nusabali

Berjaya Berkat Aplikasi Sistem Pemantau Gas Beracun Gunung Berapi

  • www.nusabali.com-berjaya-berkat-aplikasi-sistem-pemantau-gas-beracun-gunung-berapi

Tim Riset SMAN Bali Mandara lainnya juga mencatat prestasi gemilang dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah ElCCO Tingkat Nasional 2020, dengan sabet predikat The Best Presentation, berkat ‘Inovasi Electric Tile Solar Energy Rice Bran guna Mendukung SDG’s 2030 di Bidang Affordable dan Clean Energy’

SINGARAJA, NusaBali

Tim Riset SMAN Bali Mandara, Buleleng lagi-lagi membuktikan kemampuannya dalam bidang penciptaan teknologi. Kali ini, Tim Riset SMAN Bali Mandara sabet Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah ‘Electrical and Computer Competition (ElCCO) Tingkat Nasional 2020’ yang diselenggarakan Fakultas Teknik Unud, Minggu (23/2). Tim yang beranggotakan 3 siswa Kelas XI SMAN Bali Mandara ini berjaya berkat aplikasi Volcom, yang merupakan pengembangan Sistem Pemantau Gas Beracun Gunung Berapi.

Tiga siswa Kelas XI SMAN Bali Mandara yang sabet juara nasional Lomba Karya Tulis Ilmiah ElCCO ini, masing-masing Putu Oki Wiradita Aryawan, 17, Putu Krisna Adi Putra, 17, dan Luh Putu Putriasih, 16. Mereka menciptakan aplikasi Volcom yang berbasis Internet of Things (IOT) dan transmisi radio.

Aplikasi Volcom ini merupakan pengembangan dari Alat Pendeteksi Gas Beracun sebelumnya yang diberi nama ‘Smart Automatic Poison Alarm Monitoring’. Ketiga siswa SMAN Bali Mandara ini memulai karyanya dengan melakukan riset selama 2 bulan, awal Oktober-awal Desember 2019 lalu.

Awalnya, hasil riset berupa aplikasi Volcom yang diajukan ke panitia Lomba Karya Tulis Ilmiah ElCCO Tingkat Nasional 2020 berhasil tembus peringkat 10 besar se-Indonesia. Dalam 10 besar itu, 4 tim di antaranya dari SMAN Bali Mandara, selain juga ada tim dari Bangli dan Mataram (NTB).

“Pada akhirnya, tim kami terpilih sebagai yang terbaik,” ujar Ketua Tim Riset Volcom SMAN Bali Mandara, Putu Oki Wiradita, saat dikonfirmasi NusaBali per telepon dari Singaraja, Selasa (25/2).

Putu Oki menyebutkan, dalam aplikasi Volcom yang diciptakannya ini menggunakan 4 sensor yang berfungsi mendeteksi gas Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioxide (SO2), Oksida Nitrogen (NOx), dan Metana (CH4). Aplikasi Volcom menggunakan dua piranti, yaitu pengiriman dan penerima, lalu dipadukan dengan web thingspeak.

“Ide pembuatan aplikasi Volcom ini terinspirasi dari kekhawatiran keberadaan gas beracun dari erupsi gunung berapi yang penyebarannya sangat cepat dan membahayakan manusia,” tutur siswa asal Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada, Buleleng ini. “Selain itu, aplikasi ini juga merupakan riset pengembangan dari teknologi SATPAM yang kami ciptakan sebelumnya,” sambung rekan setimnya, Putu Krisna Adi Putra.

Menurut Putu Krisna, timnya menyempurnakan sistem kerja, alat, dan jangkauan yang menggunakan internet of thing (IOT) dan radio transmition teknologi Volcom dari SATPAM. Teknologi yang diciptakan tiga siswa Kelas XI MIPA dan Kelas XI IPS SMAN Bali Mandara ini sudah pernah diujicobakan di Badan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) kawasan Rendang, Karangasem. Dari ujicoba tersebut, tingkat akurasi teknologi Volcom mencapai 95 persen. “Kami ingin alat kami ini bisa dipakai masyarakat luas, sehingga benar-benar memberikan manfaat,” harap Putu Krisna.

Sementara itu, guru pembina riset SMAN Bali Mandara, I Wayan Madya SPd MPd, mengatakan bangga ada 4 tim dari sekolahnya yang tembus 10 besar Lomba Karya Tulis Ilmiah ElCCO Tingkat Nasional 2020. Menurut Wayan Madya, keberhasilan ini tak terlepas berkat usaha keras, komitmen, dan kontinyuitas pembinaan siswa di SMAN Bali Mandara sebagai generasi pencipta.

Hanya saja, kata Wayan Madya, produk teknologi yang diciptakan anak-anak SMAN Bali Mandara masih terkendala biaya untuk benar-benar diaplikasikan di masyarakat. “Untuk implemantasi jangka panjang di masyarakat, kami memang belum sampai ke sana, karena perlu biaya lebih untuk desain dan pengujian. Ini yang masih menjadi tantangan kami, agar alat yang diciptakan siswa SMAN Bali Mandara benar-benar dipakai di masyarakat,” kata Wayan Madya saat dikonfirmasi NusaBali terpisah di SMAN Bali Mandara, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Selasa kemarin.

Selain kendala biaya, kata Wayan Madya, juga diperlukan sosialisasi yang lebih intens ke masyarakat dan instansi pemerintah yang berkaitan dengan produk. “Kami rasa perlu peran serta pemerintah dalam hal membantu pengaplikasian teknologi yang dibuat anak-anak kami. Dengan begitu, ide-ide cemerlang mereka tidak berakhir sia-sia, tapi benar-benar bisa bermanfaat bagi masyarakat luas,” harap Wayan Madya.

Sementara itu, satu tim riset SMAN Bali Mandara lainnya juga mencatat prestasi gemilang dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah ElCCO Tingkat Nasional 2020, dengan sabet predikat The Best Presentation. Tim yang diperkuat Luh Gede Tiara Purnama Yanti, 17 (Kelas XI IPS), Ni Kadek Sri Manik, 16 (Kelas XI MIPA), dan Ni Ketut Sri Rahayu, 17 (Kelas XI IPS) ini berjaya dengan Inovasi ETSERAN (Electric Tile Solar Energy Rice Bran) Guna Mendukung SDG’s 2030 di Bidang Affordable dan Clean Energy. *k23

Komentar