nusabali

Nyepi, Internet untuk Tenaga Medis Diminta Tak Dibatasi

  • www.nusabali.com-nyepi-internet-untuk-tenaga-medis-diminta-tak-dibatasi

DENPASAR, NusaBali
Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Bali meminta Pemprov Bali memberikan dispensasi terkait kebijakan peniadaan internet selama perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1942 yang akan berlangsung tanggal 25 Maret mendatang.

Pasalnya, dalam situasi pandemik covid-19, komunikasi yang intensif sangat diperlukan agar tidak terjadi terlambat penanganan. Karena itu, ARSSI Bali meminta agar diberikan akses sinyal internet untuk menggunakan media jejaring whatsapp ataupun lain agar rumah sakit dan tenaga medis mudah dalam berkoordinasi.

Ketua ARSSI Bali, Dr dr IBG Fajar Manuaba SpOG MARS, mengatakan pada saat pandemik covid termasuk peningkatan kasus demam berdarah, komunikasi menjadi kunci utama agar penanganan dapat berjalan dengan baik.

“Pada saat bencana, kuncinya adalah komunikasi. Kalau internet mati, bagaimana caranya dokter berikan advis dari rumah. Kami dari ARSSI hanya menyampaikan sesuai surat. Tergantung Gubernur bagaimana nanti keputusannya,” ujar dr Fajar yang saat dikonfirmasi, Selasa (17/3) malam sedang menerima pasien.

Meski dalam keterangan pemerintah bahwa internet di pelayanan vital seperti rumah sakit dan kepolisian tetap dihidupkan, namun ketika dokter berada di rumah ingin berkomunikasi dan konsultasi secara intens tentang penanganan pasien, otomatis tidak bisa dilakukan karena tidak ada data internet untuk masyarakat yang berada di rumah.

“Kalau RS pakai Indihome, tapi HP dokternya ndak bisa pakai WA, sama aja. Walaupun RS pakai Astinet yang internet nyala. Pertanyaannya apakah HP Kadiskes dan staf masih bisa di-WA kalau internet mati?,” tanya dr Fajar.

Kedua, televisi diperlukan agar komunikasi pemerintah dan masyarakat tidak terganggu pada situasi bencana nasional. Sedangkan pertimbangan ketiga, ambulan rumah sakit sebaiknya diizinkan bergerak tanpa harus ditemani pecalang. Pada saat bencana nasional, ambulan rumah sakit diperlukan untuk mengirim pasien selain itu itu untuk pertukaran logistik dan SDM antar rumah sakit.

Terkait pembatasan internet, Gubernur Bali, Wayan Koster, mengatakan dalam instruksi Gubernur Bali sudah disampaikan bahwa untuk pelayanan vital publik tetap dihidupkan akses internetnya. “Perayaan Nyepi tahun-tahun sebelumnya juga begitu. Tidak ada yang baru, perayaan tahun ini berjalan sama seperti biasanya,” terangnya di sela jumpa pers di Rumah Jabatan Jaya Sabha, Selasa kemarin.

Senada dengan Gubernur, Ketua PHDI Provinsi Prof IGN Sudiana MSi menambahkan, internet untuk masyarakat umum di seluruh Bali tetap dinonaktifkan selama 24 jam. Akan tetapi internet akan tetap aktif di objek-objek vital seperti keamanan, militer, rumah sakit, dan tempat vital lainnya. *ind

Komentar