nusabali

Jangan Tunggu Deadline

KONI Badung soal Mutasi Atlet Porprov

  • www.nusabali.com-jangan-tunggu-deadline

Proses mutasi haris dilakukan diawal saja. Sebab dalam setiap hajatan Porprov selalu saja ada masalah mutasi atlet. KONI Badung ingin mengakhiri semua problem itu pada Porprov Badung 2021. Harapan Porprov dapat lebih fair pun akan terwujud.

MANGUPURA, NusaBali

Ketua Umum KONI Kabupaten Badung Made Nariana berharap proses mutasi atlet jangan menunggu batas waktu (deadline) terakhir. Deadline yang dimaksud, yakni 12 bulan sebelum Poprov Bali digulirkan, yang biasanya pada September 2021.

KONI Badung yang akan jadi panitia  dan tuan rumah Porprov Bali XV/2021 berharap, alangkah baiknya proses mutasi dari sekarang. Yakni, bagi atlet yang ingin pindah membela daerah lain di ajang Porprov.

"Kami tegaskan sampaikan soal mutasi atlet. Janganlah sampai menunggu batas akhir proses mutasi. Tapi alangkah baiknya dilakukan sejak jauh hari sebelumnya. Kalau bisa sekarang sudah dimulai proses administrasi mutasi atlet Porprov," ucap Made Nariana di Badung, Rabu (26/2).

Menurut Nariana, yang juga mantan Ketua Umum KONI Bali itu, akan jauh lebih fair dan terbuka jika proses mutasi sejak sekarang. Dan, terkesan ingin mengikuti aturan atau mekanisme yang ada. Sebab, proses mutasi memang dibenarkan. Sepanjang itu riil adanya dan tidak mengada-ada.

Menurutnya, proses mutasi dilakukan diawal saja. Sebab dalam setiap hajatan Porprov selalu saja ada masalah dalam mutasi atlet. Di Porprov Badung 2021, kata Nariana, pihaknya ingin mengakhiri semua problem tersebut. Dengan harapan Porprov dapat lebih fair.

"Kami tidak ingin terus menerus ada problem mutasi atlet. Makanya kami usulkan, bereskan saja diawal sebelum pelaksanaan Porprov. Dan, jangan sampai lagi ada protes soal mutasi atlet," terang Nariana.

Nariana mengatakan, pihaknya bukan melarang protes soal atlet mutasi. Protes boleh saja, tapi jika ada keliru soal keputusan wasit dan kaitan lainnya dalam bertanding. Dan, yang bertanding tinggal jalan bertanding. Untuk itu, sebelum diputuskan tim keabsahan, harapannya ada proses baik pada saat manajer meeting dan pihak teknichal delegate (TD) harus benar-benar detail.

Nariana pun mencontohkan, soal kasus pada cabor sepakbola dan futsal di Porprov Bali XIV/2019 di Kabupaten Tabanan. Pihak manajer atau kontingen baru ada protes setelah bertanding. Waktu itu medali emas Badung akhirnya dicoret menjadi milik Denpasar untuk cabor futsal.

Menurutnya, pesepakbola Porprov Denpasar diprotes menjelang pertandingan di final. Hingga pemain Denpasar banyak tidak dapat tampil dalam laga pamungkas. Dan, akhirnya Badung yang menang di final.

Padahal Nariana yakin, problem tersebut sudah diketahui pasti oleh tim-tim masing-masing. Namun pilih sengaja menunggu waktu protes setelah pertandingan dan di masa-masa krusial.

"Problem seperti itu jelas tidak kami inginkan. Kenapa tidak protes diawal saja sebelum bertanding atau dimasukkan resmi sebagai atlet Porprov," kata Nariana.*dek

Komentar