nusabali

Mendadak Mati Mesin di Tanjakan, Lalu Terperosok, 1 Tewas

Kecelakaan Maut Mobil Pick Up Pengangkut Ibu-ibu Pedagang Salak Banjar Kuta Bali, Desa Sibetan

  • www.nusabali.com-mendadak-mati-mesin-di-tanjakan-lalu-terperosok-1-tewas

Saat musibah maut terjadi, korban Ni Wayan Simpen berada dalam mobil Pick Up DK 9767 SH bersama 7 ibu-ibu lainnya asal sekampung dari Banjar Kuta Bali, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, hendak ke pasar untuk jualan salak

AMLAPURA, NusaBali

Seorang pedagang salak asal Banjar Kuta Bali, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem Karangasem, Ni Wayan Simpen, 45, tewas mengenaskan dalam kecelakaan lalulintas, Senin (23/3) dinihari. Perempuan berusia 45 tahun ini teweas terpental, setelah mobil Pick Up DK 9767 SH yang ditumpanginya tiba-tiba mati mesin di jalan tanjakan, lalu bergerak mundur hingga terperosok ke kebun salak.

Periswita maut yang merenggut nyawa Ni Wayan Simpen terjadi di jalan tanjakan kawasan Banjuar Kuta Bali, Desa Sibetan, Senin dinihari sekitar pukul 02.00 Wita. Saat musibah terjadi, korban Wayan Simpen dalam perjalanan menuju Pasar Rakyat di Banjar Kalanganyar, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem untuk jualan salak.

Informasi yang dihimpun NusaBali, korban Wayan Simpen berangkat naik mobil Pick Up warna putih DK 9767 SH langganannya, yang dikemudikan I Made Karta, 51, sopir asal sekampung dari Banjar Kuta Bali, Desa Sibetan. Selain korban Wayan Simpen, ada 7 ibu-ibu lainnya asal sekampung dari Banjar Kuta Bali yang ikut naik mobil Pick Up DK 9767 SH. Mereka masing-masing Ni Made Suartini, 45, Ni Wayan Ariati, 48, Ni Ketut Wati, 50, Ni Komang Resning, 45, Ni Nyoman Rai, 60, Ni Nengah Reti, 70, Ni Nyoman Sari, 55, dan Ni Wayan Sari, 50.

Selain bermaksud jualan salak, sebagian dari 8 ibu-ibu asal sekampung ini berangkat ke Pasar Rakyat untuk belanja kebutuhan upacara Usaba Dalem, Desa Adat Sibetan yang puncaknya jatuh pada Anggara Wage Pahang, Selasa (24/3) ini. Mereka berkumpul di Banjar Kuta Bali, Desa Sibetan dinihari pukul 01.45 Wita. Kemudian, mereka berangkat menuju Pasar Rakyat di Banjar Kalanganyar, Desa Sibetan ke arah barat, melintasi jalan yang gelap, sempit, berliku, dan tanjakan terjal.

Begitu memasuki lokasi TKP di jalan tanjakan sepanjang 100 meter yang lokasinya masih di kawasan Banjar Kuta bali, mobil Pick Up DK 9767 SH yang dikemudikan I Made Karta tiba-tiba mati mesin. Kemudian, mobil maut ini bergerak mundur dalam kondisi gelap. Mobil yang ditumpangi 8 ibi-ibu ini pun terperosok ke arah selatan jalan ke kebun salak milik keluarga I Wayan Sudi.

Naas, sebelum mobil terperosok ke kebun salak, korban Wayan Simpen terpental ke jalan aspal dan terguling-guling. Diduga kena senggol badan mobil Pick Up, korban Wayan Simpen mengalami luka parah di bagian bahu hingga darah segar berceceran di jalan aspal. Korban langsung meninggal di tempat.

Sedangkan 7 ibu-ibu lainnya berhasil selamat dari maut, sebagian dalam kondisi terluka dan sebagian laki tanpa luka sedikit pun. Sopir Made Karta juga selamat dari maut tanpa terluka. Sementara, bangkai mobil Pick Up DK 9767 SH tidak mengalami kerusakan berarti.

Peristiwa maut ini pertama kali diketahui I Wayan Jelantik Yasa, keponakan dari korban Wayan Simpen yang secara kebetulan melintas di lokasi hendak pergi ke Pasar Rakyat. Saksi Wayan Jelantik menemukan sejumlah ibu-ibu berkerumun. Setelah dicek, terjadi mereka habis kecelakaan di mana bibi dari saksi Wayan Jelantik, Wayan Simpen, tewas mengenaskan. Selanjutnya, jasad Wayan Simpen dan korban lainnya yang luka-luka diantar ke Puskesmas Bebandem.

Saat musibah maut terjadi, suami korban yakni I Made Parsi, 65, tengah dapat tugas nampah celeng (memotong babi) untuk kebutuhan Usaba Dalem. Made Parsi dapat kabar dari kerabatnya, I Wayan Merta, bahwa sang istri kecelakaan maut. Dia pun langsung meluncur ke ke Puskesmas Bebandem mengecek kondisi istrinya, wayan Simpen. Namun, saat Made Parsi tiba di Puskesmas, istrinya sudah tak bernyawa.

"Awalnya saya dapat kabar kalau istri saya kecelakaan, tetapi tidak disebutkan telah meninggal. Saya tidak punya firasat apa-apa terkait musibah maut ini," cerita Made Parsi saat ditemui NusaBali di rumah duka kawasan Banjar Kuta Bali, Desa Sibetan, Senin siang.

Sementara itu, jenazah korban Wayan Simpen sudah dibawa pulang keluarganya dari Puskesmas ke rumah duka. Hingga Senin siang, jenazah korban masih disemayamkan di rumah duka. Penguburan jenazah baru akan dilaksanakan Saat Ngembak Gni Nyepi Tahun Baru Saka 1942 pada Wraspati Umanis Pahang, Kamis (26/3) nanti.

Sebetulnya, pihak keluarga duka sudah memandikan jenazah korban dan membuat tandu, Senin kemarin. Setelah memohon petunjuk kepada sulinggih, disarankan penguburfan jenazah dilakukan sehari pasca Nyepi. Pantauan NusaBali, segenap krama Dadia Dukuh Segening yang dikoordinasikan Kelian Dadia, Jro Mangku Jaya, melayat di rumah duka, Senin kemarin.

Sementara itu, Kapolsek Bebandem AKP I Wayan Sukarita sudah melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi dalam musibah maut yang merenggut nyawa pedagang salak ini. Dari hasil olah TKP, kecelakaan maut ini diduga terjadi karena mobil tak kuat nanjak. “Mobil Pick Up buatan tahun 1980 ini mengangkut 8 penumpang berisi muatan barang,” jelas AKP Wayan Sukirta. Namun, hingga kemarin belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka dalam musibah ini.*k16

Komentar