nusabali

Hujan Deras, Gazebo dan Palinggih Tergerus

  • www.nusabali.com-hujan-deras-gazebo-dan-palinggih-tergerus

NEGARA, NusaBali
Pergeseran senderan mengakibatkan keretakan tembok rumah I Putu Soma di Banjar Tibubeleng Kelod, Desa Penyaringan, Mendoyo, miring dan nyaris ambruk.

Hujan deras yang terjadi pada Minggu (1/3) sore, memicu bencana longsor di rumah milik I Putu Soma, 65, Banjar Tibubeleng Kelod, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Akibatnya, senderan sekaligus tembok panyengker beserta sebuah bangunan gazebo serta bangunan palinggih Surya, tergerus longsor yang terjadi di sisi timur rumah korban.

Pemilik rumah, I Putu Soma, Senin (2/3), mengatakan bencana longsor di rumahnya terjadi saat hujan deras pada Minggu (1/3) sekitar pukul 16.00 Wita. Longsor yang menggerus sebuah bangunan gazebo termasuk bangunan palinggih, diduga terjadi akibat senderan yang menyatu dengan tembok panyengker di sisi timur rumahnya, tidak kuat menahan genangan air hujan. Hal itu karena posisi rumahnya berada di bawah jalan, sehingga air leluasa masuk ke pekarangan.

Di samping luapan air hujan dari jalan, Soma mengaku, musibah longsor itu juga dipicu luapan air dari saluran irigasi yang tepat berada di bawah sisi timur rumahnya. “Ambruknya tidak sekalian. Yang pertama hancur pondasi gazebo, baru kemudian tembok panyengker sama palingih. Kemungkinan karena dorongan air dari atas dan bawah, makanya tidak kuat. Apalagi hujan kemarin cukup deras,” ujar pensiunan PNS ini. Selain ambruknya senderan sekaligus tembok panyengker sepanjang 2 meter, gazebo, dan palinggih, musibah longsor itu juga mengakibatkan pergeseran senderan yang menjadi bagian pondasi sisi timur bangunan rumahnya. Bahkan pergeseran senderan itu juga mengakibatkan keretakan tembok rumah, sehingga bagian sisi timur rumah korban tampak miring, dan nyaris ikut ambruk ke saluran irigasi yang berada pada kedalaman sekitar 1 meter di sisi timur rumahnya.

Lantaran kondisi bagian sisi timur rumahnya yang juga sudah nyaris ambruk, Soma mengaku, tidak berani tinggal ataupun beraktivitas di sisi timur rumahnya itu. Dia berencana menempati bagian rumahnya yang masih cukup aman, sembari berusaha memperbaiki rumahnya. Dia juga berharap ada bantuan dari pemerintah. “Kalau kerugian total sekitar Rp 120 juta. Belum lagi nanti buat upakara pacaruan karena palinggih juga rusak,” ucap Soma.

Sementara itu, jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana bersama sejumlah masyarakat sekitar, Senin pagi kemarin, bergotong royong membersihkan sisa reruntuhan longsor yang menutupi saluran irigasi subak. Saat menerima laporan pada Minggu (1/3) malam, petugas BPBD Jembrana sempat turun mengecek ke lokasi, dan memastikan tidak ada korban luka maupun jiwa dalam musibah longsor tersebut. *ode

Komentar