nusabali

Ditusuk Taji, Usus Nyaris Terburai

Aksi Baku Hantam di Desa Girimas, Sawan, Buleleng

  • www.nusabali.com-ditusuk-taji-usus-nyaris-terburai

I Gede Arca, 30, warga Banjar Dinas Kanginan, Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng terbaring kritis di ICU RSUD Buleleng, Sabtu (29/8).

SINGARAJA, NusaBali

Dia pun tak bisa merayakan Hari Raya Kuningan yang jatuh pada, Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu kemarin. Saat ini Arca masih dalam tahap pemulihan pasca operasi, setelah perut bagian bawahnya robek tertusuk taji usai terlibat keributan di Banjar Dinas Dangin Yeh, Desa Girimas, Kecamatan Sawan, Buleleng saat Penampahan Kuningan, Jumat (28/1) malam.

Kasus penganiayaan yang terjadi tepat di SPBU Girimas, Kecamatan Sawan, Buleleng, Jumat malam sekitar pukul 21.15 Wita ini bermula dari bentrok dua kelompok pemuda asal Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, dengan kelompok pemuda asal Desa Girimas. Belum jelas modus perkara kedua kelompok ini hingga akhirnya memicu baku hantam.

Menurut informasi di lapangan, warga asal Girimas, Kadek Mertadana alias Moncot, 39, yang juga merupakan Kelian Banjar Dinas Dangin Yeh, Desa Girimas, mendapati perkelahian seorang warganya yang bernama Wayan Sudiksa alias Ogoh, 31, dikeroyok oleh tiga orang pemuda asal Desa Bila salah satu diantaranya adalah korban I Gede Arca.

Kelian Banjar, Moncot saat itu langsung melerai perkelahian itu. Hanya saja saat mencoba melerai dia malah ikut kena jotos. Tak mau bonyok dikeroyok, Moncot akhirnya menelepon pelaku Kadek Rusdi Agustina alias Wus, 34, warga Dangin Yeh, Desa Girimas, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, yang tak lain adalah keponakan Moncot. Saat itu Moncot mengatakan melalui telepon temannya Sudiksa berkelahi di depan SPBU. Saat itulah pelaku Kadek Rusdi langsung tancap gas.

Sesampainya di sana Kadek Rusdi mendengar Kelian Dinas Moncot dipukul oleh korban I Gede Arca yang lari ke arah timur. Saat itu juga dia mengejar korban dengan menggunakan Honda Supra DK 2011 VH, sedangkan Sudiksa dan dua orang pemuda asal Desa Bila itu masih bergulat dan lari ke arah barat. Hingga akhirnya korban yang lari seorang diri tak bisa mengelak. Tepat di sebelah timur RS Pratama, Desa Girimas pelaku langsung mengambil sebilah taji yang disimpan di jok motornya. Tanpa pikir panjang pelaku langsung menghajar korban membabi buta hingga korban tergeletak di pinggir jalan raya dengan kondisi perut robek dan nyaris ususnya terburai.

Pelaku yang sadar menusuk korban Gede Arca langsung lari dan mencuci bercak darah yang ada di tangannya. Sedangkan korban langsung dilarikan warga ke RS Pratama Girimas yang hanya berjarak 100 meter dari lokasi kejadian. Namun karena lukanya cukup parah korban I Gede Arca akhirnya dirujuk ke RSUD Buleleng.

Kapolsek Sawan, AKP Gusti Kade Alit Murdiasa, dikonfirmasi terpisah, Sabtu (29/2) membenarkan insiden berdarah tersebut. Namun hingga kini Kapolsek AKP Alit mengaku masih melakukan penyidikan dan pendalaman terkait motif penganiayaan yang mengakibatkan satu orang mengalami luka parah.

“Kami masih dalami modusnya dan masih pengembangan untuk mengetahui duduk permasalahannya dengan jelas. Apakah korban dan pelaku ada masalah lama atau hanya membela temannya saja, kami masih pelajari dulu, masih kumpulkan keterangan saksi-saksi juga,” jelas dia. Sedangkan pelaku Kadek Rusdi akhirnya diamankan dan mengakui perbuatannya setelah dijemput polisi di rumahnya, Sabtu (29/2) dini hari. Kemarin polisi belum menetapkan status Kadek Rusdi.

Sementara itu Kasubag Humas RSUD Buleleng, I Budiantara, dihubungi terpisah siang kemarin membenarkan bahwa pihaknya menerima pasien dengan luka tusuk di bagian perut. Dari hasil penanganan, ditemukan luka gores senjata tajam di tangan kiri dan bagian perut bawah mengarah ke kanan sepanjang 30 sentimeter. Korban I Gede Arca pun diputuskan untuk menjalani operasi saat itu juga.

“Karena lukanya cukup parah langsung dilakukan tindakan operasi oleh tim medis kami. Diambil tindakan dari, Jumat (28/2) pukul 23.50 Wita sampai Sabtu (29/2) pukul 02.00 Wita. Saat ini masih dirawat di ruang ICU, kondisi terkini kesadarannya apatis, masih memakai ventilator namun tensi, nadi dan suhunya stabil,” Budiantara. *k23

Komentar