nusabali

Pawai Ogoh-ogoh Dibatasi di Lingkungan Desa Adat

  • www.nusabali.com-pawai-ogoh-ogoh-dibatasi-di-lingkungan-desa-adat

MANGUPURA, NusaBali
Pawai ogoh-ogoh tetap dilaksanakan di Kabupaten Badung, meski di tengah merebaknya virus Corona atau Covid-19.

Namun kegiatannya dibatasi di lingkungan desa adat masing-masing. Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Badung I Gde Eka Sudarwitha, Minggu (15/3). “Untuk pawai ogoh-ogoh di wilayah Kabupaten Badung tetap dilaksanakan dan dibatasi di lingkungan desa adat setempat. Dengan pengawasan serta pemantauan terhadap kesehatan sekaa teruna pengusung ogoh-ogoh dan peserta garapan tari dan tabuh,” ujarnya.

Menurut Sudarwitha, pawai ogoh-ogoh tetap dilaksanakan karena ini sebagai bagian upacara tawur untuk menyomia bhuta kala agar tidak mengganggu umat manusia.

“Dalam hal ini personifikasinya adalah agar segala wabah dan gangguan serta bencana alam dapat sirna/dilebur, sehingga umat manusia di alam ini dapat melangsungkan kehidupan dengan rahayu untuk mencapai kesejahteraan alam beserta isinya,” tuturnya.

Menurut mantan Camat Petang, ini mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan, terlebih virus Corona merebak, peserta pawai ogoh-ogoh maupun masyarakat hendaknya langsung pulang ke rumah masing-masing setelah pawai selesai. “Seusai pawai ogoh-ogoh, para bendesa dan prajuru desa adat agar mengarahkan sekaa teruna dan masyarakatnya untuk kembali ke rumah masing-masing dan melakukan bersih diri (mencuci tangan dan membersihkan badan) untuk selanjutnya keesokan hari melaksanakan catur brata penyepian dengan tertib,” imbaunya.

Sudarwitha juga berpesan supaya prajuru adat dan dinas agar memantau apabila ada sekaa teruna dan masyarakat yang sakit usai mengusung ogoh-ogoh. Dengan begitu, bila ada gejala sakit agar dapat diperiksa di puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat di wilayahnya.

“Pada dasarnya pawai ogoh-ogoh adalah upaya niskala untuk ngerastiti atau memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi agar segala wabah penyakit termasuk Covid-19 dan penyakit babi ASF, dapat dilebur dan dimusnahkan, sehingga tidaķ mengancam keselamatan umat manusia serta hewan dan makhluk lainnya,” tandasnya. Dia menyebut jumlah ogoh-ogoh di Badung terdata sebanyak 563.

Terkait pelaksanaan saat Tawur Agung Kesanga di Catus Pata Abiansemal di Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, akan dirangkai dengan upacara pangerastiti untuk memohon agar segala penyakit, termasuk Covid-19 dan virus yang menyerang babi dapat dimusnahkan. “Ada tiga tirta yang akan dimohon, yaitu tirta ke luhur, tirta caru untuk dipercikkan di pekarangan (lebuh), dan tirta untuk dipercikkan pada hewan piaraan, utamanya babi,” ungkap Sudarwitha. *asa

Komentar