nusabali

PDIP Sosialisasi Serentak, Gandeng Ribuan Anak Muda

Narkoba-HIV/AIDS Jadi Bahaya Laten di Bali

  • www.nusabali.com-pdip-sosialisasi-serentak-gandeng-ribuan-anak-muda

DENPASAR,NusaBali
Peredaran narkoba yang makin deras di Bali membuat PDI Perjuangan melakukan gerakan semesta untuk menyelamatkan generasi muda di Bali.

DPD PDIP Provinsi Bali dipimpin langsung Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster, sosialisasi penyalahgunaan narkoba dan HIV/AIDS secara serentak di DPD, dan DPC PDIP Kabupaten dan Kota se Bali, Sabtu (7/3) siang.

Total ada 7.000 generasi muda yang menjadi target sosialisasi dari seluruh DPC PDIP Kabupaten dan Kota, kemarin. Masing-masing DPC PDIP diwajibkan menggelar sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba dan HIV/AIDS dengan melibatkan remaja dan mahasiswa/pelajar dengan peserta rata 700-800 orang. Sementara di DPD PDIP Bali kemarin dihadiri 1.000 orang peserta.

Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster, menghadiri acara sosialisasi di Kantor DPD PDIP Bali, Jalan Banteng Baru, Niti Mandala, Denpasar didampingi istri Ni Putu Suastini Koster yang juga sekaligus menjadi pembicara dalam acara sosialisasi ini. DPD PDIP Bali juga hadirkan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali, Brigjen Pol I Putu Gede Suastawa sebagai narasumber. Sementara untuk testimoni penyalahgunaan narkoba hadir Yusuf Rey Noldi. Sedangkan untuk testimoni HIV/AIDS hadir Yurike Fernandus.

Selain itu hadir juga Koordinator Pelaksana Sosialisasi Penyalahgunaan Narkoba dan HIV/AIDS, I Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi Wedastraputri Suyasa, Wakil Ketua Panitia Pelaksana Ni Luh Putu Rumiyawati, Sekretaris Panitia Pelaksana Ni Wayan Sari Galung, jajaran Fraksi PDIP DPRD Bali dan kader yang duduk di kepengurusan PDIP Provinsi Bali.

Wayan Koster menyebutkan kegiatan sosialisasi digelar dalam rangka HUT PDIP ke 47 di Tahun 2020. Sebelumnya DPD PDIP sudah menggelar festival kuliner Bali secara serentak. "Nah sekarang sosialisasi penyalahgunaan narkoba dan HIV/AIDS kita gelar serentak. Acara ini hanya ada di DPD PDIP Bali. DPD PDIP lain nggak ada menggelarnya. Kenapa? Karena narkoba ini menjadi persoalan besar kalau tidak ditangani dan dicegah. Apalagi Bali sebagai daerah pariwisata yang tentu jadi sasaran peredaran narkoba," ujar politisi asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng ini.

Koster berharap kepada peserta sosialisasi yang didominasi remaja, dan kaum milenial ini fokus belajar. Karena generasi muda tugasnya membahagiakan orang tua dengan belajar. "Bahagiakan orang tua kalian dengan belajar sebaiknya-baiknya. Saya sebagai Ketua DPD PDIP Bali dan Gubernur Bali sampai menghadirkan Kepala BNN Bali di sini untuk memberikan pemahaman dan bahaya narkoba itu sendiri. Supaya generasi kita di Bali tidak terkena barang terlarang ini," tegas mantan anggota DPR RI dapil Bali selama 3 periode ini.

Sementara Putri Suastini Koster mengatakan bahaya penyalahgunaan narkoba dan bahaya HIV/AIDS merupakan bahaya laten.

"Bahaya laten itu ya begitu. Kayak api dalam sekam. Ketika ditiup sekali membakar hangus satu generasi. Kita tidak mau kehilangan kalian generasi muda kita," ujar perempuan yang jago berpuisi ini.

Putri Suastini Koster juga ingatkan soal penyandang HIV/AIDS yang tidak boleh dikucilkan. Penyakit mematikan yang belum ditemukan obatnya ini bisa dicegah dengan menghindari penggunaan obat terlarang, perilaku seks bebas alias setia dengan satu pasangan.

Sementara Koordinator Kegiatan Sosialisasi Bahaya Penyalahgunaan Narkoba dan Bahaya HIV/AIDS, I Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi Wedastraputri Suyasa di Kantor DPD PDIP Bali, mengatakan kegiatan sosialisasi yang digelar dari tingkatan DPD dan DPC PDIP Kabupaten dan Kota ini mengundang kalangan remaja mulai siswa, mahasiswa dan Sekaa Teruna (ST). "Misi kegiatan kami ini menyelamatkan generasi kita dari bahaya narkoba dan HIV/AIDS. Narkoba dan HIV/AIDS ini memiliki keterkaitan. Hal ini sesuai dengan Visi Misi Nangun Sat Kertih Loka Bali. Salah satu implementasinya yakni menjaga sumber daya manusia Bali (Jana Kerti), " ujar Diah Srikandi didampingi Sekretaris Panitia Ni Wayan Sari Galung dan Wakil Ketua Panitia Luh Putu Rumiyawati.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Bali ini membeber kasus narkoba dan HIV/AIDS di Bali yang sangat mengkhawatirkan. Jika tidak ditangani dan dicegah bisa mengancam SDM Bali, terutama generasi mudanya. Disebutkan Diah Srikandi pada Tahun 2019 kasus penderita HIV/AIDS di Bali mencapai 22.034 orang tersebar di 9 kabupaten dan kota.

Jumlah tersebut didominasi oleh kelompok umur 20-29 tahun sebanyak  8.351 orang (37,9 %), kelompok umur 30-39 sebanyak 7.708 orang (35%). Dari jumlah 22.034 kasus penderita HIV/AIDS tersebut sebanyak 76,3% adalah kelompok hoteroseksual. Sementara sebanyak 14,7% adalah kelompok homoseksual. "Bayangkan kelompok umur 20-40 tahun merupakan kelompok umur produktif. Usia generasi muda yang menjadi penerus dan tulang punggung bangsa dan negara," tegas Diah Srikandi.

Penyalahgunaan narkoba di Bali juga tak kalah mengkhawatirkan. Data Tahun 2017 jumlah pecandu narkoba di Bali sebanyak 50.539 orang. Jumlah tersebut didominasi kalangan remaja, pelajar dan mahasiswa. "Dari kasus ini kita elemen masyarakat Bali, stakeholder sudah tidak bisa diam begitu saja, harus lakukan gerakan mencegah banyaknya jatuh korban," tegas Anggota Fraksi PDIP dapil Jembrana ini.

Diah Srikandi mengatakan angka dan data kasus narkoba dan HIV/AIDS ini bukan untuk menakut-nakuti. "Ini bukan soal data dan angka. Lebih menyangkut kepada kepedulian dan keseriusan melindungi generasi muda kita. PDIP melaksanakan sosialisasi bahaya narkoba ini untuk membangun kesadaran bersama (communal awareness), promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang harus disegerakan," ujar Diah Srikandi.

Dilanjutkan Diah Srikandi kasus HIV/AIDS ini tidak kalah berbahaya dengan Virus Corona. Bahkan HIV/AIDS ini paling berbahaya. Karena dia ibarat gunung es yang terlihat di permukaan saja. Karena masih rendahnya kesadaran memeriksa diri apakah terkontaminasi Virus HIV/AIDS, karena faktor perasaan malu, dan berbagai penyebab lainnya. "Kita jangan hanya histeris dengan kasus Virus Corona. Ini lho ada yang lebih berat, yakni HIV/AIDS," tegas Diah Srikandi. *nat

Komentar