nusabali

7 Pasien Dalam Pengawasan Corona di Bali

RS Sanjiwani Rawat 3 Pasien, 1 Dirujuk ke BRSU Tabanan

  • www.nusabali.com-7-pasien-dalam-pengawasan-corona-di-bali

BRSUD Tabanan terima rujukan satu pasien dari RS Sanjiwani Gianyar dan satu pasien dari RS Wangaya Denpasar yang datang pada jam berbeda.

GIANYAR, NusaBali

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali mencatat saat ini ada tujuh pasien yang dikhawatirkan terjangkit virus corona (COVID-19) berada dalam status pengawasan di tiga rumah sakit rujukan di Pulau Dewata. "Jadi, di RSUP Sanglah ada tiga, dari Wangaya dirujuk ke RSUD Tabanan ada satu, kemudian di RS Sanjiwani Gianyar ada tiga," kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, usai mengikuti rapat koordinasi kesiapsiagaan menghadapi virus corona di Kantor Gubernur Bali di Denpasar, Selasa (3/3).

Dari tujuh pasien yang berada dalam status pengawasan tersebut, lima pasien merupakan warga negara asing (1 WN Rusia, 2 WN Denmark dan 2 WN Jepang), sedangkan dua pasien merupakan WNI yang baru pulang umrah. "Dua WNI ini warga lokal Bali, perempuan dan laki-laki yang berusia 66 tahun. Sebenarnya untuk dua WNI ini, satu hasil labnya sudah turun, tinggal satu lagi yang laki-laki. Mudah-mudahan hari ini keluar hasil labnya," ucap Suarjaya pada acara yang dipimpin Wagub Bali dengan dihadiri perwakilan tiga RS rujukan di Bali, Imigrasi, Angkasa Pura, Pelindo dan Otoritas Bandara Ngurah Rai itu.

Selain tujuh pasien dalam status pengawasan, Suarjaya mengatakan ada sebanyak 12 orang yang berada dalam pemantauan karena sebelumnya sempat berinteraksi dengan WN Jepang yang positif COVID-19. "Warga negara Jepang itu sempat menginap di Bali," ucapnya. Mereka yang berada dalam status pemantauan adalah para karyawan hotel, dari pihak travel, dan petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan.

Suarjaya mengatakan mereka yang berada dalam pemantauan itu berada di rumah masing-masing. "Kami rumahkan, tetapi sejauh ini yang bersangkutan berada dalam kondisi sehat," ujarnya. "Mereka kami pantau selama 14 hari dan itu berakhir sampai 4 Maret. Kami masih menunggu hasil lab saja. Kalau besok negatif, artinya 'clear'," ucapnya.

Sementara Rumah Sakit (RS) Sanjiwani Gianyar rawat 3 pasien dalam pengawasan Corona. Salah satunya merupakan seorang perempuan warga negara asing (WNA) asal Rusia. Sementara dua pasien lainnya belum diketahui identitasnya. Mirisnya, ternyata ruang isolasi RS Sanjiwani belum siap merawat pasien dalam pengawasan virus mematikan itu. Sehingga dua pasien lainnya dirawat di ruang Nakula dalam pengawasan khusus.

Informasi dihimpun, pasien asal Rusia ini masuk IGD RS Sanjiwani pada, Senin (2/3) malam sekitar pukul 22.00 Wita. Pasien datang dengan keluhan panas dan batuk sejak, Minggu (1/3). Pasien juga memiliki riwayat kunjungan selama 1 bulan di Filipina. Sebelumnya lagi, WNA ini sempat selama 1 bulan berada di negeri China. WNA ini datang ke Bali sejak, Senin (24/2).

Tiba di IGD RS Sanjiwani, terhadap pasien dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan rontgen. Hasilnya, physical pneumonia dengan riwayat alergi dingin. Suhu badan saat diperiksa 36,3 derajat celcius. Direktur Utama RS Sanjiwani, dr Ida Komang Upeksa, ditemui Selasa (3/3) pilih irit bicara soal penanganan pasien suspect Corona di RS Sanjiwani.

“Tunggu hasil lab, yang berwenang mengatakan positif tidaknya hanya Kadis Kesehatan Provinsi,” terangnya. Namun diakui, Senin malam rumah sakit ini ada menerima pasien dalam pengawasan Corona. Bahkan pihak rumah sakit sampai menutup pintu utama IGD. Sementara pasien gawat darurat diarahkan masuk lewat pintu Poliklinik sebelah utara. “Kemarin itu hanya mengatur pasien, karena ada penanganan covid. Sekarang sudah dibuka normal,” terangnya.

Terkait kondisi pasien, diakui masih dalam pengawasan Corona. Kemungkinan dirujuk ke RS Tabanan. “Yang dirawat ini akan dirujuk ke Tabanan. Sekarang ini kami sedang menunggu hasil lab. Kalau negatif sudah selesai,” jelasnya.

Dijelaskan pula, Covid (virus Corona) aman jika pasien memakai alat pelindung diri yang pas. Sebaliknya, bisa sangat mudah terkontaminasi ke orang lain hanya dengan jarak 2 meter. Terkait ketidaksiapan ruang isolasi untuk merawat pasien dalam pengawasan Corona, dr Upeksa mengaku masih berproses. “Ruang isolasi yang kami miliki, disupervisi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali sebelum Kuningan. Ada yang perlu diperbaiki dan dilengkapi, sehingga dari kemarin mulai dikerjakan,” jelasnya. Beberapa hal yang diperbaiki yakni saluran udara dan pembuangan limbah medis. “Hanya mengatur tata utara dan air conditioner. Termasuk pembuangan limbah jadi perhatian. Limbah nggak boleh keluar. Harus masuk ke limpah Ipal. Selesai itu, selesai urusan. Ini sedang dikerjakan. Mudah-mudahan besok selesai,” terangnya.

Mengenai tenaga medis, katanya telah siap. “Ada konsultan tenaga paramedis sebanyak 8 orang. Kami siapkan 2-3 bed. Besok sore mudah-mudahan selesai,” tegasnya lagi. Ruang isolasi tersebut, merupakan ruang yang disiapkan untuk isolasi kasus Flu Burung beberapa tahun lalu. “Syarat ruang isolasi, tidak bercampur dengan pasien lain. Ambulans bisa langsung ke ruang isolasi tanpa melalui IGD. Jadi kalau ada pasien bisa langsung dievakuasi kesana,” jelasnya.

Mengenai antisipasi terkontaminasi dengan pengunjung yang lalu lalang di luar ruangan, diyakini tidak akan terjadi. Sementara Badan Rumah Sakit Umum (BRSU) Tabanan menerima dua pasien rujukan observasi virus Corona pada, Selasa (3/3). Satu pasien rujukan dari RS Sanjiwani Gianyar dan satu pasien dari RS Wangaya Denpasar. Pasien datang pada jam berbeda. 

Pantauan dilapangan sebelum menerima pasien rujukan, Selasa sore sekitar pukul 14.00 Wita, BRSU Tabanan tengah persiapan. Areal parkir depan kamar jenazah menuju ruang isolasi disterilkan. Sejumlah kendaraan yang parkir sebelumnya dibawa keluar.

Tak hanya itu BRSU Tabanan juga telah memindahkan pasien TBC yang sebelumnya dirawat di ruang isolasi. Jumlah pasien yang dirawat sebelummya 4 pasien kini sudah dipindah ke Ruang Pratama.

Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suratmika, membenarkan BRSU Tabanan menerima dua pasien rujukan dari dua rumah sakit. Pasien pertama yang datang adalah pasien laki-laki tinggal di Bali sekitar pukul 15.40 Wita. Pasien punya riwayat pergi umroh dan sempat transit di Dubai dan tiba di Bali tanggal 29 Februari 2020.

Hanya saja setelah tiba di Bali, tanggal 1 Maret 2020 itu, pasien mengeluhkan batuk pilek dan ada gejala sesak. Pasien tersebut pun sempat diperiksa di RS Wangaya dan kemudian, Selasa (2/3) dipindah ke BRSU Tabanan. “Jadi swab tenggorokan pasien sudah diambil dikirim ke lab di Jakarta,” beber Suratmika.

Kemudian pasien rujukan kedua yang diterima di BRSU Tabanan seorang perempuan WNA dari Rusia sekitar pukul 16.00 Wita. Pasien sempat punya riwayat liburan ke beberapa negara dan terakhir ke Filipina selama 1 bulan. Kemudian setelah itu pasien datang ke Bali di tanggal 24 Februari 2020 berarti sudah hampir 10 hari lalu sampai di Bali.

Akan tetapi setibanya di Bali dia mengeluhkan batuk, pilek dan langsung dirawat ke RS Sanjiwani, Gianyar. “Keluhan kedua pasien sudah membaik tidak ada keluhan lagi, hasil lab dan swab tenggorokan sudah dikirim dan saat ini tengah diobservasi dengan Corona Virus,” jelas Suratmika.

Dengan penanganan pasien observasi corona ini, Tabanan sebelumnya sudah pernah melakukan hal sama sebulan lalu terhadap seorang pramugari. Mudah-mudahan keadaanya membaik dan tidak ada positif corona. “Kita meminta kepada masyarakat, jangan terlalu takut, karena pada prinsipnya pasien yang ditangani belum terdiagnosa kena virus baru diobservasi. Mudah-mudahan dengan terapi yang dilakukan bisa segera membaik. Untuk perkembangan lebih lanjut kita akan imformasikan,” janjinya. Suratmika menambahkan sebelum menerima pasien memang sudah ada koordinasi dari dua rumah sakit tersebut yang merujuk pasien ke BRSU Tabanan. Alasan dibawa ke Tabanan menurut dr Suratmika pasien dari RS Sanjiwani karena ruangnya penuh sebab di RS Sanjiwani sudah ada tiga pasien di ruangan isolasi tersebut.

Terpisah Direktur BRSU Tabanan, dr Nyoman Susila, mengatakan sudah siap dalam penanganan pasien Corona. Di mana di ruang isolasi sudah tersedia 7 bed dalam 2 ruangan. Begitu pula untuk APD cukup untuk kebutuhan 7 hari di mana selengkapnya masih menunggu pengiriman dari provinsi. “Segera akan ada pengiriman dari provinsi,” jelasnya. *nvi, des

Komentar