Rilis 'Nganten Pada Gelahang', JR17 Terinspirasi Warisan Leluhur
Sukses merilis mini album tahun 2019, kini band JR17 kembali muncul ke publik dengan karya terbarunya yang dirilis Jumat (20/2) lalu.
DENPASAR, NusaBali
Band yang beranggotakan Yuda sebagai vokalis dan pencipta lagu, Wid pada melody gitar dan Agus pada rhytem gitar ini merilis single berjudul ‘Nganten Pada Gelahang’ di platform digital. Konon lagu ini terinspirasi dari sistem perkawinan warisan budaya leluhur Bali.
Yuda sang vokalis mengungkapkan, tema lagu ini diangkat dari kisah nyata yang ada di masyarakat. Perkawinan Pada Gelahang biasanya dilakukan oleh pasangan calon pengantin beserta keluarganya, disebabkan karena pasangan calon pengantin terlahir sebagai anak tunggal di rumahnya masing-masing, sehingga tidak mungkin melihat bentuk perkawinan biasa.
Diungkapkan Yuda, menurut penelitian yang dilakukan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Udayana, Prof Wayan P Windia, tercatat perkawinan Pada Gelahang di Bali sudah dilakukan sejak tahun 1945 silam. “Sistem perkawinan ini sudah dikenal oleh masyarakat Bali, dan tercatat pada tahun 1945 perkawinan pada gelahang sudah dilakukan. Jadi, menurut kami karya ini juga termasuk salah satu moment untuk mengenalkan budaya warisan leluhur,” tutur Yuda.
Akan tetapi, di beberapa kalangan masyarakat Bali ada juga pasangan suami istri yang melangsungkan perkawinan Pada Gelahang karena saudara kandungnya diyakini tidak mungkin mengurus dan meneruskan warisan yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Yuda cs berharap, single tersebut bisa mewakili perasaan pendengar khususnya bagi wanita Bali yang mencari sentana dan laki-laki Bali yang tidak bersedia nyentana tapi sangat cinta pada ceweknya. “Mungkin pesan di lagu ini bisa menjadi solusinya,” ucapnya.
Adapun single tersebut juga telah dilengkapi dengan videoklip yang mengambil lokasi di Jalan Pantai Saba Gianyar. Proses pembuatan videoklip berlangsung selama 10 jam tanpa halangan berarti. JR17 juga berharap, single kali ini bisa juga dinikmati oleh semua kalangan penggemar lagu pop Bali, dan bisa memberi warna baru di blantika musik bali yang berkembang pesat di era digital saat ini. *ind
Yuda sang vokalis mengungkapkan, tema lagu ini diangkat dari kisah nyata yang ada di masyarakat. Perkawinan Pada Gelahang biasanya dilakukan oleh pasangan calon pengantin beserta keluarganya, disebabkan karena pasangan calon pengantin terlahir sebagai anak tunggal di rumahnya masing-masing, sehingga tidak mungkin melihat bentuk perkawinan biasa.
Diungkapkan Yuda, menurut penelitian yang dilakukan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Udayana, Prof Wayan P Windia, tercatat perkawinan Pada Gelahang di Bali sudah dilakukan sejak tahun 1945 silam. “Sistem perkawinan ini sudah dikenal oleh masyarakat Bali, dan tercatat pada tahun 1945 perkawinan pada gelahang sudah dilakukan. Jadi, menurut kami karya ini juga termasuk salah satu moment untuk mengenalkan budaya warisan leluhur,” tutur Yuda.
Akan tetapi, di beberapa kalangan masyarakat Bali ada juga pasangan suami istri yang melangsungkan perkawinan Pada Gelahang karena saudara kandungnya diyakini tidak mungkin mengurus dan meneruskan warisan yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Yuda cs berharap, single tersebut bisa mewakili perasaan pendengar khususnya bagi wanita Bali yang mencari sentana dan laki-laki Bali yang tidak bersedia nyentana tapi sangat cinta pada ceweknya. “Mungkin pesan di lagu ini bisa menjadi solusinya,” ucapnya.
Adapun single tersebut juga telah dilengkapi dengan videoklip yang mengambil lokasi di Jalan Pantai Saba Gianyar. Proses pembuatan videoklip berlangsung selama 10 jam tanpa halangan berarti. JR17 juga berharap, single kali ini bisa juga dinikmati oleh semua kalangan penggemar lagu pop Bali, dan bisa memberi warna baru di blantika musik bali yang berkembang pesat di era digital saat ini. *ind
Komentar