nusabali

Bikin Ogoh-ogoh dari 1.000 Butir Serabut Kelapa

Kreativitas STT Banjar Juuk Legi, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat

  • www.nusabali.com-bikin-ogoh-ogoh-dari-1000-butir-serabut-kelapa

AMLAPURA, NusaBali
Sekaa Teruna Teruni (STT) Banjar Juuk Legi, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem bikin ogoh-ogoh unik untuk diarak saat Pangrupukan Nyepi Tahun Baru Saka 1942, Selasa (24/3) nanti.

Ogoh-ogoh berwujud bojog (kera) yang mereka buat berbahan sepenuhnya dari serabut kelapa. Dibutuhkan sekitar 1.000 butir serabut kelapa untuk merampungkan ogoh-ogoh unik ini. Pembuatan ogoh-ogoh bojog berbahan serabut kelapa tersebut kini dalam tahap finishing di Bale Banjar Juuk Legi, Desa Duda Timur. Ogoh-ogoh unik ini dibuat setinggi 5 meter dengan lebar sekitar 2 meter. Ogoh-ogoh bojog berbahan serabut kelapa ini dirancang oleh I Made Suarimbawa, tokoh pemuda Banjar Juuk Legi, Desa Duda Timur yang sebelumnya sudah beberapa kali menghasilkan karya spektakuler sejenis.

Penggarapan ogoh-ogoh berbahan serabut keapa ini dilaksanakan secara gotong royong, sejak pertengahan Februari 2020 lalu. Penggarapan melibatkan 10 orang yang dikoordinasikan langsung oleh Ketua STT Banjar Juuk Legi, I Ketut Supartika. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat ogoh-ogoh unik ini mencapai belasan juta rupiah. Sumber dana berasal dari Kantor Desa Duda Timur sebesar Rp 3,5 juta, dari Desa Adat Duda sebesar Rp 700.000, dan selebihnya swadaya.

Menurut sang undagi (arsitek tradisional), Made Suarimbawa, ogoh-ogoh berbahan serabut kelapa ini dipilih dengan wujud bojog, untuk mengingatkan masyarakat bahwa monyet (kera) sudah semakin meresahkan warga kampung. “Kebun milik warga di Banjar Juuk Legi selama ini telah diserang hama monyet. Setidaknya, dengan ogoh-ogoh ini, kita menyampaikan pesan agar bersama-sama mencari solusi untuk mengusir monyet,” ungkap Made Suarimbawa saat ditemui NusaBali di Bale Banjar Juuk Legi, Desa Duda Timur, Senin (16/3) siang.

Suarimbawa mengatakan, ogoh-ogoh ini menggunakan bahan 1.000 butir serabut kelapa. Sementara rangkanya menggunakan bahan kayu dan bambu. Tidak ada sama sekali menggunakan koran. “Ini semuanya dari bahan alami yang ramah lingkungan,” jelas undagi yang alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta 2004 ini.

Suarimbawa memaparkan, dalam pembuatan ogoh-ogoh berbnahan serabut kelapa ini, terlebih dulu dibuat rangka dari kayu dan bambu, tanpa diisi koran bekas. Selanjutnya, serabut kelapa ditata sedemikian rupa, sehingga membentuk mata, hidung, rambut, dan otot bagian dada yang kelihatan menyembul.

Pembuatan ogoh-ogoh unik ini membutuhkan kesabaran tinggi, terutama dalam hal mengolah bahan agar berbentuk sesuai harapan. Misalnya, di bagian punggung dan ekornya, mesti berbulu, sehingga serabut kelapa terlebih dulu harus diolah agar muncul bagian serat-seratnya. Begitu juga di bagian kaki dan kepala, yang menonjol diupayakan bagian serabut kepalanya yang berbulu. Sedangkan untuk dada, digunakan serabut kelapa bagian sisi luarnya.

Menurut salah satu pekerja ogoh-ogoh, I Wayan Widianta, menata serabut kelapa memang butuh kesabaran tinggi. “Paling sulit membentuk jari-jari tangan dan menata wajah,” papar anggota STT Banjar Juuk Legi ini.

Sedangkan untuk membentuk gigi dan kuku, kata Widianta, bisa menggunakan serabut kelapa bagian yang keras. Sementara untuk mata, menggunakan batok kelapa daksina kecil yang telah kering, segingga kelihatan melotot dan jernih.

“Ogoh-ogoh berbahan serabut kelapa ini memang rumit dalam merancangnya, tetapi mudah untuk dimusnahkan (pralina), dengan cara dibakar tanpa mencemari lingkungan,” papar Widiana.

Ini untuk kesekian kalinya STT Banjar Juuk Legi, Desa Duda Timur membuat ogoh-ogoh unuk untuk pelaksanaan Nyepi Tahun Baru Saka. Tiga tahun sebelumnya, mereka sempat mebuat ogoh-ogoh bebahan plastik bekas untuk Nyepi Tahun Baru Saka 1939. Sedangkan pada 2018, mereka membuat berbahan pakaian bekas yang sedianya untuk pengungsi, tetapi tak layak pakai. Terakhir, saat Nyepi Tahun Baru Saka 1941 pada 2019 lalu, STT Banjar Juuk Legi tidak membuat ogoh-ogoh.

Sementara itu, Made Suarimbawa yang mengarsiteki ogoh-ogoh berwujud bojog berbahan serabut kelapa, selama ini dikenal sebagai undagi yang kerap menghasilkan karya spektakuler. Sebelumnya, Suarimbangi sempat membuat Patung Dewa Nawa Sanga setinggi 12 meter dan Patung Dewi Sri setinggi 8 meter, juga berbahan serabut kelapa, untuk kegiatan Festival Kelapa Internasional di Taman Sukasada Ujung, Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, 14-17 September 2019 lalu.

Sebuilan kemudian, Suarimbawa juga dipercaya membuat Patung Garuda setinggi 7 meter berbahan serabut kelapa, saat Kapolda Bali Irjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose menggelar kegiatan spektakuler ‘Bentangkan Bendera Merah Putih sepanjang 1.928 Meter’, yang disinkronkan dengan acara ‘Gelorakan Perdamaian untuk Papua’, di Bukit Savana Munduk Cinta, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem, 26 Oktober 2019. *k16

Komentar