nusabali

Banjir, Jalur Singaraja-Gilimanuk Lumpuh 2 Jam

  • www.nusabali.com-banjir-jalur-singaraja-gilimanuk-lumpuh-2-jam

SINGARAJA, NusaBali
Hujan lebat di Buleleng lagi-lagi memicu bencana alam. Hujan mengguyur, Selasa (3/3) siang, hingga  Selasa sore kemarin, mengakibatkan banjir di jalan nasional Singaraja-Gilimanuk, wilayah Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.

Arus lalin di jalur ini lumpuh sekitar dua jam. Selain itu, tanah longsor disertai pohon tumbang di Desa Alasangker, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, hingga menutup akses jalan. Jalur utama Singaraja-Gilimanuk yang memang rawan banjir sejak enam tahun terakhir ini kembali terjadi. Menurut Perbekel Pejarakan Made Astawa, banjir karena luapan air dari sungai Pejarakan ke jalan raya sejak pukul 15.30 Wita. Semula hanya hujan rintik-rintik, namun dalam kurun waktu satu jam lima belas menit hujan semakin deras hingga membuat limpahan air hujan dari hulu ke hilir sungai sangat besar. Volume air membesar di tiga titik  karena sungai tak dapat menyalurkan air. Air meluap ke jalan raya mencapai ketinggian sekitar 50 sentimeter. “Karena air dari hulu sangat besar setelah ujan deras, gorong-gorong di bawah jembatan ada tiga titik tidak bisa menampung akhirnya meluap ke jalan raya, sepanjang 350 meter,” jelas Perbekel Made Astawa.

Jelas dia, air yang mengalir di jalan raya cukup besar, membuat pengguna jalan mengurungkan niat melintas. Seluruh pengendara menunggu banjir reda, sehingga tak ada kendaraan terseret banjir, seperti beberapa tahun lalu di daerah Gerokgak. “Air cukup besar sehingga cukup berbahaya dan tidak ada yang merani melintas, sehingga sempat ada kemacetan sekitar 2 jam,” imbuh Perbekel Astawa.

Pengguna jalan, baru melanjutkan perjalan setelah banjir reda. Selain banjir di akses jalan nasional, dari tiga titik banjir di Desa Pejarakan kemarin sore, hujan lebat juga mengakibatkan empat tembok pagar warga roboh dan 15 rumah warga sempat terendam air. “Jam enaman (pukul 18.00, Red) air sudah mulai surut arus lalun juga sudah kembali normal dan rumah warga kami yang tergenang juga sudah aman semua,” ucap dia. Dia pun memastikan belum ada warganya yang sampai mengungsi dan saat ini Pemerintah Desa Pejarakan masih melakukan penghitungan estimasi kerugian.

Sementara itu, di Banjar Dinas/Desa Alasangker, Kecamatan/Kabupaten Buleleng bencana tanah longsor juga menutup akses jalan. Material longsoran yang menutup jalan juga disertai pohon tumbang. Peristiwa tanah longsor tebing setinggi tujuh meter itu terjadi pada pukul 16.00 wita. Tanah di tebing jalan kabupaten itu tak kuat menahan resapan air hujan yang cukup banyak setelah diguyur hujan deras.

Penanganan langsung dilakukan Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, beberapa saat setelah menerima informasi. Kepala Pelaksana Harian BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana, dikonfirmasi terpisah mengatakan penanganan dilaksanakan tak hanya dengan pembersihan material longsor, tetapi juga pemotongan pohon tumbang. Diakhir juga dilakukan penyemprotan lumpur sisa material longsor agar jalan tidak licin. “Yang di Alasangker sudah tertangani langsung, sementara TRC kami juga sedang membagi tugas ada juga yang melakukan assessment ke Pejarakan Gerokgak yang terkena dampak Banjir, karena volume air besar,” jelas Kalak Suadnyana. Potensi tanah longsor dan banjir juga disebutnya masih aan terjadi sepanjang hujan deras masih turun. Diperkirakan musim penghujan tahun ini akan berlangsung hingga bulan April 2020. *k23

Komentar