nusabali

Womens March Day 2020, Bahas Keadilan bagi Transpuan

  • www.nusabali.com-womens-march-day-2020-bahas-keadilan-bagi-transpuan

DENPASAR, NusaBali
GSHR Udayana melalui Women’s March Bali 2020 kembali mengangkat isu-isu sosial melalui pre-event yang digelar pada Minggu (8/3).

Gerakan Women’s March Pre-event yang berlokasi di Rumah Sanur Creative Hub Denpasar ini berupa talkshow bertajuk ‘Transpuan, Sudahkah Kita Setara?’ yang diisi oleh Sekretaris LBH Apik Bali Luh Putu Anggreni SH, Koordinator Lapangan Yayasan Gaya Dewata Meghan Kimoralez, dan Melati yang mewakili transpuan.

Acara yang untuk ketiga kalinya digelar di Bali ini merupakan wadah aspirasi bagi kaum transpuan dan kaum minoritas lainnya untuk menyuarakan suara mereka yang menyangkut hak asasi manusia. “Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap isu-isu yang kami mau bawa. Kebetulan salah satu isu yang kami bawa ini adalah tentang diskriminasi terhadap teman-teman transgender atau minoritas gender,” ujar Ketua Women’s March Bali 2020, Casamira Gitta.

Hadirnya Meghan Kimoralez dan Melati sebagai perwakilan transpuan merupakan bagian dari talkshow untuk berbagi pengalamannya mengenai bagaimana perjalanan seorang transpuan, mulai dari penerimaan dari keluarga hingga menghadapi masyarakat yang masih memiliki stigma negatif terhadap transpuan.

Saat ini, menurut Casamira Gitta, transpuan semakin mengalami peningkatan sentimen diskriminatif dari masyarakat. Namun, di satu sisi terdapat juga pembatasan hak-hak bagi kaum transpuan. “Sedangkan kita tahu ada RUU Ketahanan Keluarga itu, di salah satu pasalnya itu menyebutkan bahwa ketika salah satu orang mengalami penyimpangan seksual yaitu LGBT yang disebut sebagai penyimpangan, maka ia wajib melaporkan. Itu kan merupakan salah satu upaya negara mengkriminalisasi LGBT,” jelas perempuan yang akrab disapa Mira ini.

Rangkaian pre-event ini juga mengadakan serangkaian kegiatan lainnya, seperti tes HIV gratis dan pembuatan poster bertemakan keadilan bagi transpuan yang nantinya akan digunakan untuk parade aksi yang akan berlangsung pada 5 April 2020 mendatang. Selain itu, GSHR Udayana juga memiliki serangkaian kegiatan yang berlangsung sepanjang tahun.

“Kita berfokus pada edukasi dan advokasi. Jadi edukasi itu berupa diskusi santai, lalu di advokasi itu kita membuka yang namanya layanan konseling sebaya bagi penyintas kekerasan seksual di lingkup kampus dan itu sudah berjalan dari tahun lalu,” lanjut Mira diamini oleh Ketua GSHR Udayana, Rickdy Vanduwin.

Melalui acara ini, Mira berharap untuk bisa meningkatkan kesadaran publik terhadap isu-isu gender dan HAM. “Juga, bisa meningkatkan penerimaan publik terhadap teman-teman kami yang merupakan minoritas gender dan seksualitas, dan juga dapat menghapus stigma yang terjadi di masyarakat,” tuntasnya. *cr74

Komentar