nusabali

Bulan Bahasa Bali 2020 Diikuti 5.500 Peserta

  • www.nusabali.com-bulan-bahasa-bali-2020-diikuti-5500-peserta

Jika tahun lalu hanya digelar empat hari, tahun ini digelar nyaris sebulan penuh dengan partisipasi peserta melebihi target.

DENPASAR, NusaBali
Rangkaian kegiatan Bulan Bahasa Bali 2020 yang telah berlangsung sejak 1 Februari 2020 secara resmi ditutup oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati pada Kamis (27/2). Dalam penutupan yang berlangsung di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Provinsi Bali ini, Wakil Gubernur menyebutkan adanya peningkatan antusiasme masyarakat mengikuti rangkaian Bulan Bahasa Bali yang berlangsung sepanjang Februari 2020 ini. 

“Kami sangat senang melihat antusias masyarakat terlibat sebagai peserta dalam ajang Bulan Bahasa Bali 2020. Hal ini membuktikan banjar, desa adat, desa atau kelurahan, kecamatan dan kabupaten penuh semangat dalam melestarikan sastra Bali yang menjadi akar budaya Bali,” ujar Wakil Gubernur yang akrab disapa Cok Ace ini. 

Cok Ace menambahkan, pelestarian bahasa, aksara, dan sastra Bali memiliki peranan penting sebagai akar dari budaya Bali. “Betapa pun banyaknya kita punya lontar, kalau kita tidak mampu membaca, maka sumber-sumber sastra tersebut tidak akan ada manfaatnya. Karena masih banyak sekali misteri-misteri, rahasia-rahasia yang belum terungkap dalam budaya Bali. Hanya melalui aksara, bahasa, dan sastra inilah kita bisa membuka pintu pengetahuan tentang budaya Bali secara lebih komplet,” lanjut Cok Ace. 

Dengan capaian hasil gelaran Bulan Bahasa Bali di tahun kedua diadakannya ini, tokoh Puri Ubud ini berharap agar panitia penyelenggara Bulan Bahasa Bali segera mengevaluasi kegiatan Bulan Bahasa Bali di tahun ini sebagai pertimbangan untuk pelaksanaan Bulan Bahasa Bali di tahun selanjutnya. “Karena kalau kita menunggu sampai tahun depan, kita lupa apa yang kurang, apa yang perlu kita tambahkan. Jadi untuk segera dilakukan evaluasi di sana nanti ketahuan apa yang perlu kita tambahkan dan lainnya,” pesannya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Bali, I Wayan ‘Kun’ Adnyana menyebutkan, bahwa pelaksanaan Bulan Bahasa Bali di tahun 2020 ini telah terlaksana dengan baik dibandingkan tahun sebelumnya. Perbedaan terbesar daripada pelaksanaan di tahun lalu, yaitu waktu pelaksaan yang pada tahun ini dilaksanakan hampir selama sebulan penuh.  

“Tahun lalu kami hanya menyelenggarakan empat kali, jadi di setiap minggu sekali. Nah sekarang kan kalau saja besok itu tidak penampahan Kuningan dan Kuningan mungkin sampai tanggal 29. Kita selenggarakan sampai hari ini, tahun kedua kita sudah bisa selenggarakan full selama satu bulan,” jelas Kun Adnyana. 

Selain itu, perkembangan penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali 2020 juga dapat dilihat dari jumlah peserta yang mengikuti berbagai kegiatan dalam rangkaian Bulan Bahasa Bali yang mencakup wimbakara (lomba), krialoka (workshop), maupun widyatula (diskusi). Jumlah peserta yang mengikuti rangkaian Bulan Bahasa Bali 2020 mencapai 5.500 peserta dari target awal yakni 5.000 peserta. 

Para peserta ini, sebut Kun Adnyana, datang dari kaum milenial yang mengikuti lomba-lomba berbasis online. “Lomba-lomba berbasis online sekarang pesertanya dua kali lipat dari sebelumnya. Seperti lomba vlog, komik online dan sebagainya,” imbuhnya.

Suksesnya rangkaian Bulan Bahasa Bali yang kedua ini juga tak lepas dari peran para penyuluh Bahasa Bali yang tersebar di berbagai desa dinas dan desa adat Provinsi Bali. “Tahun ini kita memiliki 619 Penyuluh Bahasa Bali yang menyebar di tingkat desa dinas. Pada mereka itulah sebenarnya garda depan perlindungan bahasa, sastra, dan aksara Bali. Jadi kegiatan-kegiatan yang ada di desa dinas dan juga di desa adat, komponen pelakunya adalah penyuluh Bahasa Bali,” lanjut Kun Adnyana. 

Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali di tahun berikutnya, lanjut Kun Adnyana, akan lebih menguatkan bagian parasara atau pameran. “Di tahun kedua kita lebih menggandeng pengelola pendidikan Bahasa Bali, baik itu dari universitas maupun lembaga-lembaga yang terkait dengan Bahasa Bali. Pada tahun depan, kita juga menggandeng industri kreatif yang tentu saja berbasis hilirisasi dari pengembangan bahasa, sastra, dan aksara Bali,” katanya.

Selain itu, penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali ke depannya juga akan lebih memperhitungkan jadwal pelaksanaan Bulan Bahasa baik di tingkat kabupaten/kota dan provinsi. “Mungkin nanti waktu pelaksanaannya kami harapkan yang di kabupaten/kota bisa di minggu pertama dan minggu kedua. Jadi seluruh lomba yang kontestannya atau pesertanya adalah kabupaten/kota sehingga di minggu ketiga sudah bisa dilangsungkan di provinsi,” tandasnya.*cr74

Komentar