nusabali

Crew Kapal Asal Bali Minta Dipulangkan

Dinyatakan Negatif Corona, Masih Karantina di Kapal Pesiar

  • www.nusabali.com-crew-kapal-asal-bali-minta-dipulangkan

Seorang pekerja kapal pesiar asal Desa Tangkas, Kecamatan Klungkung, I Ketut JA, 27, masih dikarantina di Kapal Pesiar Diamond Princess yang kini sandar di perairan Yokohama, Jepang.

SEMARAPURA, NusaBali

Ketut JA dan crew Kapal Pesiar Diamond Princess lainnya yang sudah dinyatakan negatif Corona berdasarkan observasi, minta segera dipulangkan ke tanah air.

Sampai saat ini, I Ketut JA dan rekan-rekannya belum menerima kepastian terkait pemulangannya ke tanah air. Mereka masih terkurung di kapal pesiar tempatnya bekerja tersebut. Menurut Ketut JA, pihaknya sudah sempat berkomunikasi dengan pemerintah agar segera bisa dipulangan. "Tapi, sampai saat ini belum ada kepastian kapan kami bisa pulang," tutur ketut JA saat diwawancarai NusaBali via chat massenger akun Facebook-nya, Senin (24/2).

Menurut Ketut JA, meski masih diisolasi di Kapal Pesiar Diamond Princess, dirinya tetap bisa berkomunikasi dengan keluarga di Bali menggunakan media sosial. Dalam komunikasi itu, dia berharap nanti dijemput pemerintah Indonesa menggunakan pesawat udara. "Jika dalam penjemputan nanti menggunakan jalur laut, akan memakan waktu cukup lama hingga dua minggu," ujar pekerja kapal pesiar yang sudah 6 kali berlayar ini.

Ketut JA sendiri terakhir kali berlayar bersama Kapal Pesiar Diamond Princess, sejak 20 Januari 2020. Pemuda berusia 27 tahun ini bertugas sebagai buffeet steward di kapal pesiar tersebut.

Menurut Ketut JA, saat ini ada sekitar 78 WNI di kapal pesiar yang dikarantina di perairan Yokohama, Jepang tersebut. Dari 78 crew yang WNI itu, beberapa orang di antaranya asal Bali. “Untuk saat ini, saya dan crew lainnya hanya melakukan kegiatan bersih-bersih di kapal, sambil menunggu jemputan dari pemerintah," tutur Ketut JA.

Ketut JA dan crew kapal lainnya sudah menjalani observasi virus Corona. Dari observasi tersebut, mereka dinyatakan negatif alias tidak terjangkit virus Corona. Ada pula beberapa yang dinyatakan positif. “Yang dinyatakan positif Corona, sudah langsung dibawa ke RS Tokyo, Jepang. Sedangkan yang negatif seperti saya, masih tinggal di kapal," kata Ketut JA.

Sementara, pantauan NusaBali di rumah keluarga Ketut JA di kawasan Desa Tangkas, Senin pagi sekitar pukul 10.00 Wita, suasana tampak lengang. Kedua orangtua Ketut JA tak ada di rumah, karena sedang bekerja. Sang ayah bekerja sebagai sopir angkot, sementara ibunya jualan jaja Bali di Pasar Galiran, Klungkung.

Di rumah tersebut kemarin hanya ada kakak ipar dari Ketut JA, yakni Nengah Sud. Menurut Nengah Sud, keluarga merasa cemas dan khawatir ketika kali pertama mengetahui ada crew Kapal Pesiar Diamond Princess dinyatakan positif virus Corona. "Keluarga tentunya merasa was-was mendapat informasi tersebut," papar Nengah Sud.

Disebutkan, pihak keluarga akhirnya merasa lega setelah sempat berkomunikasi dengan Ketut JA yang mengaku sehat-sehat saja. Namun, karena Ketut JA sampai saat ini masih berada di kapal yang dikarantina tersebut, dikhawatirkan bisa tertular virus Corona.

"Kami sekeluarga berharap supaya Ketut bisa dibawa pulang secepat-nya. Hanya saja, sampai sekarang belum ada kejelasan kapan Ketut bisa pulang," keluh Nengah Sud. Keluarga di Desa Tangkas, kata Nengah Sud, setiap hari berdoa untuk keselamatan ketut JA yang masih terkurung di Kapal Pesiar Diamond Princess.

Nengah Sud menyebutkan, Ketut JA sudah 6 kali berlayar. Keberangkatan pada 20 Januari 2020 merupakan yang keenam. Setiapkali berlayar, menghabiskan waktu selama 8 bulan. Sejak awal, Ketut JA selalu berlayar bersama Kapal Pesiar Diamond Princess.

Menurut Nengah Sud, bukan hanya Ketut JA yang kerja di kapal pesiar. Kakak kembarnya juga bekerja di kapal pesiar, namun beda kapal. Khusus di Kapal Pesiar Diamond Princess, ada satu putra Bali lainnya yang kini berada di kapal tersebut. Dia adalah Wayan Sudi, krama Bali yang merantau ke Lampung Tengah.

Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) dr Terawan Agus Putranto mengatakan pemerintah Indonesia berhati-hati soal upaya evakuasi WNI yang negatif Corona dari Kapal Pesiar Diamond Princess. Terawan tidak ingin Indonesia menjadi episentrum baru wabah virus Corona.

"Jadi, ini nego terus, tapi kita nego harus dengan cara jangan semaunya sendiri. Kalau cara semaunya sendiri, bisa membentuk episentrum baru. Nggak boleh. Saya harus berusaha, kita pemerintah menjaga yang 260 juta tetap bisa survive sembari melakukan tindakan-tindakan untuk juga menyelamatkan masyarakat kita yang ada di Jepang," ujar Terawan dilansir detikcom di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin kemarin.

Menurut Terawan, pemerintah tidak ingin mengambil keputusan gegabah. Negosiasi secara intens masih dilakukan antara pemerintah Indonesia dan Jepang. "Perlu negosiasi yang detail, yang baik, sehingga apa yang kita lakukan jangan sampai diketawain dunia di kemudian hari," katanya. Disebutkan, negosiasi itu juga membahas soal cara evakuasi WNI dari kapal pesiar, apakah lewat jalur laut atau jalur udara. *wan

Komentar