nusabali

Setelah Hampir 24 Jam, Korban Hilang Akhirnya Ditemukan Tewas

Petaka Maut Dua Siswa SMP Negeri 1 Melaya, Jembrana Tenggelam di Sungai Sanghyang

  • www.nusabali.com-setelah-hampir-24-jam-korban-hilang-akhirnya-ditemukan-tewas

Jenazah korban I Kadek Arta Ika Putra dan I Kadek Wirasatya Birangga, siswa SMP yang rumahnya tetanggaan di Banjar Sumbersari, Desa Melaya akan diabenkan keluarganya bersamaan pada Sukra Paing Pahang, Jumat (27/3) depan

NEGARA, NusaBali

Dua siswa SMPN 1 Melaya, Jembrana yang tenggelam saat hendak mandi di Sungai Sanghyang tepatnya di bawah pembuangan air Bendungan Palasari, Banjar Palerejo, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Selasa (17/3) siang, berhasil ditemukan. Korban hilang (kedua) yang ditemukan petugas gabungan, Rabu (18/3) siang, adalah I Kadek Arta Ika Putra, 16. Sedangkan korban I Kadek Wirasatya Birangga, 12, sudah lebih dulu ditemukan pasca tenggelam, Selasa siang sekitar pukul 13.00 Wita.

Jasad korban Kadek Arta Ika Putra, siswa Kelas IX SMPN 1 Melaya, ditemukan nyangkut di dasar Sungai Sanghyang pada kedalaman 6 meter dekat air terjun pembuangan Bendungan Palasari, Rabu siang pukul 11.15 Wita atau hampitr 24 jam pasca tenggelam. Jasad korban ditemukan oleh tim penyelam dari Pos Pencarian dan Pertolongan Kabupaten Jembrana, yang sudah berusaha menyisir dasar sungai sejak Selasa siang.

Begitu ditemukan, jasad siswa SMP berusia 16 tahun ini langsung dievakuasi dan kemudian dibawa ke Puskesmas Melaya, untuk diperiksa. Selanjutnya, jasad korban Kadek Arta Ika Putra dibawa keluarganya ke rumah duka di Banjar Sumbersari, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana untuk dilakukan proses upacara pengabenan.

Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Kabupaten Jembrana, I Komang Sudiarsa, mengatakan proses pencarian lanjutan korban hilang tenggelam, Rabu kemarin, dilakukan sejak pagi 06.30 Wita. Awalnya, dua anggota tim penyelam sudah berusaha menyisir dasar sungai di lokasi awal korban tenggelam. Namun, tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban. Upaya pencarian agak sulit, karena air masih keruh, hingga jarak pandang terbatas.

Siang sekitar pukul 11.00 Wita, kata Komang Sudiarsa, beberapa warga yang menyaksikan upaya pencarian korban dari atas senderan sebelah utara sungai sempat melihat kepala korban muncul ke permukaan. Begitu mendengar informasi itu, tim penyelam langsung diarahkan mencari di sekitar titik tersebut. “Akhirnya, korban ditemukan pukul 11.15 Wita pada kedalaman sekitar 6 meter. Lokasinya tepat di dekat ceburan air terjun,” ungkap Sudiarsa.

Korban Kadek Arta Ika Putra sendiri sebelumnya tenggelam di Sungai Sanghyang saat hendak mandi bersama 8 rekannya sesama siswa SMPN 1 Melaya asal Banjar Sumbersari, Desa Melaya. Dia ikut celaka ketika berupaya menolong rekannya, Kadek Wirastya Birangga, yang lebih dulu tenggelam akibat berusaha menyelamatkan topinya yang jatuh, Se-lasa siang skitar pukul 12.15 Wita.

Jasad Kadek Wirasatya, siswa Kelas VII SMPN 1 Melaya, sudah langsung ditemukan kurang dari 1 jam pasva tenggelam, tepatnya pukul 13.00 Wita, pada kedalaman sekitar 2 meter. Namun, korban Kadek Arta Ika Putra hilang tenggelam, sebelum akhirnya ditemukan sehari kemudian, Rabu siang pukul 11.15 Wita.

Dua bocah SMP yang sama-sama tewas tenggelam di Sungai Sanghyang ini berasal dari banjar yang sama. Bahkan, rumah mereka bertetanggaan di Banjar Sumbersari, Desa Melaya. Menurut Kelian Banjar Sumbersari, I Kadek Sami, korban Kadek Wirasatya merupakan anak kedua dari tiga bersaudara laki-laki. Sedangkan korban Kadek Arta Ika Putra merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Dia satu-satunya anak lelaki di keluarganya.

Kadek Sami menyebutkan, selama ini kedua korban dikenal aktif dalam kegiatan di banjar. Mereka juga aktif sebagai anggota Sekaa Teruna Teruni (STT) Banjar Sumbersari dan biasa kumpul dengan anak-anak se-banjar. “Sekarang jenzah kedua korban tenggelam ini masih disemayamkan di rumah duka,” ungkap Kadek Sami saat dikonfirmasi NusaBali, Rabu sore.

Rencananya, jenazah kedua siswa SMP korban tenggelam ini akan diabenkan keluarganya di Setra Desa Adat Sumbersari pada Sukra Paing Pahang, Jumat (27/3) mendatang. “Kalau prosesi nyiramang sampai sekarang belum ditentukan. Baru ditentukan untuk ngabennya,” jelas Kadek Sami.

Sementara itu, Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 1 Melaya, I Wayan Timpuh, mengatakan dua siswanya yang tewas tenggelam di sungai ini sebenarnya termasuk siswa penurut. Meskipun bukan siswa berprestasi, keduanya tidak pernah bermasalah.

Saat kejadian maut yang bertepatan dengan pembelajaran dari rumah, kedua siswa ini juga diketahui sudah melaksanakan tugas yang diberikan guru secara online melalui aplikasi Telegram. “Ya, mereka itu, tetap ikut pembelajaran. Pas sekitar pukul 12.00 Wita, mereka sudah menyetorkan tugas-tugas yang diberikan. Secara absensi, itu sudah ada bukti mereka ikut pembelajaran secara daring (online),” ujar Wayan Timpuh saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Rabu kemarin. *ode

Komentar