nusabali

Harapan Terkabulkan, Krama Naur Sosod Buntilan

  • www.nusabali.com-harapan-terkabulkan-krama-naur-sosod-buntilan

Pelaksanaan Usaba Dimel di Desa Adat Selat, Kecamatan Selat, Karangasem ditandai dengan naur sosod (bayar kaul) di Pura Dalem, Banjar Babakan, Desa Adat Selat, Kecamatan Selat, Buda Paing Kuningan, Rabu (26/2).

AMLAPURA, NusaBali

Warga naur sosod sebagai bentuk rasa syukur karena harapan mereka telah terkabulkan. Sebanyak 39 warga naur sosod, masing-masing mempersembahkan buntilan berisi jajan uli. Satu kemasan jajan uli dibungkus upih atau pelepah pinang dengan bahan ketan. Total persembahan sebanyak 25 buntilan. 

Sebanyak 25 jajan buntilan itu kembali ditata dan dibungkus menggunakan upih hingga terlihat dari luar menjadi satu buah buntilan besar tingginya sekitar 1,5 meter lengkap dengan sanan. Guna memudahkan mengusung buntilan ke Pura Dalem, maka menggunakan beberapa sanan dikemas mirip sanan pangiriman (bade kecil). Selanjutnya diusung enam hingga delapan orang. Krama naur sosod setelah harapan mereka terpenuhi. Sebelum memulai ritual, krama yang naur sosod mengikuti undian sehingga tiap tahap melakukan persembahyangan untuk menggelar ritual naur sosod terbagi 7 shift. Tiap shift ada 4 hingga 5 buntilan besar dihadirkan ke jeroan Pura Dalem.

Ritual itu mulai pukul 12.00 Wita hingga pukul 17.00 Wita. Tiap tahapan ritual naur sosod. Krama yang naur sosod masing-masing juga mengajak pamangku yang tugasnya untuk macepegat, yang bermakna agar manusia tidak lagi berhutang kepada Ida Sang Hyang Widhi. Di depan tiap krama naur sosod digelar kemasan banten guling dan banten pelengkap lainnya. Persembahyangan di Pura Dalem dituntun Jro Mangku Gede Pasek Linggih.

Bendesa Adat Selat, Jro Mangku Gede Mustika mengatakan, jauh sebelum puncak Usaba Dimel, krama yang naur sosod telah melapor. Kemudian tercatat dan dilakukan undian agar ritual berjalan tertib. “Makanya tiap tahapan yang melakukan persembahyangan sebanyak empat hingga lima krama yang naur sosod. Sebab kapasitas di jeroan Pura Dalem tak mencukupi,” terang Jro Mangku Gede Mustika. Dijelaskan, krama naur sosod bertujuan untuk membayar beragam utang niskala. Misalnya naur sosod setelah berhasil punya anak atau sakitnya sembuh.

Krama setempat, I Ketut Suardika dari Banjar Adat Siladarma, Desa Adat Selat, Kecamatan Selat mengaku naur sosod setelah sembuh dari disentri. “Saya naur sosod menghabiskan 25 catu beras putih sekitar 38 kilogram untuk membuat jajan uli,” kata Ketut Suardika. Sedangkan krama I Komang Gantiana dari Banjar Sila Sesana, Desa Adat Selat naur sosod setelah berhasil pindah tugas ke Bali sebagai anggota polisi. “Saya pindah tugas ke Bali tiga tahun lalu,” jelas Komang Gantiana. *k16

Komentar