nusabali

Suporter Minta Bali United Tak Naikkan Harga Tiket

  • www.nusabali.com-suporter-minta-bali-united-tak-naikkan-harga-tiket

Suporter Bali United mendesak manajemen klub untuk tidak menaikkan harga tiket.

DENPASAR, NusaBali
Tiket regular yang sebelumnya Rp 50 ribu, kini naik Rp 60 ribu. Juga tiket VIP naik Rp 200 ribu dari Rp 150 ribu.

"Bagi kami kenaikan harga tiket ini masih pro-kontra, dan sekarang ini kenaikan harga tiket belum tepat, di tengah kondisi klub yang banyak mendapatkan dukungan dari sponsor pasca juara Liga 1 musim 2019," ujar Ketua Semeton Dewata Buldog, Ketut Budi, Kamis (27/2).

Ya, suporter selama ini menjadi pemain ke-12 bagi skuat Bali United. Mereka pun  berharap pada Kompetisi Liga 1 tahun 2020 tidak ada kenaikan harga tiket masuk. Kenaikan tiket reguler dari awalnya Rp 50 ribu kini jadi Rp 60 ribu. Suporter pun sangat mengeluhkan, saat pertandingan bight match tiket naik jadi Rp 75 ribu.

Menurut Ketut Budi, pada pertandingan pembuka di kandang menjamu Persita Tangerang pada Minggu (1/3) harga tiket naik Rp 10 ribu menjadi Rp 60 ribu dari musim sebelumnya, Rp 50 ribu. Kenaikan harga tiket membuat suporter kelimpungan. Apalagi suporter dari kalangan mahasiswa atau pelajar yang belum bekerja.

“Kondisi ini sangat merepotkan suporter. Belum lagi keperluan operasional lainnya agar bisa hadir ke Stadion termasuk, uang parkir dan uang transport. Kami usul tetap Rp 50 ribu, karena masih dapat dijangkau," kata Ketut Budi.

Ketut Budi pun berharap ada ‘win win solution’, baik baik manajemen maupun suporter yang menyatakan kesepakatan agar saling menerima. Sebab, kata Ketut Budi, klub juga butuh dukungan suporter.

“Kalau laga internasional AFC Cup 2020 kami maklumi anak kenaikan, karena kuota terbatas. Tapi untuk laga domestik, lebih baik tidak ada kenaikan harga tiket," harap Ketut Budi, salah satu figur suporter yang mengawal Bali United sejak di Bali.

Sementara ditempat terpisah Ketua Asprov PSSI Bali, Ketut Suardana mengakui sejak lama memang masyarakat Bali menghendaki adanya klub-klub profesional dengan reputasi yang kuat. Hal itu dalam konteks memberikan hiburan kepada masyarakat Bali.

Meskipun sekarang ini sport, khususnya sepakbola masuk intertaiment, masyarakatnya terhibur dan ada  kontribusi lebih kreatif lagi. Menurutnya, sepakbola memang hiburan yang pas. Kalau tiket terlalu mahal, semua itu tergantung industrinya.

Industri memang kedepankan profesionalisme. Jadi, kembali kepada manajemen, karena itu rumah tangga mereka," tutur Suardana.  Suardana pun menegaskan, sekarang ini menyikapi harga tiket naik

kembali kepada suporter atau pasar itu sendiri. Responnya bagaimana, mampu atau tidak. Sebab ini menikmati hiburan bola dan klub profesional kembali kepada mencari keuntungan itu sendiri.  "Semua itu tergantung suporter saja menyikapinya," kata Suardana. *dek

Komentar