nusabali

Rudia Sempatkan Ngayah Ngigel Tari Baris

Di Sela Kesibukan Kawal Pilkada Serentak di Bali

  • www.nusabali.com-rudia-sempatkan-ngayah-ngigel-tari-baris

DENPASAR, NusaBali
Kesibukan mengawal tahapan Pilkada Serentak 2020, tidak membuat Anggota Bawaslu Bali, Ketut Rudia, melupakan kewajibanya sebagai Krama Adat Desa Adat Baturinggit, Kecamatan Kubu, Karangasem.

Seperti terlihat saat ritual nyineb Karya Nyaba Yasa Kerti di Desa Adat Baturinggit, Selasa (17/1). Mantan Ketua Bawaslu Bali ini sedang sibuk memainkan Tari Baris bersama krama lainnya. Tari Baris ini selalu ditampilkan pada momen-momen upacara adat di lingkungan Desa Adat Baturinggit.

Ditemui usai ngigel Baris, Koordinator Divisi Penyelesaian Sengketa Bawaslu Bali ini, bercerita tentang kisahnya menjadi salah satu pengayah tari baris. "Ini sebenarnya menjalankan atau tepatnya melanjutkan kewajiban almarhum ayah saya," tutur Rudia memulai ceritanya. Dijelaskan mantan Ketua Panwaslu Buleleng ini, dulu almarhum ayahnya Mangku Nyoman Tangkas, sebagai salah satu sekaa Baris, yang ngayah setiap ada upacara adat di lingkungan Desa Adat Baturinggit. "Karena faktor usia, almarhum tidak bisa lagi melanjutkan kewajibanya. Sewaktu masih hidup, beliau berpesan agar salah satu anak laki-lakinya menggantikan sebagai penari Baris. Almarhum selain sebagai penari Baris, juga sebagai pamangku di Pura Dadya Tangkas Kori Agung," beber Rudia yang juga mantan wartawan ini.

Rudia melanjutkan, dirinya bersaudara laki dua. Kakaknya yang sudah menggantikan almarhum sebagai pamangku, otomatis tidak mungkin mengambil tugas sebagai penari Baris. "Sebelum bapak meninggal April lalu, peran sebagai pamangku sudah diambil oleh kakak saya. Sementara untuk menjadi penaris Baris saya belum  belum memiliki keberanian waktu itu. Setelah bapak meninggal, barulah saya kembali meyakinkan diri saya sendiri, sebelum terjadi sesuatu yang bersifat niskala," urai Rudia.

Setelah melaui proses ritual sederhana, lanjut Rudia, sekitar dua minggu lalu Rudia sudah diperbolehkan menggantikan almarhum ayahnya menjadi penari Baris. "Secara kebetulan di desa adat kami sedang berlangsung karya Nyaba Desa Yasa Kerti selama satu bulan tujuh hari, mulai dari tanggal 4 Februari sampai dengan 17 Maret 2020 yang dipusatkan di Pura Puseh Desa. Rangkaian nyaba desa ini di mana setiap hari krama menghaturkan sembah bhakti. "Sebelum memulai persembahyangan Panca Sembah, ditampikan tari Baris dan Rejang Dewa. Saya ini baru dua kali ngayah menari Baris," kata Rudia sambil tertawa kecil.

Rudia berharap, terus diberikan kesehatan, sehingga terus bisa ngayah. Disinggung apakah ada persiapan khusus sebelum memutuskan ngayah sebagai penari Baris, sambil tertawa bapak tiga orang anak ini mengaku tidak memiliki persiapan khusus. "Tarian Baris ini kan selalu dimainkan setiap ada karya adat. Ya saya lihat bagaimana penarinya membawakan tarian ini. Berbekal itu saja, ya saya menari," tutup suami dari Putu Eka Yudiantari ini. *sur

Komentar