nusabali

Petanda Luh Luwih, Cerdas Mengolah Luhu

  • www.nusabali.com-petanda-luh-luwih-cerdas-mengolah-luhu

GIANYAR, NusaBali
KEBERSIHAN dan kesehatan lingkungan sebuah tempat, khususnya di keluarga. banjar banjar, desa adat, dan lainnya, sangat tercermin dari semangat krama khususnya kaum istri (perempuan) dalam mengelola sampah.

Karena perempuan,  apalagi nak luh Bali, sangat intens bergulat dengan sampah. Mulai dari pergi ke pasar, memasak, nanding banten (menata bahan upakara), sembahyang, nyurud, dan lain-lainnya. Hal itu terungkap dalam Sosialisasi Hidup Bersih Sehat dan Lingkungan Bersih Sehat di Wantilan Banjar Lebah, Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Sabtu (7/3) sore.

Sosialisasi digagas Desa Keramas menyasar ratusan istri PKK Banjar Lebah, Desa Keramas, Komunitas Trust Hero Desa Keramas, san anggota STT setempat.  Hadir Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gianyar Drs I Wayan Kujus Pawitra SSos MAP, Tim Pembina Lingkungan Sehat dari DLH, Perbekel I Gusti Putu Sarjana, Bendesa I Nyoman Puja Waisnawa, unsur BPD, dan prajuru adat.

Perbekel I Gusti Putu Sarjana menyampaikan sangat berharap kepada anggota PKK atau kaum istri di Banjar Lebah dalam mengelola sampah. Karena ibu ibu khususnya adalah orang terdepan dalam mengendalikan sampah dari rumah tangga. Dia mengharapkan agar ibu ibu bersabar jika ada kendala dalam pengangkutan sampah oleh petugas ke gang gang dan jalan desa. "Jika tenaga pemungut sampah belum datang, tolong  simpan sampah sementara di rumah agar sampah tak berserakan," pintanya.

Dijelaskan, produksi sampah di Desa Keramas sekitar 7  ton per hari. Jelas Perbekel Sarjana, namun produksi sampah saat hari raya mencapai lima kali lipat. Biasanya satu petugas desa hanya bisa angkut sampah untul 20 rumah. Tapi karena hari raya maka pasti volume  sampah 20 kali lipat. Akibatnya bisa terjadi 12 hari keterlambatan dalam angkut sampah.

Plt Kepala DLH Gianyar Wayan Kujus Pawitra sangat berharap penciptaan lingkungan bersih dan sehat dari pola tindak kaum perempuan, terutama krama istri atau ibu ibu. Karena kaum istri pengendali lingkungan keluarga. Dia menyampaikan pengendalian sampah sangat penting dengan pendekatan perilaku budaya masyarakat. Dia mengaku terkagum kagum dengan pola sikap kaum istri zaman dulu. Dulu, ibu ibu jika ke pasar membeli barang dagangan untuk bahan masakan dengan membawa penarak (bakul), keranjang, dan sejenisnya. Selain itu makanan atau bahan makanan yang dibawa pulang terbungkus daun- daunan dan kertas. "Tapi sekarang sangat beda. Ibu ibu ke pasar, pulangnya bawa tas kresek atau bahan bahan lain non organik," ujar pejabat asal Banjar Kesian, Desa Lebih, Gianyar ini.

Oleh karena itu, Kujus Pawitra mengingatkan krama istri yang hadir dalam acara itu minta kembali seperti zaman dulu, ke pasar bawa penarak. Tak masalah terlihat kuno, dan dibilang katrok. Tapi perubahan perilaku budaya ini demi kesehatan hari ini dan kelak untuk anak cucu. Utamakan perilaku ramah lingkungan  dengan dimulai dari mengubah sikap mental. "Ingat, seorang perempuan dikatakan luh luwih (perempuan baik) tentu karena cerdas mengolah luhu (sampah)," jelasnya.

Kujus Pawitra menjelaskan produksi sampah di Kabupaten Gianyar mencapai 500 ton per hari. Penduduk wilayah ini mencapai 512.000 jiwa dengan sekitar

100.000an KK. Jika satu KK berbelanja pakai penarak atau tas ramah lingiungan, maka sekitar 100.000 tas kresek bisa dihandiri. Karena tas plastik ini sangat bahaya jika dibakar dan perlu ratusan tahun untuk penguraian di tanah.

Dia mengaku bangga karena para prajuru adat dan dinas beserta masyarakatnya makin intens dalam mengelola sampah. Namun demikian pengelolaan sampah masih sangat membutuhkan pendampingan baik dari pemerintah, lembaga peduli lingkungan, dan pihak pihak lain yang peduli.

Kujus Pawitra akan melakukan pelbagai  strategi dalam pengendalian sampah plastik. Antara lain, DLH Gianyar mengawali di Pasar Desa Keramas. DLH akan menyiapkan hadiah uang penghargaan  mendadak untuk 10 pengunjung pasar. Uang dalam jumlah tertentu akan diberikan kepada pemakai tas ramah lingjungan atau penarak . "Kami akan siapkan dana total Rp 3 juta. Kapan akan dilakukan, kami masih rahasiakan. Karena bisa kapan saja, yang jelas pagi hari," jelasnya disambut aplaus krama istri banjar.*

Komentar