nusabali

Try Out Sering Terganjal

KONI Bangli Tak Punya Mobil Operasional

  • www.nusabali.com-try-out-sering-terganjal

Padahal KONI kabupaten lainnya di Bali rata-rata memiliki minimal dua mobil operasional. Bahkan sekarang KONI Buleleng punya empat mobil operasional. Kalau KONI Bangli sama sekali tidak ada mobil operasional.

BANGLI, NusaBali

Patriot olahraga Bangli hingga kini masih terganjal masalah klasik, yakni belum adanya mobil operasional yang mendukung kegiatan. Jangankan mobil operasional pengurus atau petinggi KONI Bangli, untuk keperluan try out atlet juga belum ada.

Padahal mobil operasional itu untuk perjalanan lokal di Bali atau ke sejumlah daerah di Indonesia yang dapat dijangkau dengan perjalanan darat. Kondisi itu membuat atlet sering kelimpungan. Akibatnya, beban pelatih selain menjadi arsitek dan mengatur strategi, pada saat try out juga harus dibebani mengurus keperluan operasional atlet, salah satunya mobil operasional.

"Mobil operasional atlet kami tidak punya. Padahal KONI Kabupaten lainnya di Bali rata-rata mereka memiliki minimal dua mobil operasional bagi atlet. Bahkan sekarang KONI Buleleng punya empat mobil operasional. Kalau KONI Bangli sama sekali nihil mobil operasional atlet," ucap Ketua Umum KONI Bangli, Sang Kompyang Suarjaksa, Minggu (22/3).

Menurut Kompyang Suarjaksa, mobil operasional atlet sangat dibutuhkan. Sehingga beban atlet jadi lebih ringan. Bahkan tak hanya atlet, pelatih juga tidak lagi terlalu repot harus menyiapkan mobil jika ingin menggelar try out.

Kompyang Suarjaksa menegaskan, mobil operasional yang dimaksud itu bukan untuk pengurus atau Ketua Umum KONI Bangli. Namun semata-mata untuk  operasional atlet.

"Kami minta mobil operasional itu bukan untuk pengurus. Mobil sejenis Elf yang muat maksimal 20 penumpang, itu proyeksinya untuk atlet saat melakoni try out. Dan, kami akui  banyak atlet batal gelar try out karena terganjal mobil operasional," tutur mantan Ketua Pengkab PBVSI Bangli itu.

Dia pun mencontohkan, kalau seandainya sudah ada mobil operasional, tinggal butuh sopir dan uang bensin, sehingga anggaran dalam melakoni try out dapat ditekan.

"Kalau sudah ada mobil operasional, atlet hanya perlu uang minum. Dan, mereka bisa fokus untuk bertanding. Masak sebelum bertanding, atlet dan pelatih harus memikirkan mobil operasional lagi. Makanya, kita ingin pasilitasi mobil operasional itu diajukan lewat KONI Bangli. Kami akan perjuangkan hal itu," beber Kompyang Suarjaksa.

Dia juga mengingatkan untuk melihat KONI Gianyar. Mereka sudah menggelontor uang latihan Rp 50 ribu per sekali latihan. Bahkan ada juga program uang kaget setelah meraih medali emas di Porprov.

Dengan demikian, kata Kompyang Suarjaksa, atlet akan lebih merasa difasilitasi. Karena atlet itu tugasnya hanya latihan. Jadi, KONI yang sepatutnya menyiapkan mobil operasional.

"Harapan kami mobil operasional sekelas mobil Elf bisa terealisasi di tahun 2021.  Atau bisa juga mobil Toyota Hiace atau sejenis mobil travel. Dan, mobil operasional ini akan sangat bermanfaat saat mengikuti event Porprov," kata Kompyang Suarjaksa.

Diakui mobil operasional ini fungsinya sangat membantu.  Seperti saat dirinya menahkodad PBVSI Bangli, karena sering memfasilitasi transport milik pribadi. Karena ini cakupannya lebih luas, sudah sewajarnya KONI Bangli memiliki mobil operasional bagi atlet. Bahkan diakui KONI Bali saja memiliki mobil operasional untuk atlet.

Jika terwujud mobil operasional, kata Kompyang Suarjaksa, harapan setiap Pengcab cabor ataupun pelatih melapor lebih dulu. Jika ingin menggunakan mobil operasional tersebut. Sehingga KONI bisa menjadwalkan penggunaan mobil operasionak tersebut.

"Ke depan cabor diminta aktif komunikasi. Dan, disampaikan diawal soal program try out. Dengan harapan KONI Bangli bisa memasukkan ke program saat pengajuan proposal ke Bupati," jelas Sang Kompyang Suarjaksa. *dek

Komentar