nusabali

Dua Desa Wisata di Tabanan Juga Ditutup dari Kunjungan Turis

Cegah Penyebaran Wabah Virus Corona, Kebun Raya Bedugul Ditutup Selama Dua Pekan

  • www.nusabali.com-dua-desa-wisata-di-tabanan-juga-ditutup-dari-kunjungan-turis

Desa Wisata Pinge ditutup untuk wisatawan paket menginap selama 15-31 Maret 2020. Sedangkan Desa Wisata Nyambu sudah ditutup lebih awal sejak 1 Maret 2020, sampai batas yang belum ditentukan.

TABANAN, NusaBali

Kebun Raya Eka Karya Bali di Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan tutup kunjungan wisatawan selama dua pekan, 19-31 Maret 2020. Penutupan kebun raya yang dikelola Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini dilakukan sebagai upaya antisipasi penyebaran wabah virus Covid-19 (Corona). Pada saat hampir bersamaan, dua desa wisata di Kabupaten Tabanan juga ditutup, yakni Desa Wisata Pinge dan Desa Wisata Nyambu.

Manajer Operasional Kebun Raya Eka Karya Bali Bedugul, Teguh Dwiyanto, menyatakan penutupan kebun raya ini dilakukan atas instruksi langsung dari LIPI. Kebijakan ini diambil untuk membantu pemerintah dalam upaya cegah penyebaran virus Corona. “Sesuai kesepakatan, Kebun Raya Eka Karya Bali ditutup 19-31 Maret,” ungkap Teguh Dwiyanto, Kamis (19/3).

Menurut Teguh, pengumuman soal ditutupnya Kebun Raya Bedugul ini telah disampaikan melalui media sosial. Selain itu, pengumuman juga ditempel di depan pintu masuk Kebun Raya Bedugul. “Ada petugas juga standby di depan pintu masuk untuk memberitahu jika ada pengunjung yang telanjur datang,” papar Teguh.

Pada hari pertama ditutup, Kamis kemarin, ada sejumlah pengunjung, baik wisatawan asing maupun domestik, yang datang ke Kebun Raya Bedugul, karena mereka belum mengetahui adanya penutupan ini. Namun, telah diberitahu oleh petugas yang standby di depan pintu masuk kebun raya, pengunjung bisa mengerti dan akhirnya balik kandang.

Meskipun Kebun Raya Bedudul ditutup dari kunjungan wisatawan, menurut Teguh, tempat wisata ini tidak dikosongkan sama sekali. Setiap hari, setidaknya ada 10 petugas yang dapat giliran piket. Mereka ditugaskan untuk melakukan pembersihan menggunakan disinfektan dan perawatan kawasan. “Tujuannya, ketika nanti kebun raya dibuka kembali, suasana tetap nyaman, terawat, dan terpelihara,” papar Teguh.

Dalam kondisi normal, angka kunjungan wisatawan ke Kebun Raya Bedugul selama ini mencapai kisaran 500-700 orang per hari. Harga tiket masuk untuk wisatawan asing sebesar Rp 17.000 per orang (baik dewasa maupun anak), sementara untuk wisatawan domestik sebesar Rp 9.000 per orang.

Kebun Raka Eka Karya Bali di Bedugul merupakan salah satu dari empat kebun raya di Indonesia yang diinstruksikan LIPI untuk ditutup sementara selama dua pekan, sebagai antisipasi penyebaran wabah Corona. Tiga kebun raya lainnya yang juga ditutup adalah Kebun Raya Bogor (Jawa Barat), Kebun Raya Cibodas (Jawa Barat), dan Kebun Raya Purwodadi (Jawa Tengah).

Sementara itu, dua desa wisata di wilayah Kabupaten Tabanan juga ditutup selama dua pekan lebih, dengan tujuan yang sama. Kedua desa wisata tersebut masing-masing Desa Wisata Pinge (di Desa Tua, Kecamatan Marga) dan Desa Wisata Nyambu (di Desa Nyambu, Kecamatan Kediri).

Desa Wisata Pinge tutup kunjungan untuk wisatawan grup yang paket menginap, selama periode 15-31 Maret 2020. Sedangkan Desa Wisata Nyambu bahkan sudah tutup kunjungan wisatawan lebih awal sejak 1 Maret 2020, sampai batas yang belum ditentukan.

Pengelola Desa Wisata Pinge, Anak Agung Ngurah, mengatakan desa wisata ini tidak menerima kunjungan wisatawan grup yang menginap. Namun, untuk kunjungan singkat wisatawan yang hanya sekadar foto-foto, masih dibolehkan, tetapi jumlahnya terbatas. “Mulai 1 April 2020 nanti baru kembali menerima kunjungan wisata paket menginap,” ujar Gung Ngurah kepada NusaBali di Tabanan, Rabu (18/3) siang.

Menurut Gung Ngurah, jumlah kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Pinge selama ini berimbang antara wisatawan domestik dan asing. Dalam sebulan, kunjungan wisatawan menginap rata-rata mencapai 80 orang. Sedangkan kunjungan wisatawan tanpa menginap, kisaran 450 orang sebulan.

Gung Ngurah menyebutkan, yang memilih paket wisata menginap di Desa Wisata Pinge selama ini didominasi wisatawan domestik. Mereka biasanya memesan kunjungan mengunap untuk grup (rombongan). “Sedangkan untuk wisatawan asing, lebih banyak kunjungan singkat untuk sekadar foto selfie dan mengunjungi rumah warga,” jelasnya.

Tiket masuk bagi wisatawan yang kunjungan tanpa menginap ke Desa Wisata Pinge, baik asing maupun domestik, hanya Rp 5.000 per orang. Mereka sudah bisa menikmati pemandangan asri Desa Wisata Pinge, seraya berfoto ria di rumah-rumah warga.

Sedangkan untuk kunjungan wisatawan yang menginap di Desa Wisawa Pinge, ada empat paket yang ditawarkan: Paket 1 malam 2 hari, Paket 2 malam 3 hari, Paket 3 malam 4 hari. Untuk yang paket 1 malam 2 hari grup 10-20 orang, dikenai harga Rp 370.000 per orang. Untuk paket 1 malam 2 hari grup 21-40 orang, dikenai harga Rp 300.000 per orang. Untuk paket 1 malam 2 hari grup lebih dari 40 orang, dikenai harga Rp 250.000 per orang. Sedangkan untuk paket lainnya, harga beda lagi.

Menurut Gung Ngurah, harga paketan tersebut sudah include dengan aktivitas dan makan wisatawan. Kegiatan juga bisa disesuaikan dan dipilih. Wisatawan juga bisa masak bareng, belajar membuat jaja Bali, membuat minyak kelapa tandusan, dan membuat tape. “Aktivitas yang ditawarkan memang sesuai dengan potensi di desa,” terang Gung Ngurah.

Semetara, Desa Wisata Nyambu bahkan sudah tutup kunjungan wisatawan, sejak 1 Maret 2020 sampai batas waktu yang belum ditentukan. “Supaya tidak terjadi kekhawatiran dan masalah, kami turuti aturan pemerintah,” ujar Ketua Pengelola Desa Wisata Nyambu, I Wayan Gede Eka Sudiartha, kepada NusaBali secara terpisah.  

Menurut Eka Sudiartha, kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Nyambu per bulan mencapai 15-20 orang, didominasi wisatawan Jerman. Kunjungan sengaja dibatasi, sesuai kapasitas. “Kita memang berbeda dengan wisata lain, kami lebih menitikberatkan pada lingkungan. Sebab, Desa Wisata Nyambu diharapkan sebagai benteng untuk menjaga desa agar tetap seperti yang ada selama ini,” papar Eka.

Ada tiga paket wisata yang ditawarkan Desa Wisata Nyambu ke wisatawan, yakni paket susur sawah, paket susur budaya, dan paket susur sepeda. Untuk bisa menikmati paket tersebut, per orang dikenakan paket kisaran Rp 1.000.000 sampai Rp 1.500.000. Wisatawan bisa menikmati wisata seharian didampingi guide. Wisatawan juga mendapat makan siang.

“Jika wisatawan ingin menginap, sudah tersedia 15 homestay milik warga dilengkapi dengan makan malam. Harga paket sesuai dengan pilihan paket yang diminta wisatawan,” kata Eka sembari menyebut Desa Wisata Nyambu baru dikembangkan sejak tahun 2015. *des

Komentar