nusabali

Sampah Kiriman Mulai Kotori Pantai di Badung

  • www.nusabali.com-sampah-kiriman-mulai-kotori-pantai-di-badung

Di hari biasa sampah yang menepi di pesisir Pantai Kuta, Kedonganan, dan Jimbaran sekitar 8 truk (setara 20 ton) per hari. Kini dari tiga lokasi yang sama per hari sebanyak 62 ton sampah. 

MANGUPURA, NusaBali

Intensitas sampah kiriman yang menepi di pesisir pantai yang ada di Kabupaten Badung mulai meningkat sejak tiga hari terakhir. Adapun titik pantai yang paling terdampak oleh peningkatan sampah kiriman tersebut yaitu Pantai Kuta, Kedonganan, dan Jimbaran.

Koordinator Deteksi Evakuasi Sampah Laut (Desalut) Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung I Made Gede Dwipayana, mengakui adanya peningkatan intensitas sampah kiriman dalam tiga hari terakhir. Selama tiga hari, jumlah sampah kiriman yang menepi di pesisir barat Kabupaten Badung, terutama dari tiga lokasi dimaksud, mencapai 62 ton.

“Memang sudah mulai intens sejak hari Jumat (21/2) lalu. Sampah-sampah itu muncul di Pantai Jimbaran, Kedonganan, dan Pantai Kuta,” ucapnya, Minggu (23/2) sore.

Menurut Dwipayana, sampah tersebut terdiri dari 80 persen sampah organik berupa ranting kayu dan batang pohon, sedangkan 20 persennya berupa sampah plastik. Jika dibandingkan hari normal tanpa ada fenomena sampah kiriman, sampah yang menepi di pesisir hanya sebanyak 8 truk. Satu truk setara dengan 2,5 ton sampah. Jadi total mencapai 20 ton sampah per hari diambil dari tiga pantai tersebut. Atas hal itu pihaknya terus melakukan atensi, sebab diperkirakan sampah kiriman baru akan mulai memasuki fase puncaknya. “Kami tidak bisa memastikan kondisi ini, karena ini menyangkut alam. Apakah terus berlanjut atau tidak, tapi kami terus atensi hal ini,” kata Dwipayana.

Sementara Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung AA Gede Dalem, menerangkan bahwa kecenderungan sampah kiriman yang menepi di pesisir barat Kabupaten Badung memang bergeser. Hal tersebut diperkirakan karena faktor cuaca dan arus laut, sehingga baru dua hari ini belakangan terlihat peningkatan volume sampah yang menepi. Pihaknya sudah melakukan pemantauan sejak Jumat (21/2) lalu, utamanya ke daerah pesisir Kedonganan dan Kuta yang notabene menjadi daerah paling banyak sampah kiriman.

“Sampah kiriman yang sudah menepi didominasi ranting pohon, batang kayu, dan organik. Kalau sampah plastik tetap ada, tapi jumlahnya tidak sebanyak sampah organik,” ungkapnya sembari menerangkan sampah tersebut dievakuasi ke titik pengumpulan sementara di lokasi terdekat. *dar

Komentar