nusabali

Longsor di Desa Galungan, Satu Banjar Sempat Terisolasi

  • www.nusabali.com-longsor-di-desa-galungan-satu-banjar-sempat-terisolasi

Wilayah Buleleng dikepung bencana secara beruntun dalam kurun dua hari terakhir, akibat hujan lebat.

SINGARAJA, NusaBali

Pasca bencana longsor dan pohon tumbang di wilayah Kecamatan Banjar dan Kecamatan Sukasada, Rabu (26/2) malam kembali terjadi longsor di Desa Galungan, Kecamatan Sawan, sehingga menyebabkan warga satu banjar sempat terisolasi.

Bencana longsor di Desa Galungam Kecamatan Sawan, Kamis kemarin terjadi pada tebing setinggi 10 meter di kawasan Banjar Dajan Pangkung. Karena akses jalan desa tertimbun material berupa tanah, bongkahan batu, dan pohon roboh, warga di Banjar Dajan Pangkung pun sempat sehari semalam terisolasi, sampai akhirnya akses jalan bisa dibuka kembali, Kamis (27/2) siang.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Ida Bagus Suadnyana, mengatakan bencana longsor tebing di Desa Galungan ini terjadi Rabu malam sekitar pukul 19.00 Wita seusai hujan deras. Saat itu, material longsoran menimbun seluruh badan jalan desa, sehingga warga Banjar Dajan Pangkung terisolasi. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam musibah ini, karena pengendara sedang sepi saat tebing longsor.

“Kami mendapat laporan terjadi longsor Rabu malam. Namun, karena ini tanah longsor dan berisiko dilakukan evakuasi malam hari, sehingga kami putuskan bersama Pak Mekel (Perbekel) untuk penanganan Kamis pagi tadi,” jelas Suadnyana saat ditemui NusaBali di ruang kerjanya di Singaraja, Kamis kemari.

Menurut Suadnyana, badan jalan yang tertimbun longsor ini memang akses jalan utama di Banjar Dajan Pangkung, Desa Galungan. “Memang ada jalan lain, Cuma itu jalan setapak yang hanya bisa dilalui sepeda motor. Itu pun, rutenya melingkar dengan medan cukup berat,” jelas mantan Kasat Pol PP Kabupaten Buleleng ini.

Suadnyana menyebutkan, warga Desa Galungan bersama aparat terkait, termasuk pemerintah desa dan kecamatan, kompak terjun gortong royong lebih awal, Kamis pagi, sebelum Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Buleleng tiba di lokasi bencana. Material longsoran yang menimbun badan jalan, cukup tebal hingga 0,5 meter. “Syukurlah, akses jalan sudah dapat dilalui kembali setelah proses evakuasi bersama siang ini (kemarin),” terang Suadnyana.

Bukan hanya Desa Galungan yang diterjang longsor akibat hujan lebat, Rabu siang hingga malam. Pada saat hampir bersamaan, bencana longsor juga terjadi di Banjar Pendem, Desa Bebetin (Kecamatan Sawan), di Banjar Bukit Gambir, Desa Sembiran (Kecamatan Tejakula, Buleleng), dan di areaal Pura Subak Desa Sekumpul (Kecamatan Sawan).

Selain bencana longsor, BPBD Buleleng juga disibukkan dengan penanganan pohon perindang yang roboh akibat diseruduk truk kontainer di jalur utama Singaraja-Seririt kawasan Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Buleleng, Kamis pagi sekitar pukul 06.30 Wita. Dahan pohon perindang berdiameter 40 sentimeter itu roboh melintang ke jalan, setelah diseruduk truk tronton B 9178 ZI.

Saat musibah, truk yang dikemudikan Muhamad Ali Wakhidin, 40, sopir asal Tegal, Jawa Tengah tersebut melaju dari arah barat (Seririt) menuju Kota Singaraja dalam kecepatan tinggi. Untungnya, sopir truk berusia 40 tahun ini selam,at dari maut tanpa terluka sedikit pun. Namun, ranting pohon roboh menimpa sebuah mobil Suzuki Karimun DK 1456 UU hingga mengalami kerusakan ringan. Beruntung, pengemudi Karimun juga selamat tanpa terluka.

Menurut IB Suadnyana, BPBD Buleleng tidak dapat berbuat banyak terkait keberadaan pohon-pohon perindang jalan di jalur utama Singaraja-Seririt yang berpotensi tumbang. Pasalnya, selama ini pohon perindang jalan itu masuk dalam aset Dinas Kehutanan. Nah, untuk dilakukan penebangan atau pemangkasan, harus seizin pemilik kewenangan.

“Kami dulu pernah melakukan penataan dan pemangkasan beberapa pohon perindang yang membahayakan. Ternyata, kami mendapat surat teguran dari instansi terkait, karena dianggap menghapus aset. Kami juga diimbau hanya menangani masalaha kedaruratan,” keluh Suadnyana.

Sementara itu, Kapolsek Seririt Kompol Made Uder meminta dilakukan penganganan pohon-ponhon perindang yang rawan tumbang di jalur Singaraja-Seririt. “Ini juga menyangkut keselamatan orang, kami harap ada pemetaan kerawanan pohon perindang. Jangan sampai sudah kejadian, baru turun,” pinta Kompol Uder saat dihubungi terpisah, Kamis kemarin.

Sehari sebelumnya, petaka pohon tumbang di jalur Singaraja-Seririt juga terjadi kawasam Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Buleleng, Rabu sore sekitar pukul 15.00 Wita. Pohon perindang jenis Suar setinggi 20 meter dengan diameter 1 meter di sisi utara jalan nasional ini roboh ke arah selatan, hingga melintang menutup badan jalan.

Walhasil, arus lalulintas di jalur Singaraja-Gilimanuk via Seririt sempat lumpuh total selama 1,5 jam, sebelum batang pohon roboh berhasil dievakuasi petugas BPBD Buleleng. Beruntung, tak ada korban jiwa maupun terluka dalam petaka pohon roboh ini, karena kebetulan saat itu nihil pengendara lewat di lokasi.

“Karena ukuran pohon yang tumbang ini cukup besar dan tinggi, upaya penanganan membutuhkan waktu 1 jam. Kami perlu cainsaw yang besar pula untuk mengevakuasi pohon tumbang ini. Karena pohon tumbang melintang di jalan, makanya arus lalulintas semoat macet total sekitar 1,5 jam dari dua arah (timur dan barat),” jelas Kepala Pelaksana Harian BPBD Buleleng, IB Suadnyana, Rabu malam. *k23

Komentar