Panitia Izinkan Tapel Berbahan Gabus

Lomba ini serangkaian peringatan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1942, Rabu (25/3). Lomba tersebut akan diikuti enam ogoh-ogoh dari empat kecamatan di Klungkung. Dibandingkan tahun lalu, lokasi atraksi lomba kali ini digelar di Lapangan Puputan Klungkung. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya lomba dilaksanakan di depan Monumen Puputan Klungkung. "Kami laksanakan di Lapangan Puputan Klungkung mengingat tingkat partisipasi penonton yang makin banyak. Di samping itu tentu untuk menghindari kerusakan taman karena terinjak-injak oleh ribuan penonton," ujar Kabid Kesenian Disbudpora Klungkung, Komang Sukarya, saat ditemuai Rabu (26/2).

Kata Sukarya, lomba ogoh-ogoh akan diikuti oleh enam  peserta yakni ST Eka Yowana Bhakti, Desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan, ST Catur Warga Desa Getakan, Kecamatan Banjarangkan. ST Eka Yowana Santhi, Desa Selisihan, Kecamatan Klungkung, peserta dari Desa Tegak, Kecamatan Klungkung. Peserta dari Desa Sulang, Kecamatan Dawan, dan Karang Taruna Giri Santi, Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida.

Persyaratan lomba ini di antaranya bahan dengan ulatan (anyaman) tradisional Bali, kecuali tapel, jari tangan, dan kaki bisa menggunakan styrofoam (gabus atau busa padat), tidak menggunakan petasan, tidak mengandung unsur pornografi dan politis. "Durasi pentas kami berikan 12 - 15 menit tiap ogoh-ogoh," ujarnya didampingi Kasi Musik dan Dokumentasi Seni, Disbudpora Klungkung I Made Gede Mandra.

Peserta lomba mendapat dana pembinaan dari Pemkab Klungkung. Peserta dari Klungkung daratan masing-masing mendapatkan Rp 12 juta, dari Kecamatan Nusa Penida mendapatkan Rp 17 juta. Kelebihan ini karena  tambahan biaya angkut lewat laut dari Nusa Penida – Klungkung daratan. Hadiah, juara I Rp 18 juta, juara II Rp 15 juta, juara III Rp 12 juta dan harapan I Rp 10 juta.*wan