nusabali

Desa Adat Pedungan Melasti Ngubeng

Antisipasi Penyebaran Covid-19

  • www.nusabali.com-desa-adat-pedungan-melasti-ngubeng

DENPASAR, NusaBali
Pelaksanaan Upacara Melasti di Desa Adat Pedungan, Kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan, pada Redite Paing Pahang, Minggu (22/3) dilakukan secara ngubeng.

Tidak ada prosesi mundut pratima Ida Bethara ke segara genah melasti yang baru di kawasan Pelabuhan Benoa.  Pralingga atau pratima Ida Bethara dari pura kahyangan yang ada di wewidangan Pedungan melinggih atau disthanakan di Pura Bale Agung, sedang ritual nunas tirta pemelastian ke segara dilaksanakan para jero mangku masing-masing prasanak, bersama bendesa adat dan prajuru serta sejumlah warga/krama yang ditunjuk. Pengamanan oleh pecalang dibantu aparat keamanan dari TNI dan Polri.

Penyarikan Desa Adat Pedungan Anak Agung Gede Made Sukadana (Ajik Damar), menjelaskan Upacara Melasti secara ngubeng disepakati untuk mengurangi kumpulan orang sebagaimana imbauan pemerintah  terkait  ancaman virus corona atau Covid -19. “Itu dalam Keputusan Bendesa Adat sudah lengkap,” ujarnya menunjuk Keputusan Bendesa Adat Pedungan No 24/DA.P/III/2020, yang ditandatangani Bendesa Adat Pedungan I Gusti Putu Budiarta dan Anak Agung Gede Made Sukadana selaku Penyarikan.

Mengacu SK 24/DA.P/III/2020 tersebut, Melasti secara ngubeng dilakukan  dengan memperhatikan sejumlah hal diantaranya rapat bersama Pemkot Denpasar, Majelis Desa Adat Kota Denpasar, Sabha Upadesa, Forum Perbekel/Lurah, Parum Bendesa Adat dan Bendesa Desa Adat se Kota Denpasar di ruang Mahottama Graha Sewaka Dharma Kota Denpasar, Jumat (20/3). Juga kreativitas Sekaa Teruna dalam kreasi pembuatan ogoh-ogoh dalam menunjang pembangunan Kota Denpasar yang berwawasan budaya berlandaskan Tri Hita Karana. Dan terakhir adalah keselamatan seluruh masyarakat se- Desa Adat Pedungan.

Selain Melasti secara ngubeng, beberapa prosesi ritual terkait  disesuaikan atau tidak dilaksanakan. Diantaranya persembahyangan bersama pada saat Nyejer. Demikian juga upacara Meprani  cukup dilaksanakan di masing-masing perumahan- tidak di masing-masing banjar adat, sebagaimana sebelumnya. “Semuanya untuk menghindari kerumunan, mencegah penyebaran virus Corona,” jelas Gung Sukadana. Demikian juga pada saat Pangerupukan tidak diperkenankan  pengarakan ogoh-ogoh. Krama cukup menggelar upacara Pangerupukan di rumah masing-masing.

Dari pantauan, prosesi nunas tirta melasti oleh Desa Adat Pedungan mulai pukul 10.00 Wita sampai pukul 12.30 Wita. Nunas tirta diikuti jero pemangku masing-masing pura/prasanakan bersama Bendesa dan Prajuru Adat Pedungan dan krama yang ditunjuk. Pengamanan dilakukan pecalang dibantu aparat keamanan dari aparat keamanan.

Untuk diketahui, lokasi atau genah melasti di kawasan Pelabuhan Benoa seluas 1,2 hektare dibantu dibangun Pelindo III karena sebelumnya Desa Adat Pedungan tidak memiliki tempat melasti yang memadai. Upacara Mecaru dan Melaspas Bhumi Sudha dilaksanakan Minggu (23/2) sekaligus peresmian oleh Gubernur Bali I Wayan Koster dan GM Pelindo III Doso Agung.  Genah Melasti yang diperkirakan mampu menampung tidak kurang dari 10 ribu krama, rencananya digunakan pertama kali sebagai genah melasti pada Upacara Melasti terkait Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1942. Namun demi antisipasi dan keselamatan terhadap ancaman virus Corona, Upacara Melasti dengan ribuan pengiring tak jadi digelar, karena Desa Adat Pedungan yang terdiri dari 14 banjar adat menggelar Upacara Melasti secara Ngubeng.

Sehari sebelum dilakukan upacara nunas tirta melasti  di segara lokasi genah melasti dan sekitanya dilakukan penyemprotan disinfektan. Demikian juga di sekitar Pura Bale Agung. “Penyemprotan dilakukan pihak Kelurahan Pedungan,” ungkap Gung Sukadana. Sementara kepada para pemangku, prajuru dan pengiring yang ikut upacara nunas tirta, juga disiapkan hand sanitalizer untuk cuci tangan setelah tiba di Pura Bale Agung. *k17

Komentar