nusabali

Disdagperinkop dan UMKM Inventarisasi Perajin Arak

  • www.nusabali.com-disdagperinkop-dan-umkm-inventarisasi-perajin-arak

Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi (Disdagperinkop) dan UMKM (Dagrin) Buleleng mulai menginventarsasi atau pendataan perajin arak di Buleleng.

SINGARAJA, NusaBali
Puluhan perajin dari dua desa yakni Desa Les dan Desa Tejakula di Kecamatan Tejakula telah diwadahi dengan pembentukan koperasi. Pendataan pun masih tetap berjalan mengingat masih banyaknya perajin arak yang ada di Buleleng.

Kepala Disdagprinkop UMKM Buleleng Dewa Made Sudiarta, Minggu (1/3), mengatakan sejauh ini dari pendataan yang telah dilakukan sudah ada 75 perajin arak di Desa Les dan Tejakula. Mereka juga sudah tergabung dalam Koperasi Bali Sejahtera (KBS) Bali Mula. Menurutnya, koperasi yang terbentuk pertama ini akan dijadikan pilot project pembentukan koperasi yang menaungi perajin arak di Buleleng khususnya dalam bidang pemasaran. “Sejauh ini baru satu koperasi yang sudah terbentuk. Ke depan tidak menutup kemungkinan ada bentukan lain karena perajin arak di Buleleng masih ada di luar dua desa ini,” imbuh Sudiarta.

Pembentukan koperasi pemasaran KBS Bali Mula itu, sebut dia, selain mewadah1i perajin arak memasarkan produknya, juga untuk memudahkan pemerintah melakukan pembinaan. Baik dalam managemen hingga menjadi lembaga penghubung antara produsen dan pasar/konsumen.

Selain perajin arak di dua desa yang sudah diwadahai koperasi, ratusan perajin arak di Buleleng dipastikan masih ada di lapangan. Mereka selama ini berproduksi dengan sistem industri rumahan. Seperti di Desa Tembok dan Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula hingga perajin di Desa Pemuteran dan Desa Pejarakan di Kecamatan Gerokgak.

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana secara terpisah mengatakan, dirinya berencana mengumpulkan seluruh perajin arak di Buleleng. Mereka akan diarahkan untuk membuat standarisasi baku mutu. Sehingga rasa yang dihasilkan dapat konsisten dan bersaing di pasaran. “Perajin arak ada banyak sekali bahan dasarnya juga macam-macam ada aren, ketan, beras, gula aren, ini yang akan kita kumpulkan dulu agar mereka punya standar baku mutu. Rasanya harus konsisten biar bisa dijual, bukan cuman buat mabuk saja,” tegas Bupati asal Desa Banyuatis itu.*k23

Komentar