nusabali

Hand Sanitizer Langka, Toko Bahan Kimia Diserbu Pembeli

  • www.nusabali.com-hand-sanitizer-langka-toko-bahan-kimia-diserbu-pembeli

DENPASAR, NusaBali
Seiring dengan semakin langkanya hand sanitizer, toko bahan kimia di wilayah Denpasar mulai kedapatan pembeli yang mencari bahan-bahan dasar untuk pembuatan hand sanitizer secara manual.

Bahan-bahan yang dicari umumnya berupa larutan alkohol, gliserin, dan hidrogen peroksida. Bahan-bahan ini, sebelumnya sempat disebutkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui edaran mengenai cara membuat hand sanitizer secara manual.

Salah satu toko bahan kimia yang menjadi sasaran pembelian bahan-bahan ini yaitu UD Saba Kimia yang terletak di Jalan Buluh Indah, Pemecutan Kaja, Denpasar Utara. Di toko ini, telah ditempelkan panduan untuk membuat hand sanitizer secara manual yang membutuhkan bahan-bahan seperti alkohol 96%, gliserin, dan hidrogen peroksida, mengikuti sebaran dari Badan POM tersebut.

Mengikuti panduan tersebut, alkohol menjadi bahan yang paling banyak dicari semenjak Senin (16/3) lalu. Bahkan hanya dalam sehari, persediaan alkohol langsung ludes. “Begitu datang pasokan lagi, juga cepat habis,” ungkap sang pemilik toko, Cynthia Dewi Salim, pada Jumat (20/3).

Sebelum mengalami kekosongan, harga alkohol 96% dan 70% yang dijual di toko ini sempat mengalami kenaikan, yakni mencapai Rp 51.000 per liternya.  Harga normal sebelumnya ada di kisaran Rp 47.000. “Nanti kalau ada kenaikan kami belum tahu, ngikut yang dari sana (distributor),” terangnya.

Pun demikian dengan bahan-bahan lainnya, meski tak sepopuler alkohol, namun juga menjadi incaran sehingga stok bahan-bahan tersebut kadang mengalami kekosongan. Untuk bahan-bahan lain, yakni gliserin, dijual dengan harga Rp 18.000 dan H2O2 atau hidrogen peroksida dijual seharga Rp 5.000 per liter.

Selain oleh masyarakat umum, pemesanan juga datang dari beberapa institusi yang membeli dalam jumlah yang banyak. Namun, Cynthia Dewi berusaha agar barang-barang tersebut dapat dibagi secara adil, dan tidak diborong oleh satu pihak saja. “Karena barangnya terbatas, ya kita bagi saja,” tandasnya.

Sementara itu, di toko kimia lainnya, yakni Bratachem yang terletak di Jalan Gatot Subroto Barat, Padangsambian Kaja, Denpasar Barat, penjualan bahan-bahan kimia tak sebebas UD Saba Kimia, sehingga masyarakat tak bisa dengan bebas membeli bahan-bahan tersebut di toko ini. Pembeli di toko ini kebanyakan dari instansi-instansi khusus seperti farmasi dan perusahaan yang mencantumkan dengan jelas tujuan penggunaan bahan-bahan kimia yang dibeli.

“Untuk hidrogen peroksida kita tidak ada, gliserol kita hanya menjual dalam kemasan drum. Sedangkan untuk ethanol 96% di sini harus pakai surat-surat, seperti NPWP, SIUP, KTP, dan surat-surat lainnya. Yang bisa membeli itu, perusahaan-perusahaan yang memproduksi kosmetik dan parfum,” Erna Purnama Dewi sebagai penjual menjelaskan.

Sebelumnya, Toko Bratachem sendiri telah menjual hand sanitizer secara reguler. Namun, kini seperti toko-toko lainnya, stok hand sanitizer di toko ini pun telah kosong sehingga tidak menjual barang tersebut atau pun menerima pesanan hand sanitizer. “Sebenarnya ada yang memesan, tapi tidak kita terima karena nanti takutnya tidak siap barangnya, karena di pusat juga permintaannya sedang tinggi,” tutup Erna. *cr74

Komentar