nusabali

Badan Pengelola Batur Geopark Rencana Tambah Loket Retribusi

  • www.nusabali.com-badan-pengelola-batur-geopark-rencana-tambah-loket-retribusi

Badan Pengelola Pariwisata Batur Unesco Global Geopark (BUGG) Kintamani, Bangli berencana menambah loket pungutan untuk mencegah terjadinya kebocoran pendapatan.

BANGLI, NusaBali

Rencananya loket baru ini dibangun di balik bukit yang berbatasan dengan Kabupaten Karangasem. Saat ini jumlah loket karcis tersebar di delapan titik.

Sekretaris Badan Pengelola Pariwisata BUGG, I Dewa Ketut Setia Darma didampingi Kepala Divisi Perencaaan Badan Pengelola Pariwisata BUGG, I Nengah Suratnata mengatakan awalnya hanya membangun empat loket. Minimnya loket pungutan dan banyaknya jalur menjadi celah bagi oknum untuk tidak bayar karcis. Pada tahun 2019, loket pungutan retribusi ditambah lagi empat unit. "Total sekarang ada delapan unit loket pungutan retribusi," ungkap Dewa Setia Darma, Rabu (26/2).

Meski sudah tersedia delapan unit, namun ada jalur-jalur tikus yang sejatinya berpotensi untuk dibangun loket. Nengah Suratnata mengatakan, badan pengelola merencanakan penambahan loket empat unit lagi. Lokasinya di balik bukit bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Karangasem yakni Suter dan Pludu. “Penambahan loket sebagai untuk meningkatan pendapatan, mengingat masih ada jalur-jalur yang dimanfaatkan oknum agar tidak kena retribusi,” sebutnya.

Penambahan direncanakan pada tahun 2021. Otomatis ada penambahan tenaga kerja untuk  petugas pungut dan petugas keamanaan. Dijelaskan, loket pungutan retribusi empat titik ada di Sekardadi, depan museum, Taksu, dan Tunon. Bertambah empat lagi lokasinya di bawah anjungan, Bayung Gede, Sekaan, dan Telembe.

Dikatakan, pada dini hari potensi pemasukan cukup besar. Pungutan dimulai pukul 01.30 Wita hingga 06.30 Wita, pendapatan dari retribusi rata-rata Rp 15 juta - Rp 18 juta. Bahkan pada high season pendapatan rata-rata Rp 20 juta — Rp 24 juta. “Kenaikan retribusi pada 2019 cukup signifikan mencapai Rp 26 Miliar setahun. Sedangkan tahun sebelumnya ketika belum dibentuk Badan Pengelola Pariwisata Batur Geopark, retribusi hanya mencapai Rp 11 miliar setahun,” jelasnya.

Pada tahun 2019 target retribusi sebesar Rp 20 miliar, hasilnya melampaui target yakni Rp 26 miliar. Sedangkan tahun 2020 ini, retribusi ditarget meningkat menjadi Rp 35 miliar. Terkait rawannya petugas pungut yang 'nakal' mengingat sebelumnya sempat petugas pungut terjaring operasi tangkap tangan, Dewa Setia Darma mengatakan untuk petugas pungut selalu dipantau dan dalam pelaksanaan tugas tetap dilakukan evaluasi. “Petugas tetap kami pantau,” sebutnya. Pendapatan retribusi pariwisata 60 persen masuk ke kas daerah dan 40 persen untuk badan pengelola. Dari 40 persen tersebut untuk biaya operasional dan penataan objek. Ada pula kegiatan pemeliharaan hingga kegiatan sosial ke masyarakat. “Dana ke masyarakat diserahkan ke desa-desa lingkar danau, dana yang diberikan dimanfaatkan untuk penataan lingkungan maupun menjaga budaya lokal,” imbuhnya. *esa

Komentar