nusabali

Karantina Hanya Dilakukan bagi Pekerja Migran di Negara Terjangkit

  • www.nusabali.com-karantina-hanya-dilakukan-bagi-pekerja-migran-di-negara-terjangkit

DENPASAR, NusaBali
Pemprov Bali hanya lakukan karantina bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berasal dari negara terjangkit virus Corona.

Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali pun bantah disebut kebobolan dalam pemeriksaan pekerja imigran yang baru melalui Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Minggu (22/3), mengingat banyak dari mereka yang tidak dikarantina di tempat yang telah disediakan.

Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19, Dewa Made Indra, mengatakan jumlah pekerja migran yang tercatat di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, 22 Maret 2020, berjumlah 521 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 27 orang telah dikarantina. Hingga Senin (23/3), proses pemeriksaan di Bandara Ngurah Rai masih terus dilakukan.

“PMI yang tidak melewati 10 negara terjangkit Covid-19, telah diperiksa di KKP Bandara Ngurah Rai, mereka dinyatakan sehat, sehingga dibolehkan pulang ke rumah masih-masing untuk selanjutnya melaksanakan karantina mandiri di rumahnya selama 14 hari. Tidak semua harus masuk karantina di tempat khusus,” ujar Dewa Indra yang juga Sekda Provinsi Bali, Senin kemarin.

Dewa Indra menyebutkan, proses karantina kepada pekerja imigran dilakukan dengan tahapan-tahapan yang diatur melalui prosedur dan standar kesehatan. PMI yang dalam kurun waktu 14 hari terakhir berkunjung ke negara-negara terjangkit virus Corona seperti Iran, Italia, Vatikan, Spanyol, Prancis, Jerman, Swiss, dan Inggris, wajib mengikuti semua protokol dengan melaksanakan pemeriksaan oleh  Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar.

"Selain itu, mereka wajib mengisi dan menyerahkan kartu Health Alert Card (HAC). HAC harus masih valid saat kedatangan," tandas Dewa Indra. Selain itu, lanjut Dewa Indra, ada proses wawancara lanjutan bagi pegang HAC, terkait negara-negara lain yang dikunjungi. Dilanjutkan kemudian ke proses pemeriksaan. Jika tidak lolos sesi wawancara, atau ada gejala sakit, maka mereka harus melalui proses karantina.

"PMI yang berasal dari negara terinfeksi wajib masuk karantina. Sedangkan yang dari luar wilayah itu, boleh pulang dengan menunjukan sertifikat kesehatan dari negara asalnya dan wajib melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing," jelas Dewa Indra.

"Di desa tempat tinggalnya, yang bersangkutan diawasi oleh Posko Covid-19 Tingkat Desa (Perbekel, Bendesa Adat, Babinsa, dan Babinkamtibmas)," lanjut birokrat asal Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng yang notabene mantan Karo Keuangan Setda Provinsi Bali dan Kepala BPBD Bali ini.

Menurut Dewa Indra, dari 521 pekerja imigran yang tiba di Bandara Ngurah Rai, Minggu kemarin, sebanyak 27 orang di antaranya dikarantina. Mereka dikarantina di UPT BPKKTK Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Disebutkan, tidak semua PMI harus dikarantina, karena sudah ada regulasi internasional yang harus diikuti. "Harus dimengerti pula bahwa mereka sebelum pulang ke Bali juga sudah dikarantina," katanya.

Sementara itu, berdasarkan catatan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gianyar, ada 367 warga Gumi Seni yang bekerja di luar negeri. Dari jumlah itu, terbanyak bekerja di Italia yakni 178 orang. Sisanya, bekerja di Turki 82 orang, di Russia 21 orang, di Maldives 15 orang, China 12 orang, serta sejumlah negara lainnya rata-rata di bawah 10 orang.

“Dari jumlah itu, beberapa orang di antaranya sudah dipulangkan ke Bali secara bertahap,” ungkap Kadisnaker Gianyar, Anak Agung Dalem Jagadhita, Senin kemarin. Gung Dalem mengakui pihaknya cukup kesulitan melakukan identifikasi untuk mencari data konkret. Namun, diyakini banyak PMI asal Gianyar yang masih berada di luar negeri.

Di sisi lain, Ketua Satgas Covid 19 Kabupaten Gianyar, I Made Gede Wisnu Wijaya, menjabarkan per 19 Maret 2020 ada 123 PMI asal Gianyar yang sudah dipulangkan. Sesuai protokol kesehatan, PMI yang datang dipantau oleh Satgas Provinsi Bali. Kalau kondisinya setelah dicek oleh tim kesehatan, tidak ada keluhan dan suhu tidak mengalami peningkatan, maka mereka bisa dipulangkan. "Selanjutnya, kita memberikan edukasi untuk dilakukan pemantauan dan diisolasi secara mandiri di rumahnya masing-masing," jelas Wisnu Wijaya yang juga Sekda Kabupaten Gianyar. *nat,ind,nvi

Komentar