nusabali

Ribuan Biji Kuaci Hiasi Ogoh-ogoh Ramah Lingkungan ST Tunas Muda

  • www.nusabali.com-ribuan-biji-kuaci-hiasi-ogoh-ogoh-ramah-lingkungan-st-tunas-muda

Sekaa Teruna Tunas Muda menggarap sepuluh ogoh-ogoh yang saling berkaitan satu sama lain, dengan menonjolkan ogoh-ogoh utama Buta Kala Garuda Pengadang.

DENPASAR, NusaBali
Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1942, ST Tunas Muda, Banjar Dukuh Mertajati, Sidakarya membuat ogoh-ogoh berbahan ramah lingkungan. Pada lapisan luar ogoh-ogoh bernama 'Garuda Pengadang' ini dilapisi ribuan biji kuaci. Sampai saat ini 'Garuda Pengadang' sudah menghabiskan 10 kilogram kuaci. Sedangkan bagian dalam ogoh-ogoh dibuat menggunakan anyaman bambu, kardus dan koran bekas.

Garuda Pengadang merupakan karakter utama ogoh-ogoh yang dibuat ST Tunas Muda. Ada sembilan ogoh-ogoh lain yang dibuat sebagai karakter figurannya. "Jadi tahun ini kami bikin sepuluh ogoh-ogoh. Secara keseluruhan tema yang kami usung adalah Pesuk Wetuning Urip atau Keluar Masuk Kehidupan," papar Ade Widiantara, Ketua ST Tunas Muda, Sabtu (7/3/2020).

Kesepuluh ogoh-ogoh yang mereka kerjakan sejak 5 Januari lalu ini dibagi menjadi tiga bagian yang saling berkaitan sepanjang 9 meter. "Bagian pertama kelahiran, kedua kehidupan, dan yang ketiga adalah kematian. Di bagian kematian kami tampilkan ogoh-ogoh utama atau Buta Kala benama Garuda Pengadang ini," tuturnya lagi. 


Untuk menggambarkan bagian kehidupan, ST Tunas Muda membuat enam karakter ogoh-ogoh figuran. "Enam karakter figuran ini kami ambil dari ajaran Sad Ripu atau Enam Musuh dalam pandangan Hindu. Menjalani kehidupan, manusia harus mampu mengendalikan enam sifat buruk yang menjadi musuh dalam diri masing-masing," paparnya.

Enam sifat buruk tersebut mereka gambarkan melalui karakter Kerbau yang menggambarkan sifat dungu, Bunglon yang tidak tetap pendirian, Anjing yang banyak bicara, Monyet yang menggambarkan sifat suka mengolok, Buaya yang tidak mampu menahan nafsu, dan Tikus yang rakus.

Berbeda dengan ogoh-ogoh utama, pada ogoh-ogoh figuran ini mereka menggunakan biji wijen sebanyak 14 kilogram untuk melapisi bagian luarnya. Tak kalah menariknya adalah panggung tempat ogoh-ogoh  yang disiapkan lebih banyak menggunakan campuran kayu bekas dan karton wadah telur bekas. "Bahan-bahan itu kami cari dan kumpulkan untuk mengurangi budget," tutupnya.*cr75

Komentar