nusabali

Tewas Jatuh Saat Mendaki Gunung

IB Eka Arcana Terpeleset Saat Sudah di Puncak Gunung Batur

  • www.nusabali.com-tewas-jatuh-saat-mendaki-gunung

Baru pertama kali mendaki gunung, korban asal Griya Kelodan, Banjar Pasdalem, Kelurahan Gianyar sempat dilarang ibunya

BANGLI, NusaBali

Musibah maut terjadi saat aktivitas pendakian Gunung Batur di Kintamani, Bangli, Minggu (8/3) subuh pukul 04.00 Wita. Korbannya adalah Ida Bagus Andhyka Eka Arcana, 24, pemuda asal Griya Kelodan, Banjar Pasdalem, Kelurahan Gianyar, yang meregang nyawa setelah tergelincir jatuh dari Puncak II Gunung Batur pada ketinggian 1.715 meter di atas permukaan laut (Dpl).

Informasi yang terhimpun NusaBali, sebelum musibah maut, korban IB Andhyka Eka Arcana Manuaba awalnya berangkat bersama teman-temannya ke Kintamani untuk mendaki Gunung Batur, Minggu dinihari sekitar pukul 00.30 Wita. Mereka masing-masing Bayu Jaya Pati, 22, I Gede Murdiawan, 24, I Wayan Setiawan, 22, dan Akbar Sidik, 25.

Korban IB Eka Arcana yang kesehariannya tinggal di kawasan Kapingan, Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar bersama rekan-rekannya semula kumpul di Warnet Setelit, Kota Gianyar, lalu berangkat bersama-sama menuju Gunung Batur dengan naik sepeda motor berbon-cengan. Dinihari sekitar pukul 02.00 Wita, korban dan rombongan tiba di areal Pura Jati di kaki Gunung Batur, lalu mereka melanjutkan perjalanan untuk mendaki gunung yang berada di sebelah barat laut Danau Batur tersebut.

Proses pendakian berlangsung lancar, di mana korban dan rekan-rekannya tiba di puncak Gunung Batur, Minggu dinihari sekitar pukul 04.00 Wita. Sesampainya di puncak, mereka menggelar tikar untuk beristirahat. Namun, tiba-tiba, korban Eka Arcana terpleset hingga jatuh ke jurang sedalam 40 meter.

Begitu korban Eka Arcana jatuh ke jurang, rekan-rekanya berupaya melakukan pertolongan bersama para pendaki Gunung Batur lainnya. Musibah maut ini juga dilaporkan ke Polsek Kintamani dan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Gunung Batur.

Kemudian, jajaran Polsek Kintamani, petugas BKSDA, dan warga bersama-sama mengevakuasi korban Eka Arcana dari jurang. “Berselang 2 jam kemudian, tepatnya pukul 06.00 Wita, korban berhasil dievakuasi sampai ke Pasar Agung di lereng Gunung Batur,” ungkap Kasubbag Humas Polres Bangli, AKP Sulhadi, saat dikonfirmasi, Minggu kemarin.

Menurut AKP Sulhadi, saat berhasil dievakuasi, korban Eka Arcana sudah dalam kondisi tak bernyawa. Jasad korban sempat dibawa ke Puskesmas Kintamani. Berdasarkan pemeriksaan petugas medis Puskesmas Kintamani, korban tewas mengenaskan dalam kondisi patah leher, luka lecet di dahi dan punggung, serta mengeluarkan darah dari hidung.

Dari Puskesmas Kintamani, jasad korban Eka Arcana kemarin pagi langsung dibawa ke RSU Bangli. Selanjutnya, jasad pemuda berusia 24 tahun ini dikirim ke RSUD Sanjiani Gianyar menggunakan mobil jenazah RSU Bangli.

Hingga Minggu sore, jasad korban masih dititip di Ruang Jenazah di RSUD Sanjiwani Gianyar, sembari menunggu untuk dimakamkan keluarganya. Korban IB Andhyka Eka Arcana merupakan anak sulung dari dua bersaudara pasangan Ida Bagus Mayun (almarhum) dan Ida Ayu Sri Winten. Korban yang masih melajang hingga usia 24 tahun, meninggalkan seorang adik perempuan yang kini duduk di bangku SMA.

Sementara itu, suasana duka amat terasa di rumah keluarga besar korban di kawasan Banjar Pasdalem, Kelurahan Gianyar, Minggu siang. Ibunda korban, Ida Ayu Sri Winten, dihibur oleh keluarga dan kerabat yang datang ke rumah duka. Meski amat berduka atas kematian tragis korban Eka Arcana, Dayu Sri Winten masih sempat menceritakan seki-las putra sulungnya itu.

Menurut Dayu Sri Winten, putra sulungnya ini baru pertama kali melakukan aktivitas mendaki gunung. Pemuda pengangguran yang doyan main game online ini sempat dilarang ibunya mendaki Gunung Batur, mengingat cuaca ekstrem. Namun, pemuda kelahiran Gianyar, 13 Oktober 1996, tersebut tetap bersikeras.

"Sabtu malam pukul 23.00 Wita, anak saya ini (korban) minta izin berangkat mendaki bersama teman-tamannya. Saya sempat melarangnya karena hujan, takutnya ada tanah longsor. Tapi, dia bersikeras harus berangkat, karena sudah telanjur janjian sama teman-temannya," kenang Sri Winten kepada NusaBali.

Setelah anaknya pergi malam itu. Sri Winten tidak bisa tidur nyenyak. "Kepikiran, karena anak saya tumben mendaki," cerita Sri Winten. Berselang beberapa jam kemudian, tepatnya Minggu dinihari pukul 05.00 Wita, Sri Winten menerima telepon dari salah satu teman anaknya yang ikut mendaki, yang mengabarkan kalau Eka Arcana kecelakaan jatuh ke jurang sedalam 40 meter dari Puncak II Gunung Batur. "Saya langsung kontak keluarga, kemudian bergegas ke Bangli. Tapi, anak saya dinyatakan sudah tak bernyawa,” cerita Sri Winten.

Menurut Sri Winten, beberapa hari sebelum musibah maut merenggut hyawa anak sulungnya, dia sempat mendaat firasat aneh melalui mimpi. “Saya sehari-harinya tinggal di kawasan Kapingan, Desa Bona (kecamata Blahbatuh). Tiba-tiba saya mimpi disuruh pulang dan tidur di sini (Griya Kelodan, Banjar Pasdalem, Kelurahan Gianyar, Red)),” katanya.

Sementara, kakak sepupu korban. IB Ananda Manuaba, menyatakan posisi jatuh ke jurang di puncak Gunung Batur termasuk kawasan suci. Karena itu, pihak keluarga duka diminta menggelar melakukan prosesi upacara nebusin, ngulapin, lan mecaru di sekitar lokasi pada Soma Wage Medangsia, Senin (9/3) pagi ini pukul 08.00 Wita.

"Pamangku yang ngempon di sana (kawasan suci Gunung Batur) sudah menelepon kami untuk melakukan upacara. Besok pagi (hari ini) kami di minta ke lokasi untuk upacara nebusin, ngulapin, lan mecaru," jelas Ananda Manuaba saat ditemui NusaBali di rumah duka, Minggu kemarin. *esa,nvi

Komentar