangkan untuk 16 ODP lainnya, sambung Sudiada, menjalani isolasi di rumah. Para ODP yang ada di antaranya demam, batuk, maupun pilek, itu tetap dipantau oleh petugas surveilans dari puskesmas setempat. Sedangkan para kelian banjar/kaling yang ditetapkan sebagai ODP juga dimintakan pemantauan langsung dari pihak Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), untuk memastikan mereka itu benar-benar berdiam di rumah. “Nanti kalau ada yang membandel, semisal berkeliaran ke tempat umum, kami akan koordinasi dengan pihak kepolisian. Tetap akan kami antisipasi,” ujar Sudiada.

Meski tidak menyebutkan identitas 6 kelian banjar/kaling yang berstatus ODP itu, Sudiada mengatakan, yang pasti keenam orang tersebut ditetapkan sebagai ODP karena diketahui sakit setelah pulang dari luar daerah, Rabu (18/3) lalu. Namun sakitnya belum sampai menunjukkan pneumonia atau radang paru-paru. Sedangkan untuk ratusan kelian banjar/kaling lainnya, termasuk para camat, 3 orang pegawai dari Bagian Humas dan Protokol Setda Jembrana, dan 2 orang pegawai dari Dinas PMD Jembrana yang ikut dalam satu rombongan studi tiru itu, diketahui masih sehat. Namun anggota rombongan yang lainnya itu tetap akan dipantau kesehatannya selama 14 hari ke depan atau hingga Selasa (31/3) mendatang. Jika ada yang ditemukan sakit sebelum 14 hari ke depan, maka yang bersangkutan wajib mengisolasi diri.

“Mudah-mudahan saja nanti tidak ada yang sampai mengarah ke PDP atau suspect. Yang jelas sampai saat ini, di Jembrana hanya kemarin sempat ada satu orang PDP, dan hasilnya sudah dipastikan negatif Corona. Selain itu belum ada, dan kami harapkan tidak pernah ada. Jadi masyarakat kami minta tetap tenang, namun tetap waspada. Kita bersama-sama menjaga diri, ikuti anjuran-anjuran dari pemerintah. Mari kita bersama-sama melawan pandemi Corona ini,” tutur Sudiada. *ode

Komentar