nusabali

Upacara Tawur Agung Akan Dipuput Sarwa Sadaka

Tawur Agung Kasanga Kabupaten Gianyar Dikembalikan ke Satu Lokasi

  • www.nusabali.com-upacara-tawur-agung-akan-dipuput-sarwa-sadaka

Sempat terpecah setahun lalu, pelaksanaan upacara Tawur Agung Kasanga Nyepi Tahun Baru Saka 1942 tingkat Kabupaten Gianyar tepat Tilem Kasanga pada Anggara Wage Pahang, Selasa, 24 Maret 2020 mendatang, kembali akan dipusatkan di satu lokasi yakni di Catus Pata (Perempatan Agung) pojok barat laut Lapangan Astina Gianyar.

GIANYAR, NusaBali

Upacara Tawur Agung Kasanga nanti akan dipuput Sarwa Sadaka, yakni sulinggih dari berbagai soroh. Kesepakatan ini diambil dalam pertemuan antara Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya dan Bendesa Adat Gianyar, Dewa Made Suardana, di Ruang Sidang Utama Kantor Bupati Gianyar, Selasa (25/2). Pertemuan itu juga dihadiri Kabag Kesra Setda Gianyar, jajaran Polres Gianyar, dan Camat Gianyar.

“Kita kembali ke jatimula, karena sejatinya kita tidak ingin seolah ada ketidaksepahaman dengan desa adat,” jelas Sekda Wisnu Wijaya yang didampingi Dewa Made Suardana seusai pertemuan kemarin.

Menurut Wisnu Wijaya, guna menyatukan persepsi hingga akhirnya disepakati menggelar Upacara Tawur Agung Kasanga di satu lokasi ini, sudah dilakukan 10 kali pertemuan. “Bupati Gianyar ingin sedini mungkin dilaksanakan dialog, sehingga saat ini kita sudah menemukan satu pemahaman. Bahwa tetap Catus Pata itu di satu tempat, kembali seperti dua tahun lalu dan sebelum-sebelumnya. Catus Pata yang dipakai lokasi Upacara Tawur Agung Kasanga adalah yang dekat Lapangan Astina Gianyar,” tandas Wisnu Wijaya.

Setahun lalu, pelaksanaan Upacara Tawur Agung Kesanga Nyepi Tahun Baru Saka 1941 sempat dilaksanakan pada dua lokasi berbeda di Kota Gianyar. Kala itu, Desa Adat Gi-anyar menggelar Upacara Tawur Agung Kasanga di Catus Pata pojok barat laut Lapangan Astina Gianyar. Sedangkan Pemkab Gianyar melaksanakan uoacara serupa di Perempatan Taman Kota Ciung Wenara, sekitar 1 kilometer arah barat dari Lapangan Astina Gianyar.

Saat itu, Upacara Tawur Agung Kasanga yang digelar Desa Adat Gianyar dipuput Tri Sadaka, sementara yang digelar Pemkab Gianyar dipuput oleh Sarwa Sadaka. Itulah pertama kalinya sepanjang sejarah, terjadi Upacara Tawur Agung Kasanga di dua lokasi berbeda di Kota Gianyar.

Menurut Wisnu Wijaya, terbelahnya pelaksanaan Upacara Tawur Agung Kasanga Nyepi Tahun Baru Saka 1941 di Kota Gianyar setahun lalu, terjadi karena keterbatasan waktu untuk berdiskusi. “Ketika itu waktunya mepet, jadi seolah-olah ada dua tawur agung. Kini, setelah kami bahas bersama lebih awal, apa yang jadi keinginan Bupati Gianyar direspons baik oleh Bendesa Adat Gianyar. Akhirnya, Upacara Tawur Agung Kasanga tahun ini  bisa disatukan kembali,” katanya.

Pemkab Gianyar pun telah menganggarkan Rp 250 juta untuk upacara tawur yang digelar sehari menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1942 tersebut. Dana sebesar itu, kata Wisnu Wijaya, sudah termasuk juga untuk pelaksanaan Dharma Santi Nyepi.

Nantinya, Upacara Tawur Agung Kasanga Nyepi Tahun Baru Saka 1942 akan dipuput Sarwa Sadaka (sulinggih dari berbagai soroh), sesuai permintaan Bupati Gianyar Made Agus Mahayastra. Sebagai Yajamana Karya nanti adalah Ida Pedanda Hyang Api. Sedangkan pemuput Upacara Tawur Agung Kasanga dari unsur Sarwa Sadaka dengan menjalankan fungsi Siwa, Budha, Bujangga.

“Pemuputnya Sarwa Sadaka, menjalankan fungsi Tri Sadaka yakni Siwa, Budha,  Bujangga. Sulinggih yang muput diutamakan dari Desa Adat Gianyar, biar jangkep,” papar Wisnu Wijaya.

Saat muput Upacara Tawur Agung Kasanga nanti, kata Wisnu Wijaya, Sarwa Sadaka berada pada posisi sejajar, tanpa perbedaan. Sedangkan tingkatan upacaranya adalah Tawur Agung Manca Kelud. “Semua di satu pemiosan, tidak ada tinggi rendah. Tidak ada menang kalah, semua sudah diakomodir dan meyadnya secara tulus,” katanya.

Ada 7 sulinggih Sarwa Sadaka yang rencananya akan muput Upacara Tawur Agung Kasanga Nyepi Tahun Baru Saka 1942 tingkat Kabupaten Gianyar nanti. Mereka masing-masing Ida Pedanda Griya Hyang Api, Ida Pedanda Budha Sukawati, Pandita Bujangga Griya Sengguan, Ida Sri Empu Griya Pasdalem, Ida Pandita Bujangga Dalem Putra Kebon Griya Pasdalem, Ida Sire Mpu Pande Laplapan, dan Ida Rsi Griya Kenurunan Blahbatuh.

Sementara itu, Bendesa Adat Gianyar, Dewa Made Suardana, mengatakan sudah diambil jalan terbaik untuk yadnya kali ini. “Kita Desa Adat Gianyar nyejerin dresta, uger-uger, awig, perarem. Kalau itu kita rombak semua, bagaimana penghormatan kepada leluhur? Yang jelas, Tri Sadaka atau Sarwa Sadaka tidak ada diatur dalam awig-awig. Itu sebagai bagian dari dresta yang kita laksanakan dari awal kegiatan,” tandas Dewa Suardana.

Di sisi lain, Bupati Gianyar Made Agus Mahayastra menegaskan keputusan agar Upacara Tawur Agung Kasanga dipuput Sarwa Sadaka ini tidak boleh ditawar-tawar lagi. “Desa Adat Gianyar sudah setuju dengan Sarwa Sadaka. Suratnya bisa dilihat di Bagian Kesra,” jelas Bupati Mahayastra.

Bupati Mahayastra mengaku bersyukur konsep Sarwa Sadaka telah diterima dengan baik oleh semua pihak. “Konsep Sarwa Sadaka itu sudah harga mati bagi saya, sesuai janji politik saat kampanye. Bukan Ida Epu saja, tapi semua sulinggih harus terwakili. Bahkan, dalam rapat teknis kita sudah bicara tentang siapa saja sulinggih yang akan muput,” tegas Bupati asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Gianyar yang juga Ketua DPC PDIP Gianyar ini. *nvi

Komentar